8| Sialan

118 86 17
                                    

Safira pun kembali ke kelas, bukan kelas nya, lebih tepatnya kelas sepupunya.

"REY!" teriak Safira.

Teriakan itu justru membuat semua anak dalam kelas itu (kakak kelas) heran sekaligus pengin banget bilang buat keluar dan sopan sama mereka, tapi apalah daya, ngga ada yang berani. dasar cemen

"Safira! pelanin dikit kenapa sih, ngga sopan banget!" ucap Arjuna selaku ketua kelas tersebut.

"Ya sorry, ka Arjun yang ganteng."

"Lo bisa ngga sih ngga ke kelas kita setiap hari bahkan setiap detik, jangan ganggu kelas kita dulu, gue mau lo ninggalin kelas ini, dan jangan sering-sering dateng kesini."

"Rey?" rengek Safira.

"Udah lo keluar, gue lagi ngga mau berantem cuma gara-gara hal sepele."

"Aish," gumamnya lalu meninggalkan kelas tersebut.

Safira pun seperti jatuh tertimpa tangga pula, apakah hari ini hari kesialan untuknya?

Apa gara-gara cewek cupu?

Ting

Safira pun melihat sekilas notif di layar handphone nya.

"Sialan tuh bocah mau nantangin gue," ucapnya.

Lalu ia pergi ke suatu tempat karena sudah waktunya pulang sekolah juga.

Bel sekolah pun berbunyi

"Aku duluan ya."

"Lo ngga sama Yoga?"

"Ngga, gue mau naik angkot aja, kamu aja yang pulang sama Yoga."

"Serius? Makasih ya."

"Iya, aku duluan."

Akhirnya Farasya pun menunggu angkot lewat di depan sekolahan, namun sudah setengah jam lebih ia menunggu, tetap tidak ada angkot yang lewat.

"Tumben sih, ngga ada angkot lewat," ucapnya pada dirinya sendiri.

Saat melihat jam tangannya, ia terkejut ternyata sudah pukul 5 sore, alhasil ia memutuskan untuk berjalan kaki, padahal jaraknya cukup jauh.

Diperjalanan, Farasya sangat terkejut dengan apa yang ia lihat barusan.

"Bukannya itu Safira ya? Kok dia ikut geng motor?" tanyanya sekaligus tak percaya.

Itu bukan urusan lo sya, jangan sampai kejadian yang tidak diinginkan terjadi sama lo, ucap mata hatinya.

"Hmm, yaudahdeh, bukan urusanku juga," sambil melanjutkan perjalanannya.

Namun karena letih, ia pun berhenti di sebuah warung untuk sekedar beristirahat sekaligus minum.

Baru satu tegukan, lagi-lagi ia dikejutkan dengan kedatangan seseorang.

"Cewek cupu!"

Sambil membalikkan badannya, "Kamu?"

"Cuciin baju gue tolol, jus jeruknya ngga ilang, gara-gara lo."

"Cuci sendiri kan bisa, lagian aku ngga sengaja."

"Banyak bacot."

Reynald pun segera melepas baju seragamnya.

"Tunggu! Kamu gila ya, mau buka baju didepan cewek!" Masih setia menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya, sekarang sudah membelakanginya.

"Ngga usah kebanyakan tingkah deh, ini! Gue ngga mau tau malem ini, harus udah kering dan sebelum gue berangkat harus udah nyampe rumah gue, TITIK!" Lalu ia pun menjalankan motornya kembali.

Love Without Signal [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang