Eleven : Foto Evelyn

22.8K 2K 14
                                    

Eleven : Foto Evelyn





      Kak Irene menatapku penuh tanda tanya. Kedua tangannya dilipat di depan dada. Lagaknya sudah seperti orangtua yang sedang menginterogasi anaknya karena ketahuan bolos.

Dan aku hanya bisa merutuki diri karena beberapa menit lalu dengan sialnya ketahuan turun dari motor besar Arga di depan hotel tadi.

Ya, Kak Irene berhasil memergokiku. Kabar baiknya, untungnya ia sedang berjalan sendirian.

Jadi untuk sementara ini, tidak masalah.

Tarik nafas.... buang....

"So.... what happen to you and Arga?" Tanya Kak Irene begitu aku menjatuhkan diri diatas sofa kamar hotel. Miya kini sedang berenang di luar. Jadi hanya tinggal aku dan Kak Irene.

Aku menggeleng. "Nothing. Cuma gak sengaja ketemu aja makanya aku jadi bareng Arga," aku menggidikan bahu, mencoba bersikap santai.

"Oh yah? Karena setahu gue seorang Ceisya gak bakal pernah say yes kalau ditawarin tumpangan especially ini adalah Arga," Kak Irene mengangkat satu alisnya, kemudian seakan sadar sesuatu ia tiba-tiba mengangkat sebelah tangannya. Menginterupsiku lagi sebelum aku menjawab.

"Wait... dan kenapa, kalian baru datang larut malam gini padahal Kak Gyuma udah pulang sejak satu jam lalu,"

Aku menggigit bawah bibir. "Itu karena motor si Arga tadi tiba-tiba aja mogok. Makanya gue bantu dia dorong motor--"

"Excuse me?" Kak Irene buru-buru memotong.  "Lo? Mau bantu dorong motor sama orang yang lo bilang musuh hidup? Lo kesambet jin mana Sya?" Tanyanya dengan nada histeris.

Aku mendengus. "Udah deh jangan lebay. Ini tuh juga pure gak sengaja, awas kalo kak Irene nyebar gosip macam-macam kaya Mbak Ayu!" Ancamku padanya.

Kak Irene tersenyum. "Gak usah gue sebar nanti pagi juga satu hotel udah tau, Sya," katanya membuat mataku melotot.

Aku buru-buru bangkit dari sofa. Menatap Kak Irene heran yang dibalas tatapan mengerling padaku. "Ini jas punya siapa?" Kak Irene menunjuk jas hitam Arga yang masih ku kenakkan.

"Arga," jawabku jujur.

Kak Irene kemudian mengangguk. "Exactly, lo udah tau tuh jawabannya." katanya membuat kerja otakku mendadak blank sempat berhenti berkerja.

Walau sedetik kemudian mataku melotot. Persis seakan baru saja dikutuk ibu malin kundang, tubuhku tiba-tiba membatu, aku baru menyadarinya sekarang.

"Jangan bilang semua orang udah tau?" Ciutku, berharap bahwa ini semua hanya mimpi.

Oh tuhan...

Tolong bangunkan aku!

Kak Irene tertawa. "Of course they know. Lo pake jas hitam mahalnya Pak Arga dari pintu masuk hotel sampai ke kamar. Lo lagi pamer? Apalagi...." Kak Irene memajukan wajahnya. Membisikkan sesuatu menambahkan efek kesan merinding pada tubuhku.

"Evelyn sahabat lo itu upload foto Arga dan Ceisya menghadiri pernikahannya berdua. Selamat... gue rasa sekarang gak cuma orang hotel, tapi hampir satu Indonesia juga mulai tau," kata Kak Irene terbahak sambil menepuk-nepuk pundakku.

Tubuhku melemas. Jiwaku terbang hilang entah kemana. Dan aku yakin wajahku sekarang pucat pasi.

Oh tidak. Bagaimana aku menghadapi dunia untuk esok hari?!

Kak Irene tertawa. "It's okay... kalian berdua kelihatan serasi kok."

Aku tersedak. Mendengar kata serasi yang masuk kedalam pendengaran telingaku membuat perutku reflek terasa mual.

Karena Piknik Kilat  ✔ (SELESAI)Where stories live. Discover now