part 4

11.1K 549 14
                                    

Happy reading:)




Mereka memasuki kelas XI Mipa 1. Dikelas sudah ramai dengan siswa siswi yang sekelas dengan mereka.  Dara dkk serta revan dan vanya menuju bangku mereka masing masing.  Dara duduk dengan reina sedang kan ella duduk dengan salah satu siswi dikelas mereka. Kemudian ada teriakan dari luar kelas yang menyita perhatian mereka.

" hai guys! rafa cam bek nihh " teriak rafa dari luar kelas dengan arkan di belakangnya yang sibuk menutup kedua telinganya.
RAFAEL ABIMANYU MAHESTRA sahabat revan yang paling pecicilan diantara mereka bertiga.

" ehh tuyul afrika!!  Lo bisa gak sihh 1 Hari aja jangan berisik" ucap ella dengan sedikit berteriak.

" yee si nenek gayung.. Suka suka gw dong mulut mulut gw emng masalah buat lo?!" sarkas rafa

" ya masalah lahh.. Telinga gw yang jadi korban setan!! " balas ella.

" yee suka suka gw lah.. Bebeb dara gw aja gak komplin kok lo yang banyak bacot hah! " ucap rafa yang tak mau kalah.  Dan mendapat tatapan tajam dari revan.

" lo raf udah tau ada pawangnya masih aj lo nyari masalah" ucap arkan yang sedari tadi diam dan bersuara setelah melihat tatapan revan kepada rafa.

" hehe" cengir rafa
" lagian nihh yaa revan kan udah sama vanya mending dara buat gw aja.. Sayang kalo princessnya sekolah dianggurin" ucap rafa dengan segala keberaniannya seraya melirik revan dan vanya sekilas. Memang revan dan vanya duduk 1 meja.

Ucapan rafa barusan sukses membuat dara dan revan melihat ke arah rafa dara dengan tatapan biasanya dan revan dengan tatapan mautnya untuk rafa. 
Rafa hanya memberikan cengirannya lagi.  Kemudian rafa dan arkan berjalan ke meja mereka dibelakang revan dan vanya sedangkan dara duduk disebelah meja revan bersama dengan reina, dan ella dibelakang meja dara bersama 1 siswi yang bernama ira.

Kelas kembali hening, sesekali revan melihat ke arah dara yang sibuk membaca buku tanpa melihat sekelilingnya. Dara yang merasa diperhatikan pun melihat keadaan dan tepat.. Manik mata dara bertemu dengan manik mata revan yang sedang manatap dara lekat.l setelah cukup lama akhirnya kontak mata itu berhenti karena ucapan seseorang yang memasuki kelas.

" selamat pagi anak anak" sapa pak didi guru matematika mereka sekaligus wali kelas mereka. Pak didi adalah salah satu guru yang terkenal galak namun dia bukanlah guru bk di AHS.

" pagi pak"

" baiklah sebelum kita memulai pelajaran ada yang mau bapak sampaikan kepada Dara. " ucap pak didi.
Dara yang merasa namanya dipanggil langsung mendongak menatap pak didi.

" dara kamu akan mewakili AHS mengikuti olimpiade internasional bulan depan" ucap pak didi

"emm gimana ya pak.. Saya gak usah ikut deh pak" ucap dara memelas. Dia sebenarnya malas untuk mengikuti olimpiade itu lagi.

" bapak tidak menerima penolakan dara.  Pak adnan yang menyuruh kamu untuk ikut dan kamu tidak mungkin bisa membantah keputusan papa kamu" ucap pak didi sambil tersenyum.

" huhh iya deh pak saya ikut. " dara hanya bisa pasrah jika sudah menyangkut papanya, karena dara tidak bisa membantah keputusan papanya itu.

" ya sudah nanti saya beritahu lagi,. Sekarang kita lanjutkan pembelajaran" ucak pak didi dan pelajaran pun dimulai...

***

Kring kring kring

Bunyi bel istirahat menggema di seluruh penjuru AHS. Setelah pak didi keluar dari kelas XI mipa 1 semua siswa dan siswi pun berhamburan keluar kelas. Kini tinggal lah dara dkk revan dkk dan vanya di dalam kelas.

" ra kantin yuk " ajak ella

" iya nihh cacing gw minta di isi" sahut reina

" y udah ayoo" sahut dara seraya berdiri dari duduknya.  Baru selangkah ada suara yang menghentikan langkah mereka

" ra aku nganter vanya ke perpus dulu ya" ucap revan saat melihat dara ingin meninggalkan kelas.  Disampingnya ada vanya yang memegang lengan kirinya. 
Dara memutar sedikit badannya menghadap revan. Dara hanya membalas dengan senyum paksa nya.

