Chapter 21. Oni Mask's Past

38 1 0
                                    

Seekor Kadal berhasil dibunuh dengan mudah. Kulit yang terbuat dari ratusan butiran batu, mengelupas begitu saja. Walau bukan skill atau sub skill dari elemen api, tetap saja lelehannya memiliki suhu panas paling tinggi. Tiga orang mengenakan topeng LED, menggunakan pedang katana masing-masing.

Keduanya merogoh sesuatu di dalam. Beberapa saat berselang, mereka menemukan dua buah gem. Bentuk dan permukaannya halus. Bersinar terang disertai kilauan cahaya murni, membuat nilai jual menjadi lebih mahal. Tapi kedua pria bertopeng LED mengucapkan mantra. Tangan kanan menekukkan jempol, jari manis dan kelingking. Tersisa jari telunjuk dan tengah. Gumaman demi gumaman terus dibacakan dan dirapalkan.

Suara desis berasal dari arah selatan. Kedua pria bertopeng LED menoleh ke arah sana. teropong yang terbuat dari daun dan lensa, diperjelas oleh pria bertopeng Oni. Terlihat kerumunan para kadal bertubuh batu. Dia menulis ke dalam sebuah catatan kecil. Tidak lupa juga menghadapi puluhan para kadal yang akan melintas. Seekor sebenarnya mudah. Tapi puluhan beda lagi ceritanya. Pria bertopeng Oni mengecek status miliknya.

Nama: ??

Umur: ??

Ras: Isekai

Level: 21

Skill: [Puppeteer Magic] [Dark Elementalist] [Ninja Master]

Sub Skill: [Acceleration] [Accurate Point] [Black Hole] [Black Smoke]

Dengan santainya, dia mematikan status miliknya. Menadahkan kedua tangannya. Merapalkan sebuah mantra.

"[Black Hole],"

Sebuah energy hitam terpancar dari arah mereka. Mulanya, terlihat seperti portal biasa. Tapi lama kelamaan, mulai muncul angin puyuh. Puluhan kadal terkena hisapan dari angin tersebut, menyerap semua yang ada di sekitarnya. Tanaman, hewan dan lainnya. Sayangnya, hal itu tidak berlaku bagi pria berkepala Oni. Dia menaruh empat kunai arah mata angin berbeda. Kemudian diikat dengan rantai. Bukan itu saja. Pria bertopeng Oni dengan santainya mengikat rantai bersamaan dengan tubuhnya. Salah sedikit saja, tubuhnya ikutan terhisap. Jemari-jemarinya memainkan sekaligus menyalurkan energy ke dalam kedua boneka itu. Keduanya menancapkan pisau masing-masing.

Puluhan kapal tidak berkutik saat menghadapi [Black Hole] milik pria bertopeng Oni. Mereka terlempar dan terhisap ke dalam lubang itu. Dan tidak akan kembali lagi kembali. Walau ada beberapa yang bisa mengatasinya, tetap saja tidak mampu besarnya lubang hitam. Kemudian, lubang tersebut menghilang secara kilat.

"Akhirnya selesai juga," gumamnya.

Hanya kalimat itu saja yang dia ucapkan. Lalu, pria bertopeng Oni melepaskan rantainya. Dia mengambil dua boneka topeng LED untuk kembali ke tas berukuran mini. Peralatannya juga termasuk di dalamnya. Dia lompat dari pohon tanpa aba-aba. Kedua kakinya ditekuk disertai tangan kanan menyentuh ke tanah.

Pria bertopeng Oni berjalan dengan santai. Angin berhembus kencang, membuatnya ingin istirahat sejenak. Mungkin karena menghadapi puluhan kadal yang menuju kemari, dia belum sempat istirahat. Kedua kakinya diluruskan, kedua tangan dilipat menghadap belakang kepala. Kedua matanya mendongak ke langit cerah. Serasa tidak nyaman mengenakan topeng, dia melepaskannya. Sayangnya, tidak ditunjukkan wajahnya seperti apa. Hanya, rambut hitam sebagian besar dan rambut putih pada bagian poni rambut yang terlihat.

"Sudah sebulan aku di sini ... ya?" gumamnya.

Daun-daun berjatuhan, mengenai wajah dan topeng Oni sekaligus. Meniup daun melalui mulut, mengenai rambutnya. Sinar matahari bersinar terang, menyilaukan kedua matanya. Tapi dia menutupinya dengan lengan kiri. Hembusan angin menenangkan hatinya.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Where stories live. Discover now