[30] PAWANG HATI

56 20 0
                                    

Jangan sukai aku secara fisik. Sukai lah apa adanya, kau tak akan siap melihat seperti apa diriku yang sesungguhnya:).
.
.

HAPPY READING

SYAILA STORY'



“Gue kelas IX.1?” Tanya ku kepada Egi tak percaya.

Egi mengangguk, “Ga nyangka, rapor dari sekolah lama lo bisa nembus kelas terpintar seangkatan.”

Aku tertawa kecil, “Gue gini-gini pintar ogeb. Tanvang aja yang ga memadai.”

Egi masuk terlebih dahulu, di dalam kelas seluruh siswa dan siswi melihat ku. Jumlah murid dikelas ini hanya sekitaran 17 orang. 17 orang ini bisa dikatakan campuran dari anak-anak berprestasi dari berbagai macam bidang. Namun gaya berpakaian mereka sama, hanya memakai sepatu hitam lusuh dan juga pakaian yang sudah kekecilan.

“Anjir suranjir, cakep banget anak baru nya,” ucap Memet, tukang heboh di IX.1.

“Gosah mimpi lo, gue neh yang paling cakep se SMP Al-Azhar.” Potong Rendi, ia adalah mostwanted se-SMP. Karna ke gantengannya, membuat adik kelas jatuh hati. Lebih tepatnya Playboy atau pakboi.

“Gada sopan santun ye kalian sama anak baru, disambut nya ga kayak gitu tolol!” Sergah Ucok, sang ketua kelas nan toxic.

Aku hanya tersenyum menyapa seisi kelas. Ada seorang gadis yang berlari ke arah ku, “Lo anak baru kan? Kenalin gue Suci.”

Gadis yang bernama Suci itu tampak seperti kutubuku. Kacamata tebalnya menjawab semua pertanyaanku, gadis ini mungkin anak olimpiade sains atau matematika.

“Gue Syaila,” jawab ku pendek. Aku mengikuti Suci karna Egi sudah duduk di tempat duduknya. Dan tempat duduk Suci adalah yang paling belakang, sesuai kesukaan ku.

Aku memperhatikan dengan seksama. Kursi plastik bewarna hijau, meja yang terbuat dari kayu dan sepertinya sudah lapuk dimakan usia. Juga kondisi kelas yang agak sedikit panas, karna kurangnya jendela dan tidak ada akses matahari untuk masuk ke ruangan ini. Jelas sekolah lamaku tidak ada apa-apanya dibanding SMP Al-Azhar.

“Lo cantik juga ya,” ucap Suci dengan takjub.

Aku jadi salah tingkah karna ucapan Suci. Ia terlalu berlebihan dalam memuji ku, "Lo terlalu berlebihan, semua cewe cantik."

"Semua memang cantik, tapi cantik lo beda."

Aku mencoba memahami kata-kata Suci. Lamunan ku dikejutkan oleh suara hentakan kaki milik seseorang, sangat keras. Satu kelas dibuat terkejut karena nya.

Seluruh siswa yang tadi duduk di meja langsung duduk di kursi, begitupun dengan yang sedang melaksanakan ritual gibah nya langsung berlari pontang panting menuju kursi nya. Aku langsung duduk di tempat duduk ku.

Semua murid berdiri, aku ikutan refleks melakukan hal yang sama, "Selamat pagi Pak Cahyo!"

Oh, nama guruku adalah Pak Cahyo. Dari cara berpakaian nya, dan juga ikat pinggang yang menjadi simbol kebesaran Cahyo, aku bisa menebak, beliau adalah guru terkiller di kelas ini.

"Saya dengar ada murid baru disini" ucap Pak Cahyo dengan keras.

Aku menelan saliva, ga bisa ya ngomong nya dipelanin dikit?

Syaila [Completed]Where stories live. Discover now