part 55

18.7K 651 25
                                    

Happy reading:)

Sampai didalam ruangan tersebut. Alfin berjalan menghampiri dara. Dokter yg ada disana pun menyingkir.

Hati alfin sakit,  melihat keadaan dara yg sangat lemah. Wajah pucat.

"raa.. " panggil alfin lirih sembari menggenggam tangan dara.

Dara membuka matanya kemudian menoleh kearah alfin. Berusaha untuk tersenyum meski saat ini dara mati matian menahan sakit.

"al.. " lirihnya.

"gw disini.. Bertahan yaa!  Gw sayang sama lo ra.. Kita semua nungguin lo" ucap alfin. Air matanya perlahan menetes saat melihat kondisi dara.

" jangan nangis.. Gw.. Gak suka liat lo sedih.. " ucap dara pelan.

Alfin menatap dara kemudian menghapus air matanya. " lo janji yaa harus sembuh.. Gw gk akan nangis lagi kok" ucapnya.

Dara tersenyum tipis. " tolong panggilin ella sama reina yaa" pinta dara.

Alfin mengangguk kemudian bangkit dan memanggil ella dan reina.

Kini didalam ruangan itu sudah ada reina dan juga ella. Mereka berdua sudah menangis saat pertama memasuki ruangan.
" jangan nangis.. " ucap dara pelan.

" hiks.. Gw gk akan nangis.. Hiks.. Tapi lo harus.. Hiks.. Sembuh. " ucap ella sesenggukan. Sedangkan reina menatap dara sendu. Namun air matanya juga mengalir.

" gw gk akan kemana mana.. Jangan sedih.. " ucap dara. Kedua sahabatnya langsung memeluk dara.

"jangan.. Tinggalin hiks.. Kita" isakan reina akhirnya lolos. Sedangkan dara hanya tersenyum tipis melihat kedua sahabatnya. Entah apa yg akan terjadi nanti, namun dara hanya ingin mereka tidak bersedih.

" tolong.. Panggilin arkan sama rafa. " ucap dara. Ella dan reina mengangguk. Kemudian berlalu memanggil arkan dan rafa.
.
.

Diluar ruangan masih ada rafa, arkan dan juga alfin termasuk rehan dan eva. Wajah mereka sangat gelisah.
Pintu terbuka, menampilkan ella dan reina dengan mata sembab.

" dara gpp kan?! " tanya arkan gusar.

Reina dan ella menggeleng pelan. " dara minta lo berdua masuk! " ucap ella menatap rafa dan arkan.

Seolah mengerti rafa dan arkan pun berjalan memasuki ruangan dara.

"raa.. " lirih arkan dan rafa saat melihat dara terbaring dibrankar.

Dara menoleh kemudian tersenyum tipis. " sini.. " ucapnya. Arkan dan rafa mendekat.

" jangan gini.. Jangan buat kita khawatir. Lo harus sembuh" ucap arkan. Air matanya menggenang dipelupuk matanya, namun dia berusaha tegar.

" raa bertahan yaa.. Gw janji dehh gk akan ganggu lo,, asalkan lo bertahan" ucap rafa.

Dara terkekeh pelan, namun itu membuat hati arkan dan rafa teriris.

" gw gk akan kemana mana.. Jangan sedih yaa. Gw sayang kalian semua. " ucap dara dengan senyuman tipis.

" gw boleh minta sesuatu? " tanya dara. Arkan dan rafa mengangguk pertanda mengiyakan.

" jangan benci revan ya.. Gw titip revan sama kalian.. Gw tau kalian adalah sahabat terbaiknya revan. Apapun kesalahan revan, dia tetap sahabat kalian. Tolong luruskan semua masalah yg ada. " ucap dara lirih sesekali dia memejamkan matanya.

Arkan dan rafa saling tatap. " kita gk akan benci sama revan. Tapi lo harus sembuh ya.. " ucap arkan.

Dara hanya menanggapinya dengan tersenyum.

" tolong panggilin bunda sama ayah.. " pinta dara. Mereka mengangguk. Sebelum pergi arkan mengelus rambut dara.
.
.

