[16] PEKANBARU

66 26 9
                                    

Jangan pernah menyerah, apapun rintangan nya, seberat apapun langkah nya, slalu usahakan agar dirimu menjadi lebih baik dari hari sebelum nya.:)
.
.

HAPPY READING
SYAILA STORY’












“Halo tuan putri”









Itu Joy, ia datang bersama koper besar, buket bunga dan juga makanan kesukaan ku, Cokelat Putih. Di belakang Joy juga ada Riana, tapi ia tak memandangku. Mungkin beliau masih marah gara-gara kejadian tadi.


“Kamu sudah baikan sayang?” tanya Joy hangat kepadaku.


Aku mengangguk pelan, “Udah ayah”


Perhatian ku terpusat kepada koper besar bewarna maroon itu, bukan hanya satu. Namun ada tiga buah koper, dan bisa kutebak itu berisi perlengkapan kami sekeluarga. Apakah kami akan pergi jauh?


“Ayah, mengapa ayah bawa koper itu? Kita akan pergi jauh?” tanya ku polos.



Joy tersenyum miring, lalu menghembuskan napas berat. Apakah pertanyaan ku tadi sangat berbobot?.



“Kita akan pergi liburan" bohong Joy.



Nampak Riana menyinggung siku Joy dan menatap tajam kearah suami nya, aku memperhatikan gerak-gerik kedua orangtua ku, sangat aneh.


“Ayah butuh refreshing sayang, tapi nunggu kamu sehat dulu baru kita pergi” lanjut Riana spontan.



“Aku udah sehat bunda, ayah. Aku mau liburan juga” pintaku manja.

Joy dan Riana saling menatap, lalu Riana tersenyum simpul, aku tau makna senyum itu. Seseorang akan tersenyum simpul ketika ia berbohong. Kenapa Riana dan Joy membohongiku?.



“Kata dokter,kamu harus istirahat dulu, nanti kalau sudah boleh pulang, kamu akan tau sendiri” jawab Joy mengalihkan topik.

Aku merasa aku sudah baik-baik saja. Aku juga ingin pulang. Ketika suasana dingin ini sedang berlangsung, IPhone ku berbunyi. Joy dan Riana melihat ku yang sedang membuka IPhone, dan disana ada dua pesan dari Feli.


Feli Cangtip:v

2 pesan belum dibaca



Sya, gue rasa ada yang ortu lo sembunyiin deh.


Gue khawatir ini ada apa-apa.

Oke.




Mata ku membulat melihat pesan itu. Feli pasti jujur, ia bukan type orang  yang suka ngibul apalagi mengada-ngada. Aku melihat Joy yang sibuk dengan handphone nya. Juga Riana yang termenung, entah sedang merenungkan apa. Lalu aku memberanikan diri untuk menanyakan nya kepada mereka.






“Apa yang ayah sama bunda sembunyiin dari aku?”




Joy masih sibuk dengan handphone nya, Riana masih termenung. Dalam hati aku mengutuk kedua orangtua ku sendiri, persetan jadi anak durhaka, aku ingin kebenaran.



“APA YANG AYAH SAMA BUNDA SEMBUNYIIN DARI AKU?” ucap ku dengan sedikit keras.



Mereka tersentak, saling melihat satu sama lain. Aku terdiam, merasa dikhianati disini.



Syaila [Completed]Where stories live. Discover now