Chapter 20. Admiral vs Black Armor Man

27 1 0
                                    

Dentuman terus bergaung di sekitar daratan. Kedua kubu terkejut dengan ledakan dahsyat. Pasukan berkuda dan Jenderal berbondong-bondong mundur.

"Semuanya! Mundur! Mundur! Mundur!"

Teriakan dari tiap komando dan Jenderal terdengar nyaring di telinga kedua kubu. Baik Kerajaan maupun Kekaisaran mengalami hal serupa. Tembakan kali ini bukan hanya misil semata. Melainkan sinar laser bergantian satu sama lain.

Laser merah meratakan semua tanah yang ada. Menewaskan para prajurit. Dengan kecepatan sejauh 280 km/jam (bisa lebih dari itu) dapat mampu menembus ke permukaan darat lainnya. Akan tetapi, Vladimir memilih fokus yang ada di depannya. Yaitu kapal bandit.

"Kurangi kecepatan 280 km/jam menjadi dua kali kekuatannya,"

"Tapi jika Laksamana melakukannya, kehidupan ikan dan terumbu karang akan musnah," ujar A.I memberikan peringatan.

Vladimir merasa perkataan A.I ada benarnya. Dia mencoba memikirkan kemungkinan besarnya. Apabila memerintahkan kepada A.I untuk menggunakan sinar laser, dampaknya lebih besar dari misil.

Namun dirinya meneguhkan tekadnya. Dia menekan tombol sinar laser. Selain itu, Laksamana meminta maaf apabila membunuh ratusan ikan di dalam lautan.

"Lakukan saja,"

"Baiklah. Proses pengisian sinar laser mencapai 40% ... 50% ... 60% ... 70% ... 80% ... 90% ... target lock on," suara A.I bernada serius.

"Tembak,"

Sinar merah perlahan-lahan mulai membesar. Bersiap melepaskan tembakannya. Dan terjadilah ledakan dahsyat. Seluruh pantulan permukaan air bergetar. Sinar laser dialiri listrik warna serupa, ditembak menuju kedua kubu.

"Komandan! Ada sinar aneh menuju ke arah kita. Kali ini lebih besar dari sebelumnya!" lapor prajurit.

"Apa katamu! Jenderal Oxion! Bagaimana ini!"

Belum selesai bicara, Jenderal Oxion bersama para pasukannya terkena ledakan. Membumihanguskan ratusan ... ribuan prajurit. Baik kekaisaran Torquis maupun Kerajaan Ars. Jeritan putus asa mengiringinya. Bahkan kapal bandit juga tidak nampak lagi akibat sinar laser yang dilepaskan. Vladimir menutup teropongnya, mengambil asbak di ruang kamar pribadinya. Dia menyalakan cerutu, menghisap rokok dari tembakau yang difermentasikan. Kepulan asap mengelilingi ruang kendali kapal selam.

"Laksamana, haruskah saya menyalakan saluran pembuangan untuk perokok seperti anda?" usul A.I

"Tidak perlu. Biarkan ruangan ini sedikit berbau. Kurasa tidak buruk juga kan,"

A.I memutuskan untuk membuka ventilasi udara. Tentu saja pembuangannya langsung ke belakang mesin pemutar. Kecepatan dan suara berdengung cukup keras. Tapi hal itu tidak membuat Vladimir terganggu. Justru dengan hal itu, dia bisa menikmati lautan walau ratusan ikan telah meninggal akibat sinar laser darinya.

Abu ikan terlihat mengapung. Entah itu berupa sirip atau ekor ikan. Vladimir melihatnya begitu jelas. Kepulan asap mengelilingi ruangannya. Dia memutar-mutar cerutunya. Bergegas menuju ruang kemudi.

"Apa tindakan anda selanjutnya?"

Namun tidak ada jawaban darinya. Jemarinya memainkan beberapa tuas. Membuat A.I mengenai tindakan Vladimir selanjutnya. Laksamana mengamati arah kompas. Tapi dia merasakan hal aneh. Di mana arah jarum jam mengarah ke lokasi berbeda.

Sebuah rune sihir berbentuk lingkaran merah mengarah ke kapalnya.

"[Fireball]!"

Lima skill Firebll mengarahkan ke kapal L-3 Submarine. Lemparannya mirip seperti meteor yang terbang dari langit. Dia mengemudikan kapalnya menuju samping kanan. Tembakannya meleset. Panasnya [Fire Ball] dihanguskan oleh lautan air. Jadinya, uap mengembang di daerah permukaan air. Mengganggu penglihatan L-3 Submarine. Vladimir tidak tahu bahwa serangannya lebih besar dari dunia sebelumnya. Akan tetapi, kapal selam yang ditumpanginya terus melaju. Kemudian, dia menekan tombol dan tuas pengendali. Menandakan untuk menembak misil. Buih-buih air terdengar kencang. Misil bergerak sesuai target. Vladimir sudah memperhitungkan jaraknya.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Where stories live. Discover now