11| Penyerangan

112 75 14
                                    

Akhirnya Farasya pun diajari mencuci oleh bibinya, maklum ayahnya tidak pernah membolehkan ia untuk mengerjakan pekerjaan rumah. enak ya

"Non itu kan baju udah bersih, ngapain dicuci lagi?"

"Ya ngga papa bi, pertama apa dulu."

"Rendam pakaian pake air sekitar 10 menitan, habis itu bilas, terus masukan pemutih pakaian pada air yang baru, masukkan bajunya, terus kucek dan bilas pake air bersih."

"Oke bi."

Tok..tok..tok

"Bi, tolong bukain pintunya ya, itu pasti Yoga."

"Baik non."

Farasya pun sibuk dengan cuciannya, mungkin karena terlalu banyak pemutih pakaian yang ia gunakan akhirnya, "Lah kok warnanya jadi putih semua." Wajahnya mendadak pucat sekaligus panik mungkin.

"Waduh, gimana ini? Bi, bibi??"

"Iya non kenapa?"

"Kok ini kaya gini jadinya?"

"Yah si non, itumah naruh pemutihnya kebanyakan."

"Terus gimana bi?"

"Masih bisa ilang kan?" lanjutnya.

"Susah non, kayaknya udah ngga bisa malah."

Menepuk jidatnya sendiri, "Siap-siap diomelin sama singa nih, hmm."

"Singa teh saha non?"

"Ooh engga bi, hehe," Farasya pun meninggalkan bibinya yang masih bingung dengan apa yang dikatakannya.

Di kamarnya, Farasya bingung mau jujur tapu ntar diomelin atau bohong tapi dosa.

Apa aku bilang aja ya, ahh engga deh, apa mau beli aja, masa iya, ntar curiga juga, terus gimana? Yaudahlah jujur aja dulu, ntar kalo dimarahin ya harus tanggung jawab, batinnya.

Akhirnya ia pun bersiap-siap untuk pergi ke rumah Reynald.

"Semoga dia ada dirumah, aamiin."

****

Safira yang tidak terima dengan kelakuan Rocky dan teman-temannya, segera menelfon anggota yang lain untuk berkumpul di markasnya.

Flashback On

"Tadi, gue liat sepupu lo, jalan sama cewek cupu, dan gue udah ada buktinya bisa aja gue sebarin biar semuanya tau, dan keluarga besar lo malu seumur hidup."

"Maksud lo apa!"

"Ya lo tau kan, bokap gue kerja di perusahaan TV bisa aja jadi berita, seorang laki-laki dari keluarga besar Brahmantyo berpacaran dengan seorang cewek cupu, bukannya itu hal yang konyol?"

"Mau lo apa sekarang!"

"Lo tau kan? Seperti biasa."

"Cuma itu? Ck, oke gue sama yang lain ikut."

"Gue tunggu."

"Lokasi di tempat biasa?"

"Di area markas lo aja, sekalian mampus dalam kandangnya!"

"Brengsek lo! Yang mampus tuh anggota kalian bukan anggota gue!"

"Kita lihat saja endingnya."

Love Without Signal [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang