part 35

7.8K 311 1
                                    

Happy reading:)

Pagi yg cerah, matahari sudah menunjukkan keindahannya. Seorang gadis tidur dengan keadaan mata yg sembab dan msmeluk sebuah bingkai foto.

Sinar matahari menerpa wajahnya melalui celah jendela, membuat gadis tersebut terusik. Ia perlahan membuka matanya untuk menyesuaikan cahaya.

Dara merubah posisinya menjadi duduk. Tangannya masih memegang sebuah bingkai foto kedua orang tuanya itu. Menatap foto tersebut dan mengusap lembuat wajah wajah yg ada disana.

Kedua sudut bibir dara terangkat membentuk senyuman, namun air matanya kembali menggenang di pelupuk mata.

" ma.. Pa.  Dara kangen kalian" lirihnya.

Dara mengusap air matanya, kemudian menaruh bingkai foto tersebut di atas nakas samping tempat tidurnya.

Saat hendak berdiri, tiba tiba rasa pusing menjalar di kepalanya. Membuat dara kembali terduduk dikasur dan memegang kepalanya.

"awwwssh... " rintihnya.

Sakit.. Sangat sakit. Itu yg dirasakan dara.

" tuhann.. Jangan sekarang. Aku mohon" lirihnya dengan masih memegangi kepalanya.

Dia berusaha sekuat mungkin untuk berdiri. Berusaha untuk terlihat baik baik saja. Beberapa saat, sakit kepala itu sudah sedikit menghilang.

***

Sedangkan di ruang santai dekat dapur. Terdapat beberapa orang.  Diruang santai ada rehan, arkan, rafa dan juga revan. Namun sepertinya mereka hanya menghabiskan waktu dengan kesunyian.

Dan di dapur ada eva, ella dan juga reina. Mereka sedang menyiapkan sarapan. Mereka semua menginap di mansion dara, sedangkan vanya sudah pulang dengan diantar supir kemarin malam.

Eva berjalan keruang santai bersama ella dan juga reina.

" dara belum bangun? " tanya eva.

" biar arkan yg bangunin dara tan" ucap arkan seraya bangkit dari duduknya, namun ditahan oleh revan.

"gw pacarnya!  Gw yg berhak atas dia!! " ucap revan datar.

Arkan tersenyum miring. "pacar yg ninggalin dia demi cewek lain?! "ucapnya sinis.

Tangan revan terkepal kuat. Dia menatap arkan tajam namun arkan juga menatap revan tak kalah tajam.

" lo berdua diem!  Nohh dara udah kesini" ucap rafa sambil menunjuk dara yg menuruni tangga sembari memegang kepalanya.

Semuanya akhirnya berjalan menghampiri dara.

Sedangkan dara. Berjalan menuruni tangga dengan memegangi kepalanya. Tak jarang bibisnya mengeluarkan ringisan ringisan kecil. Wajahnya sangat pucat.

Saat anak tangga terakhir bertepatan dengan datangnya yg lainnya. Tubuh dara linglung namun berhasil didekap oleh arkan.

" raa.. Hei! Lo gpp kan? " tanya arkan.  Dara berusaha untuk berdiri sempurna.

" gw gpp kok" ucapnya berusaha tersenyum dengan wajah yg sudah sangat pucat.

Eva menghampiri dara dengan raut wajah khawatir. " astaga sayang.. Muka kamu pucat banget. Kamu sakit? " tanya eva.

" iya raa.. Muka lo pucat banget. " sambung reina.

Sesuatu mangalir dari hidung dara membuat semua yg ada disana melototkan matanya.

" dara!!! Lo mimisan!! " pekik ella.

Dara masih bisa msndengar suara ella sebelum akhirnya tubuhnya ambruk dan ditangkap oleh arkan.

"dara?!! "pekik yg lainnya. Semuanya menghampiri dara.

" awass!!  Dara biar gw yg bawa! " ucap revan kepada arkan.

" biar gw. Lo pacar yg gk berguna! " sahut arkan.

" lo semua jangan banyak bacot!!  Liat kondisi dara!!! "bentak rafa.

Akhirnya revan yg menggendong dara. Mereka semua menuju rumah sakit.

***

Sesampainya dirumah sakit revan berteriak.

" dokter!!!  Suster!!!  Cepet woyyy!!  " teriak revan.

Kebetulan saat itu dokter raka.dokter yg menangani dara berjalan ke arah mereka.

" dara knp?! " paniknya

Semua orang menatap bingung. Namun mereka mengurungkan niat untuk bertanya karna saat ini keadaan dara jauh lebih penting.

" jangan banyak tanya!!  Cepet tanganin dara!! " ucap revan tajam.

" ikut saya" ucap dokter raka. Mereka semua akhirnya membawa dara ke UGD.

Saat revan ingin ikut masuk raka melarangnya.

" tolong kalian semua tunggu diluar.  Biar kami yg akan menangani pasien" ucap raka.

Revan menatap teajam raka. " jangan larang gw!!  Gw pacarnya. Gw mau masuk! " ucapnya tajam.

" tolong tunggu diluar. Jangan memperlambat penanganan kami terhadap pasien" ucap raka datar.

"revan!!  Duduk! " titah rehan dingin.
Akhirnya revan menurut dan berdiri mondar mandir di depan ryuangan tersebut.

***

Raka keluar dari ruangan setelah memeriksa keadaan dara. Semua orang yg berada diluar berdiri dan menghampiri dokter raka.

" gimana keadaan dara?! " tanya revan.

" dara baik baik aja kan dok? " tanya eva

" dara baik baik saja. Dia hanya kelelahan dan banyak pikiran.  Tapi saya sudah memberikan vitamin dan obat untuk dara. Dia bisa pulang setelah infusnya habis. " jelas raka.

Mereka semua bernafas lega, kecuali satu orang. Orang itu menatap curiga raka.

" apakah kami boleh melihatnya? " tanya rehan.

" silahkan. Kalau begitu saya permisi dulu" pamit raka.

" terima kasih dok" ucap eva yg hanya di angguki raka. Mereka semua memasuki ruangan kecuali satu orang yg mengikuti raka.















----------------------------













I Give UpWhere stories live. Discover now