Part 27

65 2 0
                                    

Dokter bilang, sedih yang luar biasa dan bahkan berlebihan, membuatnya tertekan dan depresi. Depresi menimbulkan penyakit COD, semacam anxiety. Juga penyakit lainnya. Karna lama tidak dihandle, Dan memepercayai suara-suara mengerikan dari kepalanya sendiri, lalu melompat dari atap rumah. Ia selamat, setidaknya,  untuk saat ini.

Yeah selama ini aku hanya melihatnya lewat layar laptop, apa yang kutahu tentang rasa sakitnya? Tapi sekarang, di sini, segalanya terbuka.

Saat akhirnya para dokter meyakinkan keluarga McCowell bahwa satu-satunya cara menyembuhkan Dan adalah menjauhkannya dari segala hal berbau Benedict McCowell, keluarga ramah itu melakukannya. Terasa berat bagi mereka, karna mereka menyayangi anak adopsi satu-satunya itu. Dapat kulihat Francisca merasa kehilangan seorang saudara lelaki lagi, walau secara ilmiah mereka hanya teman, bukan saudara sesungguhnya.

Kehilangan. Inikah kehilangan? Kehilangan yang sesungguhnya. Kau merasa depresi dan membayangi dirimu yang bersalah. Kehilangan dia, kehilangan diri kita juga. Kehilangan. Inikah kehilangan?

Jadi, inilah aku, membantu keluarga McCowell menaruh barang-barang Dan ke mobil. Kenangan akan hal itu adalah tanganku yang bergetar ketika menaruh barangnya ke mobil bak, barang itu terlepas dari tanganku dan Daniel mengambilnya dengan hati-hati. Saat itu, matahari bersinar terang di atas kami. Hari itu, hari terakhirku bertemu Daniel. Saat itu, ingin kuutaraan perasaanku padanya. Namun tidak, aku tidak mau ia memikirkan betapa rindunya diriku akan ia nantinya. Tidak mau membebani pikirannya lagi.

aneh, bukan? aku jatuh cinta pada lelaki yang dulunya bukan tipeku samasekali. aku menerima dirinya apa adanya, kenakalannya dan sikap playboy itu. aku menerimanya, merasa frustasi karna aku ingin ia menerimaku juga. dan itulah cinta.

Jadi, tak ada yang kulakukan kecuali mengangkat telepon genggamku ke arahnya. Sebuah foto--Daniel berdiri di samping mobil bak, tersenyum cepat ke arah kamera yang tidak ia prediksi. Ini bisa jadi hal yang paling sekaligus yang paling buruk dalam hidupku. Entahlah, aku tidak mau menghitung hari ini dalam kalender hidupku.

Karna Daniel meninggalkan London untuk 2 tahun ke depan, kata dokternya. Dan dia tidak boleh berhubungan dengan kenangan sekecil apapun tentang Ben hingga 2 tahun. Termasuk kawan-kawan yang bida megingatkannya pada sahabat sejatinya itu. Itulah penyembuhannya, pengalihan untuk sementara hingga ia tidak begitu sedih lagi, hingga ia dapat menerima kenyataan Ben meninggal bukan karna dirinya.

Dia tidak diperbolehkan membawa foto-foto Ben atau barang permberiannya, atau pun hanya mengingat ultahnya. Tidak diperbolehkan. Tentang berkontak denganku, tidak perlu dipertanyakan lagi. Satu-satunya topik serius kami adalah Ben, dan kami bertemu karna Ben. Aku bisa saja membuat keadaan tambah buruk.

Jika aku dapat tidur 2 tahun lamanya, hingga aku tidak perlu tahu rasanya menunggu terlalu lama, akan kuambil kesempatan itu.

Selagi ia masuk ke mobilnya, kupikir tak seorang pun dapat menghancurkan hatiku menjadi pecahan kecil lagi. Aku belum mengutarakan perasaan yang nyata. Tapi, apa yang bisa kulakukan? Ia pergi. Kesedihan sungguh memisahkan kami berdua. Memisahkan kami berdua. Dia pergi untuk 2 tahun. Saat mobilnya berjalan, kuingin melambaikan tanganku--bukan untuk berkata goodbye. Ada dorongan bahwa aku harus mengatakannya, perasaanku, setidaknya katakan saja. Aku berpikir jika cinta dapat jadi penyembuh yang lebih baik dari apapun, apa lebih baik ia mengatahui perasaan ini? Namun yang kulakukan hanyalah, terpaku bagai patung di pinggir jalan, menyaksikan Dan pergi untuk 2 tahun lamanya. Aku terpaku pada bayangannya yang menghilang perlahan, lalu membandingkannya dengan bayanganku, seakan bayanganku dapat mengungkapkannya. 

Our Spotless Mind (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang