Nineteen : Reveal

17.8K 1.8K 33
                                    

Nineteen : Reveal





      "Jadi lo sekarang di tim mana Sya?" Tanya Andy duduk di bangku tangga stadiun untuk menonton American Football bersama Ceisya berdua.

"Maksud kamu?" Tanya Ceisya tak paham.

"Oh come on. I know the reason why you came here. Lo dapat 3 undangan dari 3 cowok sekaligus kan?" Andy memainkan alisnya mengerling.

Ceisya mendengus pelan. "Dan semuanya berada di tim yang sama, sekolah kita bukan? Jadi kalau maksud pertanyaan kamu adalah aku mendukung tim siapa, jelas sekolah kita." Ceisya mengangkat bahunya enteng.

"Kamu jelas selalu punya cara berbeda dalam mengartikan pertanyaan menjebak Ceisya. Aku rasa itu kenapa mereka menyukaimu. Bukan Evelyn." Kata Andy tertawa. "Tapi kamu tau jelas maksudku." Lanjutnya menyenggol lengan Ceisya memberi kode membuat gadis itu mendecak.

"Apa? Aku gak paham," kata Ceisya memajukan bibir bawahnya.

Andy mengulum bibir menahan senyum. "Charlie, Thomas, kemudian Dylan. Tiga cowok most wanted sekolah kita ngajak kamu date kan? Jadi aku penasaran, di tim mana yang kamu terima ajakannya?" Kata Andy antusias. "Aku, Evelyn dan Mark bahkan sudah bertaruh lagi 10 dollar,"

Ceisya melotot. "Jangan gunakan aku sebagai taruhan kalian. Lagipula kalian buang-buang waktu untuk urusan yang aku sendiri gak urusin hal itu." Kata Ceisya bertolak pinggang.

Andy tertawa. "I know... lagipula, sejak awal sepertinya ketertarikan Dinanti Ceisya hanya pada satu orang. Pemilik julukan 'the hottest boy in this school." Andy melirik Ceisya yang langsung mengatupkan bibir. "Kamu kesini karena Arga bukan?" Tanya Andy langsung to the point.

Ceisya tersedak. "Kata siapa?! Jangan bercanda deh kamu, Andy." Ceisya langsung salah tingkah. Membuat Andy tertawa-tawa melihatnya.

"Semua orang udah tau kalian belakangan ini kelihatan dekat."

"Kapan?"  Elak Ceisya belagak tak peduli.

"Perlu aku jelaskan? Bagaimana kalian terlihat seperti melakukan permainan menarik? Awalnya memang kalian berdua terlihat saling benci, banyak berdebat, bahkan tak jarang saling melempar umpatan. Lalu tiba-tiba, boom! Kalian jadi suka mendadak terlihat kompak, makan siang bersama, bertukar playlist lagu, bahkan terakhir... duduk berdua dipinggir lapangan sambil membaca buku novel karangan penulis Indonesia. Indah sekali." Puji Andy mengerling menatap Ceisya yang semakin salah tingkah.

Ceisya mendecak. "Go away! Kamu nemenin aku kesini cuma buat ledekin aku doang kan? Harusnya aku panggil Ev aja atau Mark." Kata Ceisya membuat Andy tertawa senang.

Andy melirik, melihat sosok tegap datang melangkah mendekat membuatnya langsung reflek berdiri. "Aku beliin kamu minum dulu. Enjoy your time!" Kata Andy kemudian melangkah pergi lebih dulu.

Ceisya awalnya mengernyit bingung mendengar maksud kalimat Andy. Tapi begitu melihat seorang cowok tinggi yang tiba-tiba duduk disebelah kirinya Ceisya tersentak. Terkejut setengah mati melihat Arga tiba-tiba disana.

"Astaga! Kamu kapan datang?" Ceisya mengusap dadanya. Melihat Arga kini dengan tenangnya membuka botol minum dan menenggak air hingga setengah habis.

Ceisya mengulum bibir. Gadis itu berdehem menguasai diri agak memberi jarak antara posisi duduk keduanya.

"Kamu jadi dateng?" Tanya Arga setelah kembali menaruh botol minumnya ke dalam tas.

Karena Piknik Kilat  ✔ (SELESAI)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें