55| Suasana Canggung

2.9K 301 24
                                    

Zea datang ke sekolah dengan tidak bersemangat. Bayangan-bayangan semalam masih teringat jelas dibenaknya. Bahkan setelah kepergian Elvano semalam dari rumahnya dan tepat berakhirnya hubungan mereka, membuat Zea tidak bisa tidur semalaman. Bahkan jika dilihat-lihat sekarang matanya membengkak, mungkin karena terlalu lama menangis.

Saat ini Zea sedang berada di kelas, menidurkan kepalanya diatas meja, memejamkan matanya. Tak peduli orang-orang yang sedari tadi menanyainya kenapa. Bukannya mereka hanya ingin tahu? Bukannya peduli?

"Zea..." panggil Kinan pelan.

Zea membalas dengan gumaman, masih dengan mata yang tertutup.

"Lo kenapa?"

"Gapapa."

"Serius?"

"Ya."

Kinan menghela nafasnya pasrah. Pasti ada sesuatu yang sudah terjadi kepada sahabatnya. Tidak biasanya Zea seperti ini. Apakah dia harus bertanya kepada Elvano? Siapa tahu cowok itu tahu alasan kenapa Zea murung begini?

"Gue keluar dulu ya sebentar," pamit Kinan yang hanya dibalas anggukan oleh Zea.

****

"Van lo kenapa dah anjir?" Ujar Azhar frustasi karena Elvano dari tadi marah-marah tak jelas. Di senggol sedikit langsung ngamuk. Tidak biasanya.

"Bacot lo diem!" Sentak Elvano. Dia jadi uring-uringan tak jelas. Ada yang berisik sedikit langsung di marahi, ada yang tak sengaja menyenggolnya langsung ngamuk, ada yang mengajaknya ngobrol langsung dimarahi. Tidak waras!

"Yeuu si anying!" Umpat Azhar kesal.

"Assalamualaikum.... ada Ano gak?" Tanya Kinan saat sudah sampai di depan kelas Elvano. Kehadiran Kinan langsung disambut baik oleh Azhar. Cowok itu langsung berlari menghampiri Kinan.

"Waalaikumsalam, calon istri." Jawabnya menggoda. Membuat Kinan memekik tak terima.

"Dih apaan sih lo! Minggir!" Kinan menabrak dengan keras pundak Azhar. Berjalan menghampiri Elvano yang nampaknya sedang tidak baik-baik saja.

"Zea lo apaain?" Tanya Kinan tanpa basa-basi.

Elvano mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

"Dia murung mulu dari tadi. Lo apain dia?" Tuduh Kinan.

Bukannya menjawab Elvano malah balik bertanya. "Dia lagi sedih?" Tanyanya pelan.

Kinan berdecak kesal. "Iyalah!"

Elvano menghela nafasnya berat. Bukannya menjawab pertanyaan Kinan, cowok itu malah merebahkan kepalanya ke meja.

"Setdah, kalian lagi berantem atau apa?" Cerocos Kinan mulai kesal.

Daripada meratapi nasibnya yang tidak dihiraukan keberadaanya oleh Elvano, Kinan berdecak seraya memutarkan badannya keluar dari kelas Elvano.

****

Zea menatap malas seorang guru yang sedang mengajar di kelasnya. Helaan nafas malas terdengar oleh Kinan, membuatnya menoleh ke Zea.

"Lo kenapa sih anjir? Tumben amat kaya gini," bisik Kinan.

Zea menggeleng sebagai jawaban.

Kinan mengerutu dalam hati. "Pasangan gila!

"Assalamualaikum... permisi." Ketukan pintu membuat seluruh perhatian murid menatap ke arah sumber suara, tak terkecuali guru yang sedang mengajar.

"Waalaikumsalam, ada apa Elvan?" Tanya guru tersebut.

Elvano tersenyum canggung sambil berdeham. "Maaf ibu sebelumnya, saya disuruh sama pak Johan untuk memanggil... Zea." Kata Elvano, saat menyebutkan nama Zea barusan terasa sulit bagi Elvano.

Guru yang sedang mengajar pun mengangguk dan menyuruh Zea keluar. Tidak ada rasa curiga untuk Elvano dan Zea, jika mengingat mereka berdua adalah Ketua Osis dan Wakil Ketua Osis.

Saat Zea keluar kelas, Elvano dan Zea pun berpamitan kepada guru tersebut. "Terimakasih Bu, permisi."

****

Sepasang kekasih- ralat, sepasang Ketua Osis dan Wakil Ketua Osis itu berjalan berdampingan. Namun tidak ada yang mereka berdua bicarakan, mereka sama-sama membisu dengan Zea yang terus menerus menunduk.

Ada rasa tak nyaman dengan situasi seperti ini. Biasanya mereka jika sedang bersama selalu adu mulut ataupun berdebat tentang hal-hal yang tidak penting. Namun sekarang? Mereka berdua layaknya orang yang tidak saling mengenal.

"Zea..." panggil Elvano memecah keheningan.

Saat dipanggil Zea langsung menoleh tapi tidak mengeluarkan sepatah katapun.

"Are you okay?" Tanya Elvano sedikit ragu dan tidak menyangka akan menanyakan hal begitu. Bodoh sekali! Pasti Zea sedang tidak baik-baik saja!

Tanpa di duga Elvano, Zea malah tersenyum. Namun bukan senyum senang melainkan senyum yang dipaksakan. Zea mengangguk. "Yes, i'm okay." Katanya.

Baru saja Elvano ingin bertanya, Zea sudah mengalihkan wajahnya kembali. Menunduk kembali.

Tidak ada lagi percakapan antara keduanya sampai mereka di depan ruangan pak Johan. Elvano membuka pintu terlebih dahulu, menyuruh Zea untuk jalan lebih dulu.

"Permisi pak..." ucap kedunya bersamaan.

Pak Johan yang sedang memeriksa berkas-berkas langsung mendongak, "eh kalian udah kesini? Ayo sini-sini duduk." Perintah pak Johan.

Elvano dan Zea berjaln mendekat dan duduk di kursi yang berhadapan dengan pak Johan.

"Ada apa ya pak?" Tanya Zea terlebih dahulu. Dia sangat ingin cepat-cepat kembali ke kelasnya. Tidak mau berlama-lama dengan Elvano yang berada di sisinya.

Pak Johan membenarkan letak kaca matanya terlebih dahulu seraya tersenyum. "Bagaimana dengan acara perpisahan kelas 12? Sudah kalian siapkan?"

"Sudah pak." Jawab Elvano. Pak Johan mengangguk senang.

"Bisa jelaskan bagaimana konsepnya?"

Zea dan pak Johan sama-sama diam mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Elvano. Sesungguhnya dia sudah tahu tanpa perlu di jelaskan. Konsep perpisahan kelas dan kenaikan kelas ini mereka berdua yang membuatnya.

"Nah, bagus!" Seru pak Johan. "Saya setuju dengan konsep yang kalian buat."

Elvano dan Zea sama-sama mengangguk. "Terimakasih kalo bapak suka," ujar Zea tersenyum.

"Saya hanya ingin menanyakan itu saja, kalian bisa kembali ke kelas kalian masing-masing."

"Baik pak. Permisi." Kompak keduanya.

****

Keduanya sudah keluar dari ruangan pak Johan. Saat Elvano ingin bertanya lagi kepada Zea, gadis itu sudah mencelanya terlebih dahulu.

"Gue duluan ya." Pamitnya. Mau tidak mau akhirnya Elvano mengangguk pelan.

"Iya."

Elvano memandang Zea yang perlahan berjalan menjauh darinya. Kenapa dia dan Zea menjadi sangat canggung? Apa karena hubungan mereka yang telah berakhir?

Disisi lain Zea mati-matian menahan kepalanya untuk tidak menoleh ke belakang, ke tempat Elvano berada.

"Jangan liat belakang Zea... lo harus lupain Elvano!"

****

TBC!

Jangan ada yang protes kalo part ini pendek yee :)

Kalo part ini rame nanti senin update lagi yuhuuuu!!!

Part 56 kayanya bakal panjang deh, siap-siapin buat mengumpat ya🤣

Ketos vs WaketosWhere stories live. Discover now