" ya elahh ke perpus doang minta dianterin PACAR orang.  manja banget sih " ucap ella dengan sengaja menekankan kata pacar dan melirik vanya dan revan sinis.

" lo apa apan sihh el. Wajar dong gw nganterin vanya dia kan sahabat gw" balas revan.  Dara hanya diam menatap mereka dia terlalu malas untuk ikut berdebat.  Sedangkan vanya hanya menunduk dengan muka yang ingin ella tonjok.  Sungguh vanya ini pintar sekali bersandiwara.

" ya terus dara lo anggep apa?!  Pacar rasa sahabat?!  Hah!!  Sedangkan vanya lo anggap sahabat rasa pacar gitu?!! " kini reina ikut menyahuti dengan sedikit bentakan.  Revan yang mendengar itu  langsung tersulut emosi. saat ingin menyahuti ucapan reina dara lebih dulu menjawab.

" udah na.. Katanya mau ke kantin ayo ke kantin!. Gw lagi males buat dengerin orang debat.  Kita ke kantin sekarang!.  Dan revan kamu anterin vanya aja aku ke kantin bareng mereka aja" ucap dari dan langsung menarik tangan kedua sahabatnya itu.
Sedangkan arkan dan rafa hanya menatap revan sambil menggelengkan kepalanya, tak lama setelah itu mereka menyusul dara dkk dan meninggalkan revan dan vanya yang masih diam dikelas.

" emm van diemin aja gk usah diladenin ya" ucap vanya selembut mungkin dengan muka sok imut yang siap untuk direbus dengan air mendidih.

" ya udah yuk sekarang gw anter lo ke perpus abis itu kita makan dikantin,  lo jangan tanggepin ucapan mereka ya" ucap revan sambil mengelus lembut rambut vanya.  Mereka kemudian meninggalkan kelas menuju ke perpustakaan.

***

Sedangkan di kantin dara dkk ditambah arkan dan rafa duduk dimeja tengah tengah kantin.

" gw itu bener bener muak tau gak liat tampang sok imut nya vanya! " ucap ella dengan wajah menahan marah.

" sama..uhh rasanya pengen gw mutilasi tu orang trus gw cincang dagingnya" timpal reina

" udahlah ngapain kalian yang ribet sihh..gw aja gk masalah" ucap dara yang sudah jengah dengan gerutuan dari kedua sahabatnya ini.  Meskipun di dalam Hatinya dara sangat tersiksa karena revan selalu mementingkan vanya daripada dirinya.

" ra lo knp diem aja sihh tadi?.. Knp lo gk larang aja revan nganterin vanya? " tanya arkan yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka.

" iya bebeb dara..nihh ya kalo revan udah sama vanya mending bebeb dara sama babang rafa aja" ucap rafa sambil menyisir rambutnya menggunakan tangannya. 

" elo lagi!..emng lo pikir dara mau sama pantat wajan kyk lo" ucap arkan sambil menjitak kepala rafa.

" ehh gini gini gw juga gk kalah ganteng sama revan yaa.. Ya mendingan gw dong yang sudah jelas terbukti kesetiaannya" balas rafa yang tak ingin kalah

" udah lo berdua diem!..dara gak akan mau sama lo raf.. Gw aja gk mau sama lo apalagi dara yang notabennya princessnya sekolah" ucap ella

" yee.. Gw juga ogah sama nenek gayung kayak lo.. Gw mahh setia menunggu bebeb dara.. Ntar klo mereka berdua putus gw yang paling pertama daftar jadi calon imam nya dara" balas rafa

" iyuhh lo tuhh muka kayak panci item aja belagu lo" sarkas ella

" lo upil dugong" balas rafa

" lo tai ayam"

" lo kutu rambut"

" semvak miper"

"batu kali"

"pantat gajah"

"pantat go.. "

" diemm deh capek gw dengerin ocehan kalian!!" ucap dara sambil menatap tajam ke arah rafa serta ella.

" hehee.. "cengir keduanya

" gara gara lo berdua dara jadi marah! mamam tuhh!" semprot reina

Mereka kemudian melanjutkan makan mereka dengan hening kembali. Di pintu kantin masuk lah laki laki dan perempuan.  Banyak bisikan bisikan yang terdengar..














------------------------------

I Give UpWhere stories live. Discover now