Chapter 53. Azazel, Demon Lord vs Isekai

25 1 1
                                    

Pangeran Phillip dan Norm sibuk merawat para prajurit yang terluka. Memang kondisi mereka masih belum mampu untuk menyusul Hiro dkk. Hans juga sibuk mengatur pasukan yang tersisa. Terlihat keringat dan kotoran di wajahnya. Belum lagi kedua tangan dilumuri banyak darah. Sehingga dia terjun langsung untuk merawatnya.

Norm sedang berbincang dengan prajurit yang sibuk mengecek mayat mereka. Terlihat pembicaraan intens sekali. Pangeran Phillip menundukkan kepala. Tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Norm. Kedua tangannya dikepal.

"Pangeran, kenapa anda sedih?" muncul Bianca berada di belakangnya.

Pangeran Phillip menggeleng kepala cepat. Dia duduk di tempat. Menikmati seruputan gelas berisi coklat panas.

"Bukan apa-apa," ucapnya bohong.

"Ya sudah kalau begitu. Kalau ada apa-apa, tolong hubungi saya ya. Saya siap kok membantu anda," katanya menuninggkan senyum ke Pangeran Phillip.

Tiba-tiba, tangan kanan menggenggam Bianca. Tangannya digenggam kuat. Bianca mencoba melepaskan diri karena takut jadi sasaran cemooh. Tapi dia melihat tangannya gemetaran. Bianca membiarkan Pangeran Phillip mulai tenang. Gadis itu duduk di sampingnya. Beruntung, tidak ada satu pun yang memperhatikan mereka berdua.

"Entah kenapa aku merasa paling tidak berguna dalam perang ini," gumamnya.

"Itu tidak benar, Pangeran. Anda berusaha melakukan yang terbaik untuk pasukan ini. Bahkan kehadiran dan keberadaan anda itu—"

"Bukan itu yang kumaksud!"

Bianca membungkam mulutnya. Wajahnya diliputi ketakutan mendalam. Akan tetapi, Pangeran Phillip menghela napas.

"Hanya saja ... aku tidak tahu harus berbuat apa untuk pasukanku. Tidak seperti Norm adikku yang memiliki dukungan banyak dari pihak militer, Hans penuh sigap membantu orang lain kesusahan. Sedangkan aku? Aku hanyalah Pangeran. Hanya nama dan tidak mampu melakukan apapun. Sempat aku berpikir, hidupku ini untuk apa," katanya bernada muram.

Gadis itu tersenyum. Mengepalkan Pangeran Phillip dengan lembut. Kedua kulit saling bersentuhan. Tidak mempedulikan orang sekitarnya. Suara ringkikan juga tidak dipedulikan.

"Pangeran, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk diri saya sendiri. Sempat minder seperti saya,"

"Kau juga pernah mengalami sepertiku?"

Bianca menggangguk kepala. Kedua mata menatap lurus ke mata Pangeran Phillip. Perlahan-lahan tensinya mulai turun. Dan dia melemaskan otot, yang sebelumnya kaku. Memang Bianca tidak pernah membicarakan masa lalunya. Tetapi mengingat dirinya tidak bisa melakukan apapun karena bukan bidangnya. Ketika mau bercerita, seorang pembawa pesan datang kemari. Menghampiri Pangeran Phillip.

"P-Pangeran! Ada seorang iblis muncul di arah pasukan Liam-dono berada!"

Seketika, jantung Pangeran Phillip berhenti berdetak. Semula mulutnya terbuka. Akan tetapi dia menutup rahangnya. Pangeran Phillip bangkit berdiri.

"Bantu Liam segera! Iblis itu pasti menyerang para Isekai! Cepat!"

Norm dan Hans menyerukan para pasukan yang terluka berada di sini. Bianca memutuskan untuk tetap berada di garis belakang. Merawat atau mencari obat yang terdekat walau bukan bidangnya. Pangeran Phillip melirik ke Norm. Memberikan ijin untuk mengontrol penuh pasukan miliknya.

"Hans, ikut denganku!" perintah Norm.

"Tapi—"

"Pangeran Phillip sudah memberiku perintah! Kita harus bantu Hiro dkk!"

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Where stories live. Discover now