[12] TERNYATA..

103 28 9
                                    

Aku merindukan mu, di tempat ini aku kembali pada titik itu. Bahkan, disaat ada yang lebih baik, perasaan ini tidak dapat dibohongi oleh ego. Aku sadar, tak semua orang mendapatkan kesempatan kedua. Namun, tidak bisa kah kita kembali mengulang nya sekali lagi?.
.
.

HAPPY READING
SYAILA STORY’







“Lo gak pernah tau apa yang gue rasain seminggu ini Fel” ucap Jessie lirih.


“LO GA PERNAH TAU!” ucap Jessie dengan nada serak.


Feli terdiam, sepertinya mereka memiliki masalah persahabatan yang cukup rumit. Jessie mengusap mata nya dan menatap ku. Tatapan itu, aku tau maksud tatapan Jessie.


“Gue harap kita bisa ketemu lagi,” lalu Jessie meninggalkan kami di lorong itu.



Feli mengejar Jesie, Jessie kekeuh ingin pergi dari masalah ini, aku melerai pertengkaran mereka, ini salah ku. Aku penyebab retak nya persahabatan mereka.


“Jes, semua ini bisa dijelaskan” ucap ku.


“PUAS LO BIKIN GUE SEMENDERITA INI?!” ucap Jessie menahan amarah nya.


“Jessie, plis jangan ke Singapura, gue gabisa kehilangan lo untuk selama-lamanya”



“Lo harusnya tau hari ini hari apa Fel” jawab Jessie sendu.


Ya, hari ini adalah hari Jessie akan melakukan operasi paru-paru di singapura. Ia tak akan kembali, sampai penyakit yang hinggap di tubuh nya itu lenyap. Dan itu akan memakan waktu yang sangat lama. Sayang nya, Feli melupakan segalanya.



“Gue ga pernah benci ke lo Fel, gue sayang sama lo. Dan gue cemburu ketika waktu-waktu terakhir gue disini lo habiskan dengan orang yang baru lo kenal satu hari, gue berhak cemburu!”



Aku menunduk malu, harusnya aku tau akan hal ini, aku emang sumber masalah. Pantas saja, satu sekolah membenci ku. Aku memang pembawa sial.



“Gue minta maaf” ucap ku lalu memeluk Jessie.


“Gue salah, harusnya gue selesaikan masalah ini dengan cara yang baik, bukan dengan melabrak lo seperti ini. Gue jadi perusak persahabatan lo dengan Feli. Gue emang sumber masalah, maafin gue” isak ku memeluk Jessie.


“Lu jaga Feli ya, gue mungkin ga balik lagi kesini”



“Jess” panggil Feli.



“Gue sayang lo”





Tangis pun pecah. Ketiga orang yang awalnya bermusuhan itu seketika menjadi sahabat untuk selamanya. Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi esok lusa. Akhirnya, yang lemah dan rapuh akan belajar untuk terus berjalan sendiri di tengah badai.  Karna ia yakin, setelah ini badai akan berhenti:)







~~~





“Kamu melanggar aturan untuk kedua kali nya Feli,”


“Dan kamu Syaila, ibu tak habis fikir kamu senekat ini, apa gunanya kamu bertingkah konyol seperti itu? Mau jadi pahlawan kamu?” tanya Buk Rola.



“Saya salah bu, ini semua rencana saya” potong Feli.



“Tidak bu, ini salah saya, saya yang buat mereka seperti ini, tolong hokum saya” jawab ku.


Buk Rola menghela napas. Ia kelihatan bingung dan heran dengan tingkah kami, “Bagaimana saya bisa percaya dengan argument kalian itu?”


“Hukum saja kami bu”


“Baiklah, kalian bersihkan wc Putri, pulang sekolah saya cek, dan Syaila, besok kamu sudah saya izinkan untuk sekolah lagi.”



Aku terkejut bukan main, dan berterimakasih kepada Buk Rola dan menuju ke ruang ganti untuk mengambil perlengkapan untuk menjadi babu.



“Lo benci sama gue?” tanya ku tiba-tiba.


Feli hanya tersenyum dan berkata, “Gue ga pernah benci ke siapa pun”


“Hati lo terbuat dari apa sih? Gue pengen sebaik lu lo, lo tulus, penyabar dan penyayang. Siapa pun bakalan nyaman deket sama lo” jujur ku.


“Sya, inget di dunia ini tidak ada yang tidak pernah melakukan kesalahan, setiap orang pasti pernah melakukan dosa dan pernah berada di titik dimana ia merasa terpuru. Semoga lo bisa ngelawan semua rasa takut lo ya” ceramah Feli.




“Lah kok jadi mellow sih?” tawa ku.


Kami tertawa lagi, dan pekerjaan kami pun masih menunggu untuk dibersihkan. Hari ini aku kembali mempunyai sahabat.




“Yaudah, kita lanjut gi yok”





~~~








“ Dedek pulang”



Rumah ku sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan disini. Kemana semua orang? Aku memanggil Bi Ayak, namun tidak ada sahutan dari si pemilik nama itu.


Aku menelfon Riana, namun tidak dijawab oleh nya. Ada apa ini? Bahkan tadi aku pulang sendiri naik ojol, karna tidak ada supir yang bekerja semenjak nenek meninggal. Aku meme merasakan ada sesuatu yang mengganjal, apakah mimpi itu menjadi kenyataan?.



Aku menelfon Bi Ayak dan syukurlah beliau mengangkat telfon ku, namun diseberang sana terdengar suara Bi Ayak yang ngos-ngosan.


“Bibi kenapa?”


“Non.. Nyonya masuk Ru-rumah sakit”

“APA?! BUNDA SAMA AYAH DIMANA BIBI?!”



“Dirumah ada orang non? Bibi lupa ngunci pintu rumah karna saking terkejut nya” balas Bi Ayak.

“Yaudah aku otw Bi, kirimin alamat nya cepat!”



Pikiran ku kacau. Ada apa dengan Riana? Apakah sesuatu yang buruk terjadi? Ya tuhan, bagaimana bisa kau berikan cobaan seperti ini berkali-kali kepada ku? Aku hanya semakin terpuruk karna ujian ini.



Aku mengambil motor ku dan tancap gas menuju Rumah Sakit Sukma yang berada di ujung kota ku. Perjalanan kesana paling cepat 30 menit, namun aku tidak ingin melewatkan waktu ku. Fikiran aku hanyalah Riana. Ibuku.


“Arghh sial lampu merah!” keluhku ketika melihat lampu itu bertukar menjadi merah ketika giliran ku untuk menyebrang. Namun apalah daya ku, fikiran ku saat itu hanyalah Riana dan aku tidak spontan menggas motorku dan..

















“BRAKK!”





*****



~To be continued

Udah yaa segini dulu
Cape banget hari ini wkwk
Salam hangat, Ranny:)

Syaila [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum