[35] ENDING

210 24 14
                                    

The end of a story cannot be guessed by reason and mind. But with the heart, whoever can accept, will know how difficult it is to understand sincerity.
.
.

HAPPY READING

SYAILA STORY'



"Gue bersyukur bisa ketemu sama manusia hebat seperti kalian," ucap ku sambil menangis.

"Syai, jangan mewek dong," ucap Hana.

Egi yang menjadi cowok hanya bisa diam melihat kedua sahabat cewe nya ini larut dalam perasaan sendiri-sendiri.

"Udah Syai, Han. Kita pulang yuk, udah mau ashar ini."

"Iya Hana duluan aja, Hana mau bantuin Ibu angkat barang belanjaan."

"Hati-hati Han" pinta ku kepada Hana..

“Gi,,” ucap ku kepada Egi.

“Apa Syaila?”

“Gue—merasa aneh kalau liat lo sama Hana tadi,” ucap ku,

Tadi aku melihat Egi dan Hana akrab sekali. Mereka dijodohkan oleh para penonton, aku hanya bisa diam melihat hal itu. Aku sudah tidak dapat membendung semua nya. Aku ingin tau perasaan ku ini seperti apa.

“Lo jangan mainin gue!” teriak ku, membuat Egi terkejut.

“Gue juga punya ati Gi, gua ada hati!,”

“Lo bilang lo gamau gue terluka, gamau gue disakitin, Lo sendiri nyakitin gue!,” ucap ku diiringi isak tangis.

“Syai, dengerin gue dulu..” ucap Egi melemah.

“Lo terlambat.” Ucap ku lalu ku tinggalkan ia disana.

Aku berlari sejauh mungkin. Sangat jauh, kaki ku memang letih, namun aku tidak ingin melihat wajah itu lagi. Aku berlari menuju sebrangan dan mendayung sampan itu sendiri. Aku ingin ke Kota Pekanbaru.






*****



“Bodoh! Bodoh lo!” ucap ku sambil menendang pohon rambutan ini.

“Kejar Syaila itu bego!” ucap ku keras.

“Arghh,”

Aku kehilangan arah. Sudah ku telusuri satu kampung namun tidak ada tanda-tanda dari Syaila. Aku takut akan kehilangan ia. Aku bersedia menerima apapun konsekuensi nya.

Aku berjalan menuju rumah Syaila, disana sudah terlihat Joy dan Riana berdiri menunggu kepulangan kami. Juga Lastri, aku kakan di cap pengecut hari ini.

“Sudah ketemu nak?” tanya Riana dengan gemetaran.

Aku menggeleng pelan, ini semua salah ku.

PLAK!

Aku pantas mendapatkan tamparan itu. Tamparan dari ibuku sendiri. Tamparan yang sangat menyayat hati ku. Baru sekali ini aku di tampar oleh ibuku.

Syaila [Completed]Where stories live. Discover now