18| Pertemuan

91 35 15
                                    

"Mba, ini uangnya di meja. Kembaliannya ambil aja, sebagai bonus." Reynald pun keluar dari kedai kopi dan pulang menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah, Reynald segera membawa motornya ke garasi dan masuk melalui pintu depan.

"Assalamu'alaikum. Ma?"

"Waalaikumussalam. Kamu ngga berangkat sekolah ya?"

Deg

Kok mama tau? batinnya.

"Engga kok ma. Aku duluan ya, mau mandi."

"Jangan bohongin mama. Tadi Rafa ngasih tau mama, kalau kamu nganterin perempuan ke rumah sakit. Pacarmu ya?"

Dasar Rafa tukang ngadu! Awas aja, besok ketemu di sekolah, umpatnya dalam hati.

"Bukan ma, cuman adik kelas aja, pembantu nya sakit dan harus dibawa ke rumah sakit, jadi Rey bantuin ma. Maafin Rey, ngga berangkat sekolah."

"Gak papa Rey, kamu juga ngorbanin sekolah buat bantu orang yang lagi kesusahan juga bener kok, ngga salah. Mama ngga marah sama kamu. Tapi cuman mau kamu jujur, dan akhirnya terbukti kalo anak mama ngga suka bohong."

"Iya ma, makasih."

"Anaknya om Aif sama tante Fina mau kesini. Kamu siap-siap gih."

"Siap-siap?"

"Iya, kan kamu sama Della udah lama ngga ketemu, kasih kesan yang baik dong, untuk pertama kali ketemu setelah sekian lama," lalu meninggalkan Rey yang masih terpaku dengan ucapannya.

****

"Alhamdulillah ibu udah sadar. Farasya khawatir banget sama ibu." Memeluk bi Irah.

"Ehh non, ngga boleh manggil bibi kayak gitu, ibu kamu ya cuma satu. Bu Rosa."

"Tapikan..."

"Tetep ngga boleh sayang."

"Hmm, yaudah deh bi."

"Nah gitu dong, kan lebih enak. Ini siapa non?"

"Ooh iya bi, kenalin Farrel, temennya Farasya, sekaligus calon pacarnya." Dengan spontan Farasya mencubit pinggang Farrel, "aww."

"Ehh si non mah, ini akang teh kasep pisan euy, cocok sama si eneng kalo pacaran."

"Engga bi, mana mungkin," jawab Farasya.

"Bohong tuh bi, bilangnya ngga mau, padahal mau." Segera lari keluar ruangan untuk menghindari kejaran Farasya.

"FARREL!!"

"Udah non, gak papa. Baik kok orangnya. Cocok kalo sama non."

Semoga ngga zonk ya bi, batinnya.

Farasya hanya bisa melukiskan senyum tipis di wajahnya.

****

"Rey, kamu makan dulu. Ntar jemput Della di bandara."

"Hm. Iya ma."

Setelah selesai makan, dan beres-beres Reynald pun segera meninggalkan rumah dan menjalankan mobil Ferarri warna hitam.

Selama di perjalanan, pikirannya sangat terganggu, karena semua isi dalam otaknya hanya satu nama yang akan ia temui setelah 5 tahun lost contact dan tidak pernah bertemu, Della.

Love Without Signal [ON GOING]Where stories live. Discover now