[1] KETIKA SEMUA MASIH BAIK-BAIK SAJA

626 63 27
                                    

HAPPY READING

SYAILA STORY':)



Syaila POV.

"Omaigat parah parah paraahh!," Pekik Syaila ketika ia melihat di layar iPad nya bahwa sepatu yang di pakai Lisa di pada comeback kemaren di lelang oleh WG Entertaiment.

"Gue harus bisa dapetin tuh sepatu anjir,"

Syaila langsung menuju ke lantai tiga, dimana Riana (Bunda Syaila) berada sekarang. Dengan gaya manja nya serta ekspresi yang sangat membuat siapa saja tidak bisa menolak, Syaila dengan gagah nya berjalan dan mengetuk pintu kamar bunda nya itu.

"Bundahh!, Dedek mau masuk," pekik Syaila dari balik pintu itu.

"Buka saja sayang, tidak dikunci" balas Riana bersamaan dengan Joy (Ayah Syaila)

Syaila membuka kenop pintu itu dan langsung terjun ke ke kasur milik kedua orang tua nya itu.

"Bundah, Ayah liat ini dehh," ucap nya sambil menunjukkan IPad terbaru nya itu kepada Riana dan Joy.

"Iya terus kamu mau lelang berapa sayang?" tanya Riana lembut sembari mengelus kepala putri nya itu.

"Dedek ga tau bundah, pokok nya Dedek mau sepatu nya Lisa titik ga pake koma sama spasi." Dengan gaya seperti orang yang sedang merajuk.

"Iya sayang, sini ayah lihat,"

"Ayah tawar berapa emang nya?" tanya Riana kepada suami nya itu.

"Nah, gabakalan ada yang mau nandingi harga ini, coba liat deh" ucap Joy tertawa kegirangan.

"Ya ampun ayah, satu miliar untuk sepatu ini aja?" ucap Riana dengan nada tidak suka.

"Gapapa Bundah, dedek pengen banget sepatu nya itu, ayah emang the best" ucap Syaila sambil memeluk ayah nya.

"Untuk Syaila semua ayah lakukan, karna harta terbesar bagi ayah itu adalah kalian"

"Aa, ayah sosweet banget deh" balas Riana sambil mencubit perut Joy.

"Bunda jahil ya sama ayah"balas Joy tak mau kalah.

"Syaila sayang sama Bundah sama Ayah"

Di kamar Syaila

" bring bring" itu adalah suara notifikasi chat pribadi dari IPhone Syaila. Jarang Syaila mendapatkan pesan pribadi dari teman nya, dan garis bawahi bahwa Syaila tidak memiliki seorang teman, dan Syaila sudah menduga siapa yang mengirimkan pesan itu.

"MAKSUD LO APA PUTRI! LO MAU MINJEM DUIT GUE GITU,PERUSAHAAN BOKAP LO BANGKRUT YA? TURUT SENENG DAH GUE!" ketik Syaila dengan huruf yang sengaja di kapital kan.

"HEH LO GA USAH NGEGAS ANJING, LO GABAKALAN DAPATIN TUH SEPATU KARNA GUE UDAH NAWAR 3M, MAKASI YA UDAH NAWAR SERENDAH ITU!" Balas Putri tak kalah pedas.

"LIAT AJA, KALO GUE YANG DAPATIN SEPATU ITU LO HARUS SUJUD DI DEPAN KAKI GUE!"

"KALO GUE YANG DAPATIN LO HARUS CABUT JULUKAN MISS SHOPPING ITU DAN KASIH KE GUE!"

Syaila hanya membaca pesan terakhir dari musuh bebuyutan nya itu. Dia heran kenapa Putri sangat menginginkan julukah Miss Shopping yang anak kelas berikan kepada nya. Toh yang menang bakalan Syaila, karna Syaila tau perusahaan ayah Putri masih jauh tertinggal dari perusahaan ayah nya. Dan Putri ga bakalan punya uang sebanyak itu.

"Dah lah,mending gue ke Mall aja. Pengen beli baju baru, dah lama ga cuci mata" Batin nya.

Setelah berganti pakaian, Syaila langsung memanggil Bi Ayak, asisten pribadi nya yang slalu setia menemani Syaila kemana pun pergi. Tak termasuk pergi ke Mall.

"Bi, temenin dedek pergi ke mall dong,"

"Iya non, bibi siap-siap dulu ya"

"5 menit ga pake lama!"

Setelah beberapa menit akhirnya Bi Ayak siap berganti pakaian.

"Yok non kita berangkat"

Syaila memasuki mobil pribadi nya itu. Hal ini sangat lumrah bagi anak seorang pemilik perusahaan furniture terkaya nomor dua di Asean. Hidup Syaila sangat lah sempurna. Ia dilahirkan dengan paras cantik nan elok, dengan kecerdasan yang sangat hebat, hidup dalam kemewahan dan dikelilingi oleh cowok-cowok most wanted di sekolah nya.

"Bi, gimana baju ini cocok gak?" tanya ku kepada asisten pribadi ku. Bi Ayak memang bisa dikata bagus selera nya tentang Fashion, dan setiap pilihan baju nya memang sangat bagus.

"Manis neng, Cuma gardigen nya jangan warna abu-abu, mati nanti kesan warna nya" kritik Bi Ayak.

"Oh, terus warna apa bagusnya Bi?"

"Pake warna Ijo lumut ini aja deh Non, nanti baju dalam nya pake baju putih garis-garis ini.Cobain deh" Terang Bi Ayak

Aku berjalan ke ruang ganti.Dan mencoba untuk mengenakan pilihan baju dari Bi Ayak. Dan memang pilihan nya tak pernah meleset, aku suka baju kali ini.

"Bi, lihat deh cantik bukan?"

"Coba pake snekers ini Non," ucap nya sambil memberikan sneakers bewarna putih itu kepada ku.

"Cucok Non," Puji Bi Ayak sambil mengacungkan jempol.

"Ini aja deh, tolong Bi Ayak bayar ke kasir ya"

Setelah berkeliling cukup lama,Syaila kelelahan dan memutuskan untuk pulang. Ia ditemani oleh Bi Ayak dan juga pengawal pribadi nya, berjalan menuju parkiran. Namun perhatian Syaila pecah ketika mendengar seseorang memanggil namanya.

"Nak, kakek belum makan, udah tiga hari ini kakek ga dapat uang"

Syaila mengalihkan pandangan awalnya,ia merasa jijik melihat kakek itu yang tidak mempunyai hubungan apa-apa kepadanya. Lalu Syaila terus berjalan tanpa menghirau kan kakek itu.

"Nak, tolonglah kakek. Atau suatu saat kau akan merasakan rasanya meminta-minta seperti kakek ini" jawab kakek itu dengan nada mengancam.

"HEH KAKEK TUA, KALO MAU DUIT KERJA DONG, MAU MAKAN? NIH 100 RIBU, BISA KAN KAKEK GA NGOMOMNG KAYAK GITU, JIJIK AJA GITU IWHH" Ucap Syaila dengan nada tinggi kepada lawan bicaranya.

"Suatu saat nanti kamu akan menyesali perbuatan mu nak" ucap kakek itu dan ia langsung pergi tanpa mengambil uang yang Syaila berikan.

Syaila [Completed]Where stories live. Discover now