Chapter 29. Fallen of Gunslinger and First Encounter with Emperor of Torquis

32 3 3
                                    

"Aku ingin tahu ke sini. Jika tidak ada alasan kemari, mendingan pulang sana," kata Hiro cepat-cepat mengusir Raja Ars.

"Begitukah caramu menyambutku? Dasar bocah!"

Tensi semakin meninggi. Para warga dan pelayan hanya berteriak ketakutan melihat Raja dan Hiro saling menatap. Allen melanjutkan makanan sedangkan Liam merekam kejadian tersebut supaya bisa jadi viral.

"Liam-kun. Tidak boleh direkam. Nanti akan jadi merepotkan buat kita," tutur Yumi dari arah belakang.

Benar saja. Raja Ars melihat sebuah alat yang asing. Sehingga beliau mengamati benda tersebut. Bentuknya lingkaran dengan spiral. Ada kaca kecil pada bagian tengah. Mulanya benda itu tidak bergerak. Tapi ketika Liam menggerakkan sebuah kursor, benda kaca kecil bergerak. Malahan semakin menyempit. Raja berkedip-kedip tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Benda itu! Benda itu bisa bergerak dengan sendirinya!"

Oscar mengeluarkan pedangnya. Tepatnya ke depan leher Liam. Dengan santainya, dia memotret kejadian tersebut. Dengan senyuman penuh misterius, dia menaruh kembali alat tersebut.

"Tuan-tuan, tolong jangan ribut di sini. Kita sedang makan. Apalagi ada putri anda yang sedang berbincang dengan saya,"

Sebelumnya, Rina dan Yumi memilih pamit keluar terlebih dahulu. Tinggal menyisakan Hiro, Allen, Liam, Olivia, Oscar dan Godfrey. Mereka berlima mendiskusikan mengenai munculnya makhluk raksasa. Memang tidak sampai meneror warga sekitar. Tapi untuk berjaga-jaga, Kerajan Ars yang mewakili Olivia akan melakukan pencegahan. Walau tidak tahu harus dilakukan.

Terdengar suara kuda meringkik. Bukan seekor kuda. Melainkan tiga ekor kuda. Terlihat jelas jendela yang menerawang dari dalam. Olivia terkejut melihat kereta kuda tidak asing. Seorang prajurit membukakan pintu kereta kuda. Lalu muncul Raja Ars bersama dengan Ratu. Sendok yang harusnya dipegang, terjatuh secara spontanitas. Kedua mata Olivia terbelalak melihatnya.

"A-Ayah!"

Mendengar perkataan dari Olivia, mereka bertiga menoleh ke luar jendela. Benar saja. Raja Ars telah datang. Hiro berdecih kesal karena Raja Ars pasti akan memburunya atau menghukumnya pasca insiden itu. Sedangkan Allen menghela napas berat. Pasrah dengan keadaan. Liam melirik mereka berdua dengan keheranan.

Setelah Raja Ars datang, Hiro cepat-cepat menyelesaikan makanannya. Langsung keluar dari kedai makanan. Tapi tangannya dicengkram oleh Allen.

"Tenangkan dirimu, Hiro. Kan ada aku di sini," bisik Allen.

"Tapi—"

"Ini permintaan, bukan perintah!"

Hingga akhirnya, Hiro duduk dengan menunjukkan sikap permusuhan kepada Raja Ars. Sampai sekarang, kedua matanya tidak pernah lepas dari pengawasannya. Begitu juga Oscar yang terus mengawasi Hiro. Dia tidak tahu rencana apa yang dilakukan olehnya. Tapi Oscar tidak akan membiarkannya itu terjadi.

Setelah Liam berkata kepada mereka untuk menenangkan kedua pihak, Allen memberikan isyarat hanya untuknya, 'Good Job'. Liam tersenyum kecil.

"Sebenarnya, Allen ... aku ingin menawarkan pekerjaan buatmu," ujar Raja Ars.

"Pekerjaan?"

"Ayah! Aku sudah memberikan permintaan kepada Allen dkk! Kenapa Ayah masih saja—"

"Diamlah, Olivia!" bentak Raja Ars.

Olivia shock mendengarnya. Untuk kesekian kalinya, dia menerima bentakan dari orang tuanya sendiri. Sebelumnya, Olivia sering dimarahi karena diperlakukan dengan manja. Sehingga tidak bisa menjadi seorang Putri yang disegani. Alasannya, karena dia menginginkan kehidupan yang bebas. Bukan mengekang seperti burung kenari yang disangkar.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora