Part 21

47 1 0
                                    

Daniel datang 20 menit kemudian. Kusambut ia dengan pertanyaan, "Kamu dari mana tadi?"

"Suatu tempat"

"Dengan cewek-cewek?"

"Bersama Craig" dia masih ngos-ngosan, duduk di sebelahku. "Dan Craig bukan cewek" kita tertawa bersama.

"So, ada apa?" Dia membaca raut wajahku yang tampak sedu.

"It's Mary. Aku baru saja mengakhiri persahabatanku dengan cowok lucu bernama Moris, dia itu kawan terdekatku setelah kau dan Charlotte, dan juga Mary. Tapi Mary tidak ada di friend listku lagi"

Ada jeda diantara kami.

"Dia itu menyebalkan, kau tahu?! She's like shit. Kata-kataku kasar, ya? Maaf, aku sedang membara. Dia mengakhiri persahabatan kami juga, hanya karna jelous nggak jelas! Masuk akal nggak sih?" Sense?"

"Kamu nggak begitu kan?"

"Yeah aku nggak begitu dan aku tidak selingkuh di belakangnya"

Kemudian aku menangis. Aku benr-benar menangis. Aku tidak suka Moris, tentu saja, tapi teringat saat-saat kami mengobrol tentang film dan tertawa bersama, saat-saat ia curhat tentang Mary dan segalanya. Kehilangan teman itu rasanya seperti shit.

"Aku juga sedih tentang itu, tapi...." Lanjut Daniel, "Bagaimana bisa kau bisa hancur banget cuman gara-gara itu?"

"Apa?"

"maksudku, lihatlah sekitarmu" katanya, berdiri dan mengangkat tangannya bagai sedang pidato. "Ada banyak hal lain yang masih dapat membuatmu bahagia. Kalau kau benci Mary, oke, aku tidak akan menyalahkanmu, dan soal Moris, kupikir emang tak ada lagi yang dapat kaulakukan tentang itu kecuali elepasnya, atau kalau kau berani, tetap berteman dengannya dan melawan Mary"

Aku mengangguk tanda setuju. Kusambut uluran tangannya, dan ketika sudah berdiri tegak, kusadar aku berada di tempat paling tinggi di London--karna apartemen ini berada di kawasan city boys alias orang-orang kaya di London. Gedungnya tinggi-tinggi. Dan mengajakku melengkapi list-ku lagi, "Mau nyanyi?"

"Aku ingin bernyanyi untuk Ben"

"Apa lagunya?"

Kataku, "I let you go"

Before I let you go
I want to say I love you
I hope that you're listenin'
'coz it's true, baby, oh yeah
You'll be forever in my heart

Our Spotless Mind (Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now