Chapter 19. Vladimir Konovalov

35 2 0
                                    

Ada sebuah kisah. Di mana era kepahlawanan di mulai saat terjadi Perang Dunia II. Amerika Serikat dan negara sekutu melawan pasukan Axis (Jerman, Jepang dan Italia). Hasilnya dimenangkan oleh kubu sekutu. Walau demikian, kedua pihak yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet terjebak dalam perang dingin. Bahkan sampai saat ini (walau tidak secara pasti).

Sebelum Uni Soviet terpecah belah menjadi beberapa negara, negara itu sangat kuat dalam bidang informasi atau intelejen. Sayangnya, kekuatannya kalah telak jika dibandingkan dengan Amerika Serikat. Mengingat kekuatan militer dan politik masih berkuasa. Oleh sebab itulah, Uni Soviet melakukan segala caranya agar mereka bisa menang melawan Amerika Serikat.

Salah satu contohnya, menjadikan pahlawan sebagai symbol perlawanan terhadap negara asing. Salah satunya Vladimir Konovalov. Seorang laksamana belakang atau Rear Admiral, yang mengendarai kapal selam Soviet Submarine L-3. Kapal itu sering mendapatkan tekanan dari Jerman pada waktu Perang Dunia II. Akan tetapi, mereka berhasil menembakkan sebelas dari kapal. Hebatnya lagi, jenis kapal T-34 yang notabene kapal destroyer, berhasil dihancurkan begitu saja tanggal 20 November 1944.

Pipa berbentuk L berjalan menyusuri lautan. Posisi pipa berubah seiring berjalannya waktu. Mengamati sekitar perairan. Suara mesin berdentum di bagian belakang. Ikan-ikan menghindari suara asing itu. Mereka bebas berenang, tapi berusaha tidak mau mendekatinya. Bahkan monster-monster juga berenang bebas. Mengabaikan eksistensi kapal yang ada di bawah laut.

Suara sonar berbunyi. Menandakan adanya kehidupan di sana. tapi dia mengabaikan hal itu. Seorang laki-laki tua menulis sebuah laporan. Kertas-kertas dibuang di lantai. Tulisan demi tulisan terus dia corat-coret. Tangan kanan mengangkat dagunya. Memikirkan sesuatu. Sedangkan tangan kiri sibuk menulis.

"Sepi," gumamnya.

Dia mengakui bahwa di bawah lautan benar-benar sepi. Laki-laki tua berdiri, mengambil cangkir di meja menuju ruang istirahat. Sepertinya, dia bosan melihat bawah lautan terus menerus.

"Automatic ... on,"

"Baik, Laksamana Vladimir Konovalov," suara A.I dari speaker.

Pria itu bernama Vladimir Konovalov. Seorang laksamana belakang dari negara Uni Soviet. Setelah dianugerahi pahlawan oleh pemerintah, dia melatih para kadet untuk menguasai daerah lautan. Terutama kapal selam. Karena banyak pencapaiannya terbilang sukses, orang-orang berbondong-bondong ke rumahnya. Tapi, dirinya tidak menyukainya. Menurut Vladimir, pemerintah dan militer lah yang layak mendapatkannya. Hanya itulah satu-satunya yang bisa jelaskan kepada warga Uni Soviet.

Ketika menjelang penerimaan gelar rear admiral, Vladimir mengalami stroke. Tepatnya di sebuah kota Leningard (sekarang Saint Petersburg). Dokter tidak mampu berbuat apapun. Kerabat dan prajurit hanya bisa menundukkan kepala. Pasrah dengan keadaan.

Di sebuah rumah sakit militer di Leningard. Seorang pria terbujur kaku. Dua slang infus tertancap pada hidung dan lengan kirinya. Kedua matanya hanya bisa memejamkan sekaligus membuka matanya. Menatap sebuah layar Televisi di depannya. Ornamen dan dekorasi minimalisir dengan logo dan bendera Uni Soviet. Terpampang jelas di samping kiri. Lirikan mata Vladimir begitu tajam.

"Ini makanannya," ujar suster membawakan makanan berupa sup dan segelas air putih

Vladimir beranjak dari tidurnya, menyantap sedikit. Dia mengunyahnya walau tidak ada rasanya di tenggorokan.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Where stories live. Discover now