48. Darah?🐥

39.4K 2.4K 134
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

Paginya, gue sengaja bangun duluan, bersiap-siap membuat sarapan untuk Geo. Badannya lumayan mendingan, panasnya juga udah menurun. Tinggal kekebalan tubuhnya doang, karena semalaman dia mengeluh kalau badannya itu lelah banget.

Gue kepikiran dong buat bikinin Geo bubur, sama seduhan jahe hangat untuk menetralkan rasa letihnya. Lalu sekitar jam lima, setelah selesai shalat shubuh, gue bergegas turun ke lantai bawah dan mulai berkutat di dalam dapur. Mbak Gea bilang kalau Tante Dinar sama Om Pras gak pulang karena jagain Abel di sana, mereka juga bilang kalau keberangkatan Abel itu dijam delapan. Setidaknya masih ada waktu buat gue urusin Geo dulu.

"Bikin apa, Len?" Suara Mbak Gea mengagetkan gue yang lagi tuangin air jahe ke dalam gelas, membuat airnya sedikit tumpah ke meja makan.

"Mbak ngagetin aja," ujar gue seraya ketawa kecil.

Mbak Gea ikutan ketawa. "Masak bubur nih?" tanyanya saat melihat-lihat panci berisi bubur yang masih gue taruh di atas kompor.

"Iya. Mbak mau? Biar Lena buatin, ya?" tawar gue seraya menghampirinya.

"Eh, enggak. Mbak mau bawa koper Mama sama Papa, jadi gak bisa ikut sarapan di rumah. Hehe, kayaknya Gevano juga ikut, gak apa-apa kan kalau di tinggal sama Geo?"

Gue diem, mikir sebentar. Kalau dia sama Gevano berangkat, terus yang jaga Geo kalau gue menengok Abel nanti siapa? Masa iya Geo di tinggal sendirian?

Orang sakit kalau ditinggal pasti gak akan bener.

"Terus nanti yang jaga Geo?" Gue bertanya pelan.

Mbak Gea malah ketawa, lumayan keras lagi. "Dia 'kan udah mendingan, Na. Tadi udah Mbak tanya, katanya mau ikut antar Abel ke Bandara. Dia udah kuat buat jalan, kok. Kamu tenang aja," katanya terdengar santai.

Heh, masa Geo bilang gitu? Terus yang kemarin malam? Dia merengek sambil mengeluh lelah gitu apa maksudnya?

Apa mau modus?

Dia bilang gitu juga tepat saat gue dekapin badannya. Anjrit. Sempet-sempetnya Geo modus, bambank.

"Mbak, berangkat kuy. Mama udah nunggu." Gevano tiba-tiba muncul, dia merangkul bahu Mbak Gea layaknya seorang teman. "Wihhh, ada bubur, nih. Kita sarapan sama ini ya, Mbak?"

Mata gue memicing melihat kedekatan mereka. Jangan bilang Gevano akan berpaling ke Mbak Gea setelah gagal deketin gue?

HAH, GILA! JANGAN SAMPAI!

INGET! MEREKA ITU ADIK-KAKAK!

"Jangan!" Bagai orang yang kesetanan, gue melepas rangkulan Gevano secara kasar, jauhin Mbak Gea dari jangkauan cowok gak ada akhlak itu. "Setelah gagal deketin gue, lo berusaha deketin Mbak lo sendiri, hah? Gue gak---"

"Lo gila?" Gevano melirik gue sinis.

Dan Mbak Gea udah ngakak parah di belakang, dia menepuk bahu gue berkali-kali. "Len, hahaha, kamu kenapa? Apa yang salah sama Gevan?" tanyanya yang masih di sela oleh tawa.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Where stories live. Discover now