Arkan dan rafa keluar ruangan. Membuat mereka yg diluar berdiri.

" om.. Tante. Dara pengen ketemu kalian. " ucap arkan.

Rehan dan eva mengangguk dan memasuki ruangan. Sesampainya didalam, eva kembali menangis saat melihat keadaan dara. Mereka berdua menghampiri dara.

" hai sayang.. " sapa rehan sambil tersenyum. Dia berusaha untuk tidak menangis karena tak ingin dara bersedih melihatnya.

" bunda.. Ayah. " lirih dara.

" yaa sayang.. Bunda sama ayah disini. " ucap eva sembari mengelus rambut dara.

Dara tersenyum kearah mereka. " maafin dara ya.. Karena ngecewain kalian. " ucapnya.

Rehan dan eva menggeleng. " gk syang. Kamu gk pernah ngecewain kami.bunda sama ayah sayang sama kamu. " ucap eva.

Rehan mengangguk pertanda menyetujui ucapan istrinya. " apa yg bunda bilang itu benar. Kamu gk pernah mengecewakan. Seharusnya ayah sama bunda yg minta maaf. Karena revan kamu jadi kayak gini" ucap rehan penuh sesal.

Dara menggeleng pelan. " ini bukan sepenuhnya salah revan... Dara berusaha untuk ngertiin posisi revan. Maaf.. Karena gk bisa pertahanin hubungan itu.. Dara gk mungkin bisa untuk memaksakan semuanya.. Revan berhak mencari kebahagiannya. " ucap dara lirih. Air matanya menetes.

Rehan dan eva yg mendengar itu merasa bersalah. Mereka merasa gagal menjaga dara. Bahkan anak mereka sendiri yg menyakiti dara.

" dara boleh minta sesuatu? " tanya dara pelan.

Rehan dan eva mengangguk. " boleh.. Dara mau apa sayang? " tanya rehan lembut.

" tolong lurusin semua masalah yg ada. Dara tau ayah udah tau semuanya. Apapun yg terjadi sama dara. Dara titip semua peninggalan papa. Jika nanti dara pergi.. Dara minta kalian gk bersedih. " ucap dara lirih.

Rehan dan eva menggeleng kuat.

" dara gk akan kemana mana.. Dara pasti sembuh.. Ayah minta dara bertahan ya" ucap rehan.

Dara hanya tersenyum tipis. Tak Lama terdengar bunyi nyaring...

Tit!  Tit!  Tiiitttttt

"  dara?  Dara sayang!!  DARA!!!  BANGUNN SAYANG!! " teriak eva histeris sembari mengguncang tubuh dara.
Rehan sibuk memencet tombol berharap dokter segera datang.  Tak lama dokter pun datang.

" maaf tuan nyonya.. Harap tunggu diluar" ucap dokter tersebut.

"enggak!!  Saya mau nemenin putri saya!!! " teriak eva..

Rehan memegang bahu eva.. " udahh.. Kita keluar ya" ucap rehan.

Diluar ruangan semuanya terlihat panik. Rehan dan eva keluar dengan keadaan eva yg terus menangis.

" om..tante!  Dara knp?!  Tadi bunyi apa?! " tanya alfin panik.

Rehan hanya menggeleng dengan wajah sulit diartikan.

" om!  Alfin tanya dara knp?! Dia gpp kan! " tanya alfin.

" kita doakan yg terbaik untuk dara. Semoga dia baik baik aja" ucap rehan.

Alfin mengusap wajahnya kasar.

"tuhann.. Alfin mohon jaga dara. Jangan ambil dara.. " batinnya.

30 menit kemudian.

Dokter keluar dari ruangan. Membuat yg lainnya bangkit.

"gimana dok?!  Dara baik baik aja kan?! " tanya alfin.

Dokter tersebut menghembuskan nafasnya. Kemudian menatap semua orang.

"maaf.. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun nona dara tidak bisa diselamatkan.. Nona dara dinyatakan meninggal dunia. " ucap dokter tersebut.

Deg!  Deg!

I Give UpWhere stories live. Discover now