Extra Part 1 (Special Adnan Edition).

32.1K 1.6K 61
                                    

Extra Part 1 (Special Adnan Edition).



     Wajahku bertekuk kesal, melipat kedua tangan memunggungi Arga yang merapatkan bibirnya rapat menatap punggungku.

Baru 48 jam setelah pernikahan kami resmi secara sah negara dan agama. Arga sudah memberitahuku informasi yang tidak menyenangkan.

"Dinanti...." panggilnya dengan suara mengayun. "Kamu bilang kamu gak mau aku jadi pengangguran."

"Ya tapi gak mendadak gini juga dong Ga!" Sahutku langsung membuat Arga kembali mingkem.

Arga manggut-manggut. "Yaudah gak papa." Kata Arga dengan santai membuatku menoleh.

"Apanya yang gak papa?" Tanyaku bingung.

Arga mengangkat bahunya santai. "Gak papa aku tolak tawaran papah. Demi Dinanti aku siap ngelakuin apa aja termasuk nolak tawaran papah buat ngangkat aku jadi GM." Kata Arga membuatku langsung ketar-ketir.

Sial!

"Ck... gak gituuuu." Kini giliranku yang memasang suara mendayu.

Jiwa wanitaku jelas meronta-ronta tak bisa tinggal diam jika mendengar Arga harus menolak posisi yang bisa didapatkan karena garis keturunannya.

Kalau sampai benar Ceisya melakukan itu. Aku yakin ada yang salah dengan kewarasanku.

"Emang gak bisa diundur minggu depan? I mean... kenapa tepat after wedding day banget. Emang kamu gak bisa diangkatnya lebih lama dikit 7 hari." Kataku mencoba membujuk Arga. "Lagipula katanya kamu rehat dari segala dunia penerbangan ini. Kamu bilang ada Hari juga yang urus, can we delay just for one week?" Rayuku lagi membuat Arga mengulum bibir menahan senyumnya.

"Aku beneran bisa gila kalau denger suara kamu rayu aku gini. Kenapa gak dari dulu kita nikahnya sih Nan?" Kata Arga melenceng dari topik.

Aku menepuk bahunya keras, memasang laser tatapan menghujat pada Arga yang tertawa dengan puas.

"Kamu bisa serius gak sih?? Ini soal undur honeymoon kita loh." Kataku dengan sebal. "Masa udah harus gak jadi ke luar negeri sekarang diundur juga sih Ga... aku mau ke luar kota Ga, liburan. Emang kamu enggak mau?" Lanjutku menggoyang-goyangkan lengan Arga yang duduk disisi kananku. 

Arga tersenyum. "Aku mau dimana aja yang penting ada Dinanti. Honeymoon juga tiap malam kan-- Aww!" belum selesai Arga melanjutkan kalimatnya, aku lebih dulu menendang tulang keringnya sampai membuat laki-laki itu mengaduh sakit.

"Ngomong sekali lagi, aku beneran tinju perut kamu." Ancamku membuat Arga mencibir kecil.

"Orang aku ngomong bener kok." Katanya dengan gaya tak peduli membuatku sebal hampir ingin memakannya hidup-hidup.

Aku melirik isi rumah, tak mau sampai orang rumah mendengar perdebatan kami lagi. Setelah menikah, aku dan Arga memutuskan untuk menginap dirumah keluargaku lebih dulu sampai rumah kami yang sedang direnovasi selesai beberapa minggu lagi.

Dan selama itu, semua perhatian terutama pada mamah. Nyonya Anita-lah yang paling sering kali memergokiku saat aku sedang memukul Arga atau menyikut perutnya. Mamah bilang aku terlalu banyak melakukan kekerasan rumah tangga pada suamiku sendiri. Mamah bilang bahkan akan menuntutku kalau-kalau menemukan lebam ditubuh Arga.

Nyonya Anita jelas terlihat lebih menikmati memiliki dua putra ketimbang memperhatikan satu putri paling cantiknya.

"Aku ngomong ke Hari deh... minta tolong buat sekalian di handle buat seminggu ini yah?" Ucapku tak mau memperpanjang. Arga selalu tidak bisa serius kalau aku sudah berbicara sambil merenggut. Yang ada aku seperti anak anjing dimatanya, kalau tidak berakhir dia yang menggodaku justru aku yang tak bisa menolak.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: May 05, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Karena Piknik Kilat  ✔ (SELESAI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora