15| Ditembak?

89 50 16
                                    

"Orang sukses, pasti sering gagal dalam hidupnya"

****

Hari ini Farrel bangun lebih pagi dari biasanya, jika biasanya ia bangun pukul 5 pagi, sekarang pukul setengah 5, juga sudah bangun.

Alarm pun berbunyi

Farrel sedikit tak percaya ia bisa bangun tepat waktu seperti ini, biasanya boro-boro bangun tepat waktu, alarm pun dimatikan kemudian tidur lagi. kebo luh

Hooammm

Tumben banget gue bangun jam segini, biasanya paling lelet dalam urusan bangun tidur, benar-benar hari yang mengesankan, batinnya.

Farrel masih mengerjapkan matanya berulang kali, sampai kesadaran sepenuhnya sudah terkumpul.

****

"Pagi, ma, pa." ucapnya lalu menuju meja makan.

"Tumben udah bangun?" tanya Maya-mama nya Farrel.

"Iya ma, hehe."

"Mau ketemu calon pacar, harus berangkat pagi dong," jawab Irene yang tiba-tiba datang.

"Calon pacar?!" teriak histeris kedua orangtuanya.

"Iya ma, pa. Si Farrel tuh ma..."

Farrel berdehem, "Jadi berangkat sekarang kan?" tanya Farrel kepada Irene.

"Kan belum sarapan Rel."

"Yaudah gue duluan aja takut telat. Lo terserah sama siapa. Ma, pa, Farrel berangkat ya, Assalamu'alaikum," tak lupa mencium punggung tangan kedua orangtuanya kemudian keluar untuk segera menuju ke sekolah.

"Farrel kenapa Ren?"

"Gatau ma, Irene nyusul Farrel ya, duluan. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam."

Namun saat Irene membuka pintu rumahnya ia kesal mendapati Farrel benar-benar sudah meninggalkannya.

Dasar bocah baperan, batinnya.

Irene pun sedikit menghentakkan kakinya di jalanan karena kesal.

Gara-gara tuh bocah, gue jadi jalan kaki, hm, adik macam apa! umpatnya dalam hati.

"Ren.."

Mendengar namanya dipanggil, ia segera berputar 180°.

"Kok elu jalan kaki? Farrel nya mana?" Tanya Rafa menggunakan mobilnya.

"Ooh Farrel, itu..anu..hm, dia udah duluan, gue ditinggal. Duluan ya." Ia langsung blushing seketika saat manusia itu muncul kembali dihadapannya, jujur ia masih sangat menyayangi manusia itu, namun takdir berkehendak lain, ia dipisahkan oleh sebuah kata putus.

"Lo ngga mau berangkat sama gue? Daripada lo cape jalan kaki. Ya itu sih tergantung lo nya." peduli yaampun

"Ooh engga kok, gue ngga papa, lagian jarang jalan ke sekolah." Tolaknya halus, padahal dari lubuk hati yang paling dalam, ia sangat menginginkannya.

Akhirnya Rafa memutuskan untuk keluar dari mobilnya, dan berjalan ke arah Irene.

guk..guk..guk..

Haduhh, pasti anjingnya pak satpam nih, lepas lagi. Mampus dah gue, tapi masa iya gue balik lagi ke Rafa. Ah sial! batinnya.

"Irene..."

Love Without Signal [ON GOING]Where stories live. Discover now