[8] PERTANDA

110 34 17
                                    

Tak perlu bangga dengan apa yang kamu miliki sekarang. Semua hal duniawi pasti akan fana, percuma kau memiliki harta yang berlimpah namun jauh dari jalan yang di ridhoi oleh Nya:)
.
.

HAPPY READING
SYAILA STORY'





"BRAKK!"



***




"Kenapa rumah aku di jual?," tanya ku.

"Pak, tolonglah, rumah ini satu-satu nya tempat tinggal kami" ucap Joy berlutut kepada orang-orang yang tidak aku kenali.

"AYAH! BUNDAH! KENAPA SEMUA BARANG-BARANG KITA DI AMBIL MEREKA?!" ucap ku tak terima.

"Kita bangkrut" jawab Riana pelan.

"NO, NO GABOLEH GITU DONG, AKU GAMAU JADI ORANG MISKIN, GAMAU PUNYA ORANG TUA MISKIN BANGSAT!" teriak ku.

"HAHAH ADA YANG JADI ORANG MISKIN NIH, ADUH KASIAN NYA, JADI SYAILA YANG KAYA ITU UDAH BANGKRUT DAN TINGGAL DIBAWAH KOLOM JEMBATAN WEE!" ucap Putri.

"HAH MAU APA LO? LO BERANI SAMA GUE YA?!" ucap ku tak terima.

"YAILA LAH, LO ITU GAK SELEVEL SAMA GUE, LO TAU DIRI YA, LO ITU GA SEBANDING AMA GUE YANG KAYA INI NGERTI?!"

"GUE GAMAU MISKIN, GUE BENCI JADI MISKIN, JADI MISKIN ITU MEMALUKAN, GUE BENCI!!"




***




"Sayang, kamu kenapa?"




Aku melihat semua orang berkumpul di kamar ku. Keringat dingin membasahi leher ku. Apa yang terjadi?


"Kamu sakit? Kita pergi ke dokter ya?" tanya Riana sambil memegang dahi ku.


"Dedek kenapa bundah?" ucap ku lemas.


"Kamu tadi pingsan sayang, kamu teriak-teriak tadi" jawab Joy.

"Dedek tadi liat rumah kita dijual bundah, dedek gamau pindah dari sini" ucap ku sambil memeluk Riana.


"Udah bunda, biarin Syaila istirahat. Dia kelelahan sekali" perintah Joy.


"Kamu bunda bikinin bubur ayam ya,"

"Iya bundah" ucap ku nurut.

Riana dan Joy pergi meninggalkan ku sendiri disini. Bi Ayak juga udah lebih dahulu pergi karna suami nya menelfon. Sekarang tinggalah aku dengan kesunyian ini.

"Gue udah dua kali mimpi seperti ini" ucap ku.

"Itu pertanda atau cuman bunga tidur?, gue serch YouTube aja deh"


Aku mengambil IPhone ku dan mencari video yang berkaitan dengan mimpi. Banyak yang membahas apa itu mimpi namun tidak ada yang sesuai dengan tujuan ku.


"Halah, takhayul doing isinya" keluh ku lalu aku kembali merebahkan badan ku ke ranjang.

" Sayang, ini bubur nya, bunda suapin ya" ucap Riana tiba-tiba.

"Bundah udah ga ngambek lagi kan sama dedek?" tanya ku.

"Mana ada orangtua apalagi seorang ibu yang bisa benci sama anak nya sendiri sayang?"

"Love you Bundaah" ucap ku dan langsung memeluk nya.


"Love you too honey"



~~~







"Baiklah, silahkan istirahat" ucap Buk Rola dan meninggalkan kelas ku.


Aku merapikan barang-barang ku, berantakan sekali, karna tadi kami ada praktek menulis format impian yang harus penuh satu halaman dan juga harus rapi.


"HEH DAYANG-DAYANG!, BELIIN GUE BOBA DONG. GUE HAUS!" perintah Putri kepada ku tiba-tiba.


"LO MAK GUE HAH YANG BISA NGATUR-NGATUR GUE?" ucap ku tak terima.


"LO PURA-PURA LUPA YA? SINI GUE INGETIN," ucap putri lalu berdiri di depan kelas.


"HARI INI SYAILA RESMI JADI DAYANG-DAYANG GUE, KARNA DIA KALAH TARUHAN SAMA GUE. OKEE? KALIAN DENGER KAN APA YANG GUE BILANG?" ucap Putri sambil tertawa melihat kearah ku.


Aku menahan emosi, aku tidak ingin meladeni apa yang Putri katakan, terserah apa kata orang, gue udah ga peduli lagi, dan gue OGAH jadi dayang-dayang Putri.


"LO DIAM? TUMBEN, UDAH GABISA NGEJAWAB LAGI HAH? OH IYA GUE LUPA DIA KAN BANGKRUT! KEMAREN AJA PULANG PAKE ANGKOT HAHA" teriak Putri, satu kelas pecah dengan gelak tawa, pasti nya karna menertawakan aku.

"LO NGOMONG ITU DIFILTER DULU YA!" pekik ku.

"LO GAUSAH JULID AMA IDUP GUE, GUE GAK BUTUH GELAR KONYOL ITU! AMBIL TUH BEKAS GUE!" ucap ku lalu aku pergi meninggalkan Putri, yang masih dengan wajah licik nya karna berhasil membuat ku malu satu kelas.

Aku pergi ke kantin sekolah. Perutku lapar, aku ingin makan bakso Mang Dadang. Ketika aku melihat saku ku, aku ingat bahwa hari ini aku hanya diberi uang 10 Ribu Rupiah saja.

"Bakso Mang Dadang kan 10 Ribu, nanti minum gue bayar pake apa?" batin ku.

Aku terdiam seketika. Bagaimana caranya supaya aku bisa bayar makanan nanti? Aku berjalan menuju kelas ku untuk mengambil uang di dalam tas, mana tau ada yang keselip di kotak pensil. Ketika di tangga, aku menemukan uang 50 Ribu di depan Ruang Osis. Aku melihat sekeliling, tidak ada orang, lorong ini memang sepi karna seluruh siswa sedang berada di kantin. Tanpa berfikir panjang aku langsung mengambil uang itu.

"Rejeki anak sholeh mah gini" ucap ku pelan dan langsung berlari ke kantin.

"MANG DADANG!" ucap ku dari kejauhan.

Aku berlari agar cepat sampai ke warung Mang Dadang, karna biasanya bakso Mang Dadang cepat habis.

"Seperti biasa satuh bangh" ucap ku ngos-ngosan karna kecapean.


"Pas eneng, bakso nya tinggal seporsi lagi, mamang tambahin bonus ya, ini kelebihan" ucap Mang Dadang tertawa.


"Mantep mang, ditunggu" ucap ku kegirangan.


Aku memakan bakso itu dengan lahap. Biasa orang laper mah apa aja dimakan. Kecuali batu, kayu sama tanah. Tidak seperti biasa, rasa bakso ini wenak tenan. Kalo kata anak quetes enak nya itu sampai ke DNA.



Setelah selesai makan, aku meminum jeruk peras yang aku pesan di kantin Bi Ayu. Aku langsung mensruput seluruh air nya. Tiba-tiba seseorang memukul meja makan ku.


"OH, LO UDAH GATAU DIRI, NYURI LAGI! KEMBALIIN DUIT GUE CEPETAN!"





*****



~To be continued



Kasian Syaila ya, udah jatuh ketimpa tangga lagi
Hadeuhh, janlup komen and tekan gambar bintang 🌟di pojok kiri bawah yaa
Ketemu lagi besok!

Syaila [Completed]Where stories live. Discover now