Chapter 49. Joaquin Murrieta and His Past

27 0 0
                                    

Allen membuka kelopak matanya. Dia melihat sekitarnya. Begitu gelap dan dipenuhi banyak air dan gelembung. Allen mendongak ke atas. Air bersinar terang dalam permukaan. Dia mencoba menadah tangan kirinya. Berharap dirinya segera mengakhiri penderitaan ini. Akan tetapi tidak bisa karena tubuhnya tidak mampu bergerak.

Dia ingat betul dirinya tewas dibunuh oleh para prajurit atas perintah Reinz. Allen berharap Hiro dkk bisa membalaskan kematian dirinya. Tapi tidak masalah jika tidak dilakukan. Semua menjadi tidak berarti.

Perlahan tapi pasti, seperempat jiwa ditarik oleh sebuah objek. Satu persatu anggota tubuh kesulitan bergerak. Allen menengok sekitar. Mestinya dalam waktu lima menit, dirinya sudah mulai kehilangan napas akibat air sudah masuk ke dalam tubuhnya. Akan tetapi, tidak terjadi apa-apa.

"Allen ... Allen ... Allen ..."

Suara tersebut memanggilku. Kini jiwa miliknya sudah ditarik sepenuhnya. Objek itu memegang sebuah bola warna biru. Hanya menampakkan mata, hidung dan bibir saja. Kemudian, objek itu membawa ke suatu tempat.

"Kau siapa? Dan ke mana kau akan membawakanku?"

Namun tidak ada respon darinya. Sinar cahaya itu menerangi objek. Bentuknya menyerupai jin. Hanya tidak mengenakan celana dan sepatu. Malahan, ada ekor panjang mencapai 7 meter. Kepala menyerupai banteng bertanduk. Suaranya menggema ke sekitar. Membuat Allen bergidik mendengarnya.

"Jawab dong!"

Objek itu tidak mendengar apapun. Dia terus membawanya tanpa henti. Allen memperhatikan tubuhnya dari kejauhan. Merasa kasihan karena dirinya harus berkutat dengan usia tua. Meski [Age Resistance] berhasil menjaga performa tubuhnya dengan baik, bukan menjamin dirinya abadi. Terbukti, Allen berada di sini. Sudah meninggal dua kali. Rasanya dia lelah dengan kematian menghampirinya.

"Baiklah jika kau tidak mau menjawab. Aku akan bersenandung supaya tidak sepi," ujarnya.

Dia pun bersenandung sampai bosan. Allen teringat di dunia sebelumnya di mana istri dan anak-anaknya tertawa melihat dirinya bisa bernyanyi. Malahan, cucunya menyuruh ikut audisi lomba menyanyi. Tapi Allen menolak karena usia. Sebagai gantinya, dia akan memberikan apapun keinginannya apabila mendapatkan hasil yang memuaskan. Entah dalam prestasi akademik atau olahraga.

Mengingatnya saja membuat air mata Allen berlinang. Dia tidak mampu menyembunyikan kesedihan ketika dirinya divonis mati. Entah apa yang terjadi dengan dirinya. Allen hanya bisa pasrah semuanya. Sampai di sana, ada sebuah jiwa yang digenggam oleh objek lainnya. Kedua jiwa tersebut saling memandang. Ternyata berambut gimbal dan berkulit latin. Allen mendongak ke objek tersebut.

"Apa kau ingin aku merasuki tubuhnya?"

"Enak saja! Itu tubuhku!"

Muncul suara dari arah belakang. Ternyata itu adalah seseorang dalam bentuk jiwa. Allen mengerutkan kening. Memastikan jiwa tersebut tidak salah ucap.

"Apa? Ada yang salah dengan perkataanku?"

"Tidak! Kurasa tidak ada sih. Tapi bisakah kau menunjukkan bukti bahwa tubuh itu adalah milikmu?"

Jiwa tersebut menumbuhkan sesuatu dari rambutnya. Mata coklat mendelik sangat tajam. Allen barusan menginjak ranjau. Dia tidak bisa bergerak.

"Kau ... Kau pasti Joaquin Murrieta?"

"Wow! Kau mengenalku? Hebat juga kau!" pujinya.

"Soalnya julukanmu adalah Rambut gimbal. Jadi rambutmu tumbuh dalam jiwamu. Jadi aku langsung mengenalmu," balasnya bernada sarkastik.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Where stories live. Discover now