Part 32

34 1 0
                                    

Keberangkatanku ke London tinggal beberapa jam lagi. Mumsy dan Da' tidak mengantarku ke bandara seperti yang mereka lakukan bertahun-tahun lalu. Karna sekarang aku tidak pergi untuk belajar. Aku pergi hanya untuk pekerjaan, hanya seminggu.

Aku membawa beberapa sd card agar tidak perlu repot-repot memindahkan foto-fotoku ke laptop demi mengosongkan memori. Tinggal ganti sd card saja. Kucoba sebuah sd card, isiya beberapa file lama yang tidak berguna.

Di bandara, sambil memakan beberapa kentang goreng, aku mengotak-atik isi sd card itu. Ada beberapa lagu yang populer beberapa tahun lalu, tapi sudah tidak pernah disebut-sebut lagi jaman sekarang.

Ada beberapa foto lamaku yang culun. Foto-foto ketika rambutku masih pas di bawah telinga, ketika senyumku masih selebar yang dulu. Well, sekarang masih sama lebarnya juga sih. Ada seorang cowok dalam foto-fotoku, ia tersenyum tipis dan sedikit terkejut, sambil mengangkat sebuah kardus di sebelah mobil box.

Daniel. Lagi-lagi Daniel.                                                                            

Kupikir, ia pasti sudah pergi jauh dan sedang menikmati hidup barunya. Bersama seorang cewek, atau mungkin sudah menikah, atau mungkin masih playboy. Ia sudah mengikhlaskan Ben. Dan aku hanya seorang cewek that he used to know. Yang dulunya ia kenal. Kehidupan baru tanpa hal-hal berbau Ben telah membuatnya sembuh, aku berpikir ia pasti lupa pernah mencoba bunuh diri. Dan kehidupan barunya membuatnya lupa pada yang lama. Kuyakin Craig juga tidak pernah mendapat info terbaru tentang Dan.

Itulah yang membuatku menyerah.

Pesawat pun pergi, mengantarku ke London untuk seminggu penuh.

Our Spotless Mind (Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now