11| Teka-Teki Hati

7.5K 600 61
                                    

Vote + Komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote + Komen

Typo tandain.

Happy reading♥️

****

Zea keluar dari gerbang sekolah sambil memegang sebuah kantong plastik yang di dalamnya terdapat banyak kertas karton.

Sesekali dia bernyanyi untuk menghilangkan rasa jengkelnya kepada Elvano karena kejadian tadi di ruang OSIS. Bibirnya bergumam menyanyikan lagu Before You Go -Lewin Capaldi.

I fell by the wayside like everyone else
I hate you, I hate you, I hate you, but I was just kidding myself
Our every moment, I start to replace
'Cause now that they're gone, all I hear are the words that I needed to say

When you hurt under the surface
Like troubled water running cold
Well, time can heal, but this won't

So, before you go
Was there something I could've said to make your heart beat better?
If only I'd have known you had a storm to weather
So, before you go

Saat sedang asik bernyanyi seketika mulutnya langsung berhenti tatkala melihat Elvano yang sedang mengajak Vilda pulang bersama. Gadis itu terus memperhatikan bagaimana perubahan sikap Elvano saat sedang bersama Vilda.

Tanda sadar tangan Zea mengepal kuat, saat melihat adegan Elvano yang membantu Vilda untuk naik ke atas motornya hingga adegan Vilda memeluk pinggang Elvano dengan erat.

Setelah motor Elvano melaju menjauh dari sekolah, gadis itu langsung memejamkan matanya dan tanpa diduga setetes air mata turun dari pelupuk matanya.

Rasanya, sakit.

Saat sadar dengan apa yang dia rasakan, Zea menggeleng kuat dan langsung menghapus air matanya. Tidak mungkin dia memiliki perasaan kepada cowok sialan itu. Ya! Tidak mungkin.

****

Lain dengan Elvano dan Vilda, sekarang mereka sedang berada di sebuah Caffe. Vilda yang mengajak Elvano untuk mampir kesini dengan alasan lapar.

"Kak Elvan mau makan apa?" Tanya Vilda ramah.

"Aku gak Lapar. Kamu aja," jawab Elvano dengan senyum manisnya.

"Maaf ya aku jadi ngerepotin kakak."

"Kok kamu ngomongnya gitu?"

"Gapapa, takut kak Elvan lagi sibuk aja."

Elvano tersenyum. "Kamu gak ngerepotin kok."

Makanan yang dipesan Vilda pun datang, dan Vilda langsung memakannya. Sedangkan Elvano langsung membuka ponsel miliknya. Seketika matanya langsung membulat saat melihat instastory Zea yang semua isinya dipenuhi foto gadis itu bersama si Ketua Basket itu.

Nafas Elvano yang mulanya tenang seketika langsung naik turun, tangannya mengepal kuat. Kemudian menyimpan ponselnya ke atas meja dengan kasar, membuat Vilda kaget.

"Kak Elvan kenapa?" Tanya Vilda khawatir.

Elvano mencoba menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan gadis dihadapannya ini. Serasa sudah tenang, dia pun menatap Vilda.

"Gapapa," jawab Elvano lembut.

Gue ini kenapa? Apa gue beneran suka sama Zea?

****

Zea merebahkan tubuhnya di kasur, matanya menatap langit-langit kamar. Tangannya bergerak ke arah meja yang berada tepat disamping kasurnya. Mengambil sebuah kertas dan membacanya.

-

Tak ada yang lebih indah dari senyummu. Tak ada yang lebih candu dari tawamu. Tak ada yang lebih menarik perhatianku selain dirimu.

Kamu mungkin sedang bertanya-tanya siapa orang yang menulis surat ini. Percayalah Zea, aku selalu berada dekat disampingmu. Selalu bisa menyaksikan tawamu. Selalu berada tepat di hadapanmu.

Jangan bingung jika kamu tiba-tiba menerima sebuah kertas yang ku buat. Jangan bingung dengan kehadiranku yang tiba-tiba ini.

Bukan kah cinta juga dapat datang secara tiba-tiba?

-

Begitulah isi kertas itu, lebih tepatnya surat itu. Surat itu Zea temukan di lokernya. Entah siapa orang dibalik surat itu, meskipun si penulis itu memberitahunya agar tidak bingung dengan siapa dibalik penulis surat itu, tapi Zea sangat ingin tahu.

"Dari siapa sih ini sebenarnya?"

"Orang yang selalu ada di dekat gue? Tapi siapa?"

"Apa mungkin Arlan? Tapi kalo benar Arlan buat apa dia nulis surat gini? Kan bisa langsung diomongin ke gue."

"Mana isi suratnya bikin gue baper semua anjir sialan banget," gerutu Zea tak henti-henti.

****

"Assalamu'allaikum, Elvano yang ganteng datang," ujar Elvano setengah berteriak saat sampai dirumahnya.

"Aduh Elvan kamu berisik banget sih." Omel sang Bunda.

"Bunda bukannya jawab salam Elvan, malah ngomel," sindir Elvano.

Rossa langsung terkekeh mendengar ucapan anak sematawayangnya ini. "Eh iya. Wa'alaikumsalam anak Bunda yang ganteng."

"Nah gitu dong Bun cakep."

Rossa geleng-geleng dengan kelakuan Elvano. Disekolah mungkin anaknya ini sangat berwibawa tetapi saat di rumah?

"Makan dulu sana." Suruh Rossa lembut.

"Nanti Bun belum lapar."

"Badan udah kaya triplek gitu juga," ujar Rossa mengejek.

Elvano cengengesan kemudian memeluk sang Bunda. "Gapapa badan triplek juga yang penting banyak cewek yang ngejar," jawabnya kemudian mengecup pipi sang Bunda membuat Rossa terkekeh.

"Elvan ke atas dulu Bun," pamit Elvano melepaskan pelukannya kemudian berjalan ke kamar yang letaknya di lantai dua.

Saat telah sampai di kamarnya dia langsung berjalan ke arah meja belajar. Membawa sebuah bingkai foto. Di foto itu ada seorang gadis kecil yang sedang bermain sepeda dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

"Selalu cantik."

****

TBC.

Terima kasih sudah membaca cerita Ketos vs Waketos

Siapa yang nulis surat buat Zea?

Siapa gadis kecil yang ada di foto?

Elvano Pranaditya

Zeanna Kintania

Arlan Reynald

Vilda Alexa

Sampai jumpa di chapter selanjutnya♥️

Ketos vs WaketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang