Chapter 32. Oni Mask vs Emperor of Torquis

20 3 1
                                    

Pria bertopeng Oni memahami strategi Kaisar Erwin. Dia tahu batas kemampuannya. Paling tidak, sekali terkena serangan sudah dipastikan akan tersungkur dan bersimbah penuh darah. Wajar Kaisar Erwin tidak diperbolehkan mati di arena podium. Pria bertopeng Oni mengabaikan fakta tersebut. Sebaliknya, dia mencoba mengalahkannya secara adil.

"Tapi kenapa Kaisar Erwin memanggil bala bantuan? Bukannya itu curang ya?" ucap salah satu rakyat.

"Bukan curang. Tapi karena dia akan tewas dengan seranganku. Jika aku membunuhnya, kalian akan mengeksekusiku. Dan kekuatan militer Kekaisaran akan berkurang. Jadi ... aku memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuhnya," ucapnya bernada licik.

"Apa maksudnya?"

"Dengan kata lain ... dia menggunakan sihir Kaisar Erwin untuk memanggil para prajurit sebagai pelindungnya. Lalu saat lengah, dia akan terbunuh ... begitu kah yang dimaksud," tebak warga Torquis merasakan ketakutan untuk kesekian kalinya.

Saat itulah, aura hitam pekat mengelilingi area podium. Dia menggunakan bahasa isyarat, untuk membunuhnya. Para penonton langsung berteriak histeris. Memanggil nama Kaisar Erwin.

"Lari, Yang Mulia Kaisar!"

"Jangan biarkan anda kalah oleh orang seperti dia!"

"Kaisar Erwin-sama!"

Pria bertopeng Oni menyeringai senang. Dia langsung membantai para prajurit dalam sekali serangan. Lalu memanfaatkan aura hitamnya untuk mengendalikan jarak jauh.

"Sial! Kau memanfaatkanku ya?" ekspresi Kaisar terkejut melihat serangan pria bertopeng Oni.

Kaisar Erwin telah salah mengambil langkah. Seharusnya dirinya jangan memanggil para prajurit atau ksatria terlebih dahulu. Pria bertopeng Oni memiliki senjata terkuat. Dan tidak bisa digunakan secara sembarangan.

"Aku salah memprediksi pola serangannya," Kaisar Erwin menggunakan sub skill [Thunderbolt] kepada para prajurit.

Pria bertopeng Oni membuka sedikit topeng sisi kanan. Menunggingkan senyuman misterius. Seketika, pergerakan pria bertopeng Oni semakin cepat. Bayangan yang berada di belakangnya, mulai tidak nampak. Pria bertopeng Oni memegang kunai. Bersiap menusuk pada bagian kelopak mata kiri. Kaisar Erwin berdecih kesal, mengayunkan pedang sekuat tenaga. Sampai-sampai, pergelangan tangan kanan terpental. Pria bertopeng Oni merogoh saku kecil dalam pinggangnya, lalu dilemparkan begitu saja ke dalam lantai area. Seketika, asap menyebar ke seluruh area. Kaisar Erwin batuk berdahak. Dia tidak memiliki pilihan kecuali menebasnya.

Terus dia melakukannya sampai pria bertopeng Oni berhasil membuatnya tertekan. Percikan besi menjalar ke mana-mana. Pria bertopeng Oni melemparkan tiga buah kunai ke Kaisar Erwin. Lemparan tersebut mengenai kedua bahunya. Erangan keluar dari mulut Kaisar Erwin. Dia baru menyadari, kunai tersebut mengandung racun yang tidak diketahui. Tubuhnya terasa berat untuk bergerak.

"Menyerahlah, Kaisar. Anda sudah ka—" tiba-tiba tebasan dari arah samping kiri.

Sub skill [Black Hole] milik pria bertopeng Oni menghisap pedang miliknya. Tapi arahnya berputar ke atas. Pria bertopeng Oni terkejut dengan kekuatan Kaisar Erwin. Lalu diayunkan sampai mengenai tanah. Pria bertopeng Oni menghindar ke samping kanan. Kaisar Erwin tidak akan membiarkan pria bertopeng Oni untuk berpikir dan istirahat.

"[Wind Vortex]!"

Angin puyuh berukuran raksasa dipadu dengan listrik. Menyatu menjadi satu bagian di sisi luar angin. Kecepatannya kini mencapai maksimum. Sampai-sampai, angin menghancurkan lantai area podium. Bukan hanya itu saja. Penyangga kawat besi dan kayu hancur. Terbagi menjadi beberapa retakan.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt