05| i'm sorry Zea

8.5K 718 75
                                    

Vote dan komen jangan lupa❤

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Vote dan komen jangan lupa❤

Kalo ada typo tandain aja...

Happy reading...❤

****

Hening malam menemani Zea, suara khas dari hutan saling bersaut-sautan dipendengaran gadis itu. Malam yang gelap dan kelam saat ini menemaninya.

Entahlah apa yang dia rasakan sekarang. Gadis itu menangis sejadi-jadinya dalam keheningan. Menumpahkan sakit hatinya dan rasa kesalnya kepada seorang Elvano Pranaditya.

"Lo jahat Elvano. Gue benci lo!" Itulah kalimat yang dari tadi Zea keluarkan dari sela-sela isakannya.

"Kenapa lo tinggalin gue?" Lirih Zea semakin menjadi.

Zea terkekeh pilu saat mengingat ucapan yang belum lama Elvano katakan kepadanya.

"Gue gak bakalan ninggalin lo sendirian disini Ze, tenang aja gak usah takut."

"Pembohong," ujar Zea pelan.

Zea tidak tahu kenapa dia sangat sakit hati ketika Elvano tiba-tiba pergi meninggalkannya. Mengapa rasanya seperti ada yang menghantam hatinya? Apakah Zea menyukai Elvano?

Zea menundukan kepalanya dalam-dalam. "Gue mohon siapapun tolong gue," lirihnya dengan memohon.

"Gue takut."

"Zea?" Panggil seseorang kepada Zea.

Zea tidak menjawab panggilan orang itu. Dia takut! Sangat takut. Takut jika itu bukan manusia melainkan...

"Zea, kamu gapapa?" Ujar orang itu kembali, seraya memegang bahu Zea yang bergetar.

Zea mendongkakan kepalanya saat merasakan sentuhan di bahunya, "Arlan?"

"Iya ini aku, Arlan." ujar Arlan, mensejajarkan tubuhnya dengan Zea.

Zea langsung memeluk Arlan dengan erat, dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Arlan. "Aku takut Ar."

"Sekarang kamu aman." Arlan membalas pelukan Zea tak kalah erat. Lelaki ini bisa merasakan jika saat ini Zea benar-benar ketakutan. Tubuh Zea bahkan bergetar sangat hebat.

Untung tadi Arlan melewati jalan ini. Awalnya dia ragu untuk mendekat ke arah tangisan yang dia dengar, tapi karena sangat penasaran akhirnya dia memutuskan untuk melihat ke sumber suara tangisan itu.

Dan ternyata suara tangisan itu berasal dari Zea.

****

Setelah mengantarkan Vilda kembali ke tempat perkemah dan saat ini dia sedang menemani gadia itu di depan tenda. Elvano merasakan ada sedikit yang berbeda dengan perasaannya, tapi apa?

Pikirannya berkecambuk kesana kemari mencara apa yang salah dengan pikiran dan hatinya. Pikirannya seolah sedang mengingat apa yang telah lelaki itu lewatkan? Dan hatinya seakan tidak tenang. Rasanya ada yang mengganjal. Dan itu sukses membuat Elvano seperti orang linglung.

Ketos vs WaketosWo Geschichten leben. Entdecke jetzt