Thirty Seven : Camer (part 1)

15.8K 1.6K 17
                                    

Thirty Seven : Camer (part 1)




      Aku kini mendadak insecure. Kemampuan memasak Arga tidak main-main. Laki-laki jahil yang biasa kulihat dengan tatapan menyebalkan itu kini berubah menjadi tatapan takjub. Arga bahkan bisa menggoyang dua pan langsung sekaligus diatas kompor dengan lihai.

Fix.

Aku sekarang mengerti mengapa kini banyak laki-laki memilih untuk menjadi seorang pemasak handal. Pasti ini maksudnya bukan?

"Dinanti..."

Aku mendongak masih dengan mulut melongo menatap wajahnya.

Arga tertawa. "Kamu kalau lagi terpesona sama aku gitu jangan sampai hilang fokus dong Nan. Blender Chopper-nya mau dinyalain sampai kapan?" Kata Arga membuatku tersentak langsung tersadar begitu saja.

Arga makin puas tertawa. Laki-laki dengan apron kuning bunga-bunga milik mamahnya itu malah asik menertawaiku karena kelabakan melihat graham di dalam chopper yang masih menyala.

"Gak usah ketawa deh. Ini emang sengaja aku lamain biar bener-bener hancur." Kataku belagak sibuk sendiri.

Arga manggut-manggut. Laki-laki yang hari ini berencana memasak creamy mushroom chicken pasta itu mematikan kompornya lalu berjalan menghampiriku.

Arga berdehem, kali ini tubuh tingginya yang sering membuatku sakit leher karena selalu membuatku mendongak itu tiba-tiba menunduk. Tepat diatas bahu kananku mencoba mengintip.

"Emang rencananya kamu mau bikin apa sih Nan?" Arga bertanya penasaran.

Aku berdehem. Tak berani melirik ataupun bergerak mengingat jarak antar kami hampir membuatku khilaf lupa diri.

Jangan berpikir macam-macam dulu.

Aku justru takut tiba-tiba menaboknya mengetahui laki-laki satu ini antara modus dan polos berbeda tipis. Arga memang bukan tipe pria yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan.


Tapi permasalahannya adalah........




AKU INI DEG-DEGAN.




Bahkan sangking deg-degannya. Aku sampai tak sadar kalau ternyata jantungku mendadak bisa menari jedak-jeduk tak jelas?! Ke diskotik saja aku tak pernah, tapi kenapa irama detakannya sampai membuatku ingin lompat-lompat hingga terasa hampir meledak.

JADI AKU INI KENAPA?!!!

"Nan?!"

Aku terlonjak. Setengah mati menahan untuk tak menjerit melihat Arga dengan wajah bingungnya menatapku tepat berjarak sejengkal.

"Kamu kayaknya beneran lagi gak enak badan deh. Istirahat dulu aja yah?" Arga menarik tubuhnya. Kali ini tatapan matanya berubah menjadi khawatir.

"Aku gak papa..." kataku berdehem mencoba menguasai diri. "Lagian kamu deket-deket sih."

Kedua alis hitam Arga merapat. "Deket-deket? Emang kenapa kalau aku deket-deket kamu?" Tanyanya bingung.

"Bikin emosi." Balasku jutek. Aku belagak mencoba sibuk mengaduk heavy cream dengan campuran bahan lainnya.

"Aku bikin kamu emosi?" Arga menunjuk dirinya sendiri.

"Iya."

"Karena aku deket-deket kamu makanya kamu bisa jadi emosi?"

"I-iya," Mataku mengerjap-ngerjap. Malu mendengarnya menjabarkan semua jawabanku yang terasa payah.

Please Ceisya... Arga ini bukan laki-laki bodoh. Kenapa mendadak kamu justru jadi aneh begini?!

Karena Piknik Kilat  ✔ (SELESAI)Where stories live. Discover now