Chapter 10. Summon a monster. Is This the Right Thing?

96 9 32
                                    

Seminggu kemudian, mereka terus mengambil Quest yang super sulit. Bahkan para petualangan terheran-heran. Mereka bertanya-tanya penyebab keempatnya menjadi bersemangat dalam meningkatkan ranking. Umumnya, jika petualangan mengambil Quest satu kali dalam sehari, maka mereka mengambil dua atau tiga Quest dalam sehari. Hal yang membuat mereka kebingungan adalah tempat yang mereka pilih adalah cukup jauh dari Kerajaan.

"Oi, mereka mengambil Quest jauh lagi!"

"Kau benar. Tapi bagaimana bisa? Untuk ke sana membutuhkan sehari,"

"Apa jangan-jangan mereka itu ranking emas tapi baru memulainya dari bawah,"

"Tidak mungkin. Mereka itu hanyalah seorang petualangan amatir. Terbukti pakaian mereka masih minim perlindungan,"

"Meski begitu,"

Di saat para petualangan sibuk berbisik-bisik, Ketua Guild merenung sejenak. Hiro, Yumi, Allen dan Rina merupakan empat orang yang memiliki kekuatan luar biasa. Ketika Hiro dites oleh Herman, kemampuan daya penghancur lebih besar dibandingkan petualangan umumnya. Bukan itu saja. Menurut laporan staffnya, Allen, Yumi dan Rina memancarkan aura tidak biasa. Seperti hewan buas yang siap menerkamnya. Walau secara tidak sadar mereka tidak melakukannya, akan berbahaya jika Kerajaan mendeklarasikan perang terhadap mereka. Untuk saat ini, membiarkan mereka berempat bekerja di Guild merupakan keputusan tepat.

"Akhirnya selesai juga," Hiro meregangkan kedua lengannya.

"Selesai, gundulmu! Kita kurang satu Quest lagi. Setelah itu, istirahat dan mengisi mana milik kita," sela Rina memarahi Hiro.

Mereka berdua datang menuju dasboard Quest. Terlihat banyak sekali Quest yang terpajang di sana.

Yumi dan Allen ada di belakang mereka berdua. Keringat membasahi kedua pipinya. Bahkan Allen lebih parah lagi. Keningnya membasahi semua wajahnya. Matanya sulit untuk fokus, membuat Yumi tetap berada di sampingnya. Napas terengah-engah keluar dari mulut Allen.

"Allen-san, apa anda baik-baik saja?"

"Baik kok. Aku hanya butuh istirahat,"

"Itu benar. Anda terlalu memaksakan diri," ucapnya khawatir.

"Sejak kapan dirimu bernada formal begini?" tanya Allen kepada Yumi.

Pertanyaan Allen membuat Yumi kebingungan. Gadis itu berpikir keras, menaruh jari telunjuk ke bagian pinggir otak sambil memejamkan kedua matanya.

"Jangan terlalu dipikirkan. Nanti kau malah jadi botak karenaku,"

"Eh!"

Yumi shock mendengar perkataan dari Allen. Kepalanya menunduk kepala sambil jongkok, wajahnya memerah. Di depan, Rina menoleh ke belakang. Bergegas menuju Yumi dan Allen.

"Ada apa? Apa kau sedang sakit?"

"Ricchan! Aku baik-baik saja kok,"

"Beneran tidak apa-apa?" tanya lagi Rina mengekspresikan kekhawatiran.

Dia mengangguk tersenyum. Tapi Rina tidak puas. Dia pun mencengkram kerah Allen. Hal itu membuat seisi dalam Guild terkejut. Hiro melihat heningnya situasi tersebut, mencoba melerai keduanya.

"Oi, Pak Tua! Apa kau mengincar Yumi untuk menjadi istrimu, huh!"

"Tidak mungkin lah. Lagipula, dia itu seperti anakku sendiri. Berlaku juga untukmu dan Hiro," ucapnya tersenyum.

Rina berdecih kesal. Senyuman itulah yang membuatnya muak. Tetapi, dirinya menahan emosi. Itulah yang harus dijanjikan kepada Allen.

Bicara soal ranking, kartu mereka berubah dari putih ke kuning. Dalam seminggu, mereka berhasil menyelesaikan perburuan monster, pelayanan publik terhadap rakyat dan lain-lain. Mereka mengumpulkan uang 100 silver 76 copper keping dalam kantungnya. 1 keping copper itu sama dengan $ 0.5. 1 keping silver sama dengan $4. Untuk terakhir, 1 keping gold sama dengan $430. Angka yang cukup fantastis mengingat mereka berada di isekai karena kebutuhan 11 element bumi masih diterapkan di sini.

Another World Chronicles [END Volume 1-3]Where stories live. Discover now