16| Jomblo Garis Keras

6.2K 540 81
                                    

Vote + Komen

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Vote + Komen.

Happy reading ❤

"Disaat otak mencoba untuk menolak. Tetapi hati masih terus berfokus pada titik yang sama. Sungguh, itu membuatku seperti orang gila."

****

Saat ini Zea sedang berada di dalam mobil, dia telah sampai di caffe Amora. Tapi dia hanya memperhatikannya dari dalam mobil dan belum masuk ke dalam caffe.

"Anjir kalo gue sampe ketemu sama si Elvan, gue harus ngomong apa nih?" Gumam Zea pelan.

"Bodo amatlah. Urat malu gue kan udah putus." Zea langsung mengambil hoodie yang ada di jok belakang dan segera memakainya, dia juga memakai masker sebagai pelangkap penyamarannya.

Tarik nafas sebentar dan.....

"Huft. Bismillah semoga semuanya aman." Zea turun dari mobilnya menuju ke dalam Caffe. Saat tiba di dalam dia langsung mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun tak kunjung menemukan orang yang dia cari.

Kok gak ada? Apa udah pergi kali ya? Batinnya.

Saat sedang asik mencari tiba-tiba ada yang tak segaja menyenggol lengannya dari belakang, membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Aw," pekik Zea pelan sambil mengelus lengannya.

"Ma-maaf mbak, gak sengaja."

WHAT?! MBAK? EMANG GUE UDAH TUA APA!

Zea langsung membalikkan tubuhnya, hendak mengeluarkan segala umpatan dari mulut manisnya ini. Namun saat tubuhnya sudah 100% berbalik, bukan umpatan yang ditampakan tapi ekspresi keterkejutan.

"Lo--,"

"Kenapa Vil?" Tanya seseorang yang baru saja datang dari arah belakang, dan langsung berdiri tepat disamping orang yang tadi tak sengaja menyenggol Zea.

"Anjim si Ano!" Umpat Zea dalam hati.

"Itu kak, tadi aku gak segaja nyenggol lengan mbak ini," jawab Vilda kepada Elvano.

Jawaban dari Vilda otomatis membuat Elvano menatap Zea. Elvano menatap Zea lama, membuat Zea langsung menundukkan kepalanya.

"Maaf ya mbak, gak segaja." Ujar Elvano.

"Ah iya mas gapapa."

"Yaudah kalo gitu makasih ya mbak. Saya duluan," pamit Elvano seraya menggandeng tangan Vilda menuju salah satu meja.

Zea mengepalkan tangannya kuat-kuat dan langsung berjalan cepat menuju keluar Caffe.

Lain dengan Elvano yang menatap kepergiannya dengan seulas senyuman.

****

Zea segera masuk ke dalam mobilnya dengan tergesa-gesa, dia langsung melepaskan masker yang tadi dia kenakan. Bibirnya tak henti-henti menggerutu.

Ketos vs WaketosHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin