Chapter 27. Fifth Party Member and Take Care of the Problem

20 2 1
                                    

Suara langkah kuda berderap dengan cepat. Mengabaikan para hewan yang melintas. Kuda terus meringkik. Pegangan panel kuda terus dihentakkan. Membuat para kuda tidak mampu berbuat apa-apa selain mengikuti majikannya. Tiga ekor kuda berlari secara bersamaan. Hiro, Allen dan Rina mengendarai kuda di Isekai.

Bagi Hiro dan Rina, menaiki kuda merupakan hal baru. Mereka tidak menyangka bahwa kuda-kuda bersedia dijual dengan harga murah. Allen memang sudah mengalami beberapa kali menaiki kuda. Tapi dia sering mengalami tidak beruntung. Terakhir kali, Allen nyaris diseruduk oleh sekumpulan kuda. Lazimnya, orang tersebut akan trauma dengan hewan tersebut. Tapi Allen malah semakin penasaran dengan kuda. Jika tidak, kemampuannya serta reputasi sebagai seorang pembunuh dan mercenary army akan jatuh.

Walau hasilnya tidak begitu bagus, setidaknya Allen mencoba. Kuda miliknya meringkik meronta-ronta. Terlihat makhluk itu tidak mau ditunggangi olehnya.

"Pak Tua, apa sebaiknya kuda tersebut dijadikan cadangan saja? Dia kelihatannya tidak senang tahu," kata Hiro memperhatikan kuda milik Allen.

"Aku tidak apa-apa. Lanjutkan saja!"

"Apa kau yakin, Pak Tua? Kau bisa pindah ke kuda milikku jika tidak sanggup," tawar Hiro.

Namun tawaran Hiro ditolak olehnya. Dia memacu kudanya dengan cepat. Kuda yang ditunggangi melaju cepat. Rina dan Hiro terkejut tindakan Allen. Dia menilainya terburu-buru.

Sesampai di istana kastil, mereka bertiga turun dari kuda. Bersiap untuk menyernag apabila memang diperlukan. Hiro, Allen dan Rina memasang kuda-kuda. Sayangnya tidak kesampaian. Yumi telah diselamatkan oleh laki-laki berzirah hitam. Lengan kiri dilingkarkan olehnya. Reaksi Hiro, Rina dan Allen terkejut bukan main. Pasalnya, dia merupakan musuh yang dikalahkan.

"Sedang apa kau di sini?" gerutu Hiro.

"Sedang apa? Tebak sendiri aku sedang ngapain. Dasar pecundang," ejek Liam.

"Apa katamu, sialan!"

Hiro berusaha mencengkram Liam. Tapi tubuhnya ditahan oleh Allen dan Rina.

"Hentikan Hiro! Jangan bertengkar dengannya. Dia yang sudah menyelamatkan Yumi saat diculik," akui Allen berusaha menekan egonya.

Harus diakui, Hiro, Allen dan Rina kalah cepat dengannya. Apalagi soal penyelamatan. Walau demikian, ketiganya berhutang budi kepada Liam. Yumi melepaskan rangkulannya. Menatap Hiro, Allen dan Rina dengan senyuman mengambang dari bibirnya.

"Maaf membuat kalian khawatir," katanya sekaligus membungkukkan badan sebagai tanda permintaan maaf.

Tiba-tiba, Rina memeluk Yumi lebih erat. Dia merasakan pelukan yang begitu hangat. Keduanya memancarkan aura pertemanan. Bisa dikatakan, hubungan persahabatan sejak lama. Hiro berdeham, menginterupsi tindakan mereka.

"Seperti yang kukatakan. Mereka itu lesbi—" sebuah pukulan mendarat ke wajah Hiro. Rina memukulnya lebih keras.

Yumi tersenyum tipis. Tapi senyumannya membuat bulu kuduk Hiro merinding. Allen berusaha menjaga jarak, karena tidak berani menghadapi perempuan semacam mereka. Ke depannya, dia memutuskan untuk tidak berbuat buruk. Supaya kejadian tersebut tidak terjadi pada Hiro.

"Jangan mengatakan hal itu lagi, dasar laki-laki tidak peka!" kata Rina bernada tinggi.

"Ricchan ... kau—" tangisan pun pecah dan air mata keluar

"Lagi-lagi kau membuatku malu. Hentikan!" Rina dipeluk oleh Yumi.

Kedua pipinya saling mengelus satu sama lain. Membuat hubungan keduanya di satu sisi senang, tapi disisi lain membuat tidak nyaman. Terutama Hiro.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang