32. Perang Ketiga?🐥

38.4K 2.8K 137
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

"Aku mau pisah sama kamu!"

"NA, JANGAN ASAL NGOMONG!" Geo melepaskan pelukannya secara spontan, ekspresi wajahnya menggambarkan jika dia kaget bukan main.

Anjir, malah Geo yang elpiji. Harusnya gue kampret yang marah, tereak, minta tolong, minta bantuan, minta sedekah ... eh, enggak deng. Sorry.

"Pisah ranjang maksudnya. Kamu tidur di sofa, jangan sekasur sama aku." Gue segera meralat. Lagian siapa yang mau pisah sama lelaki ganteng plus imut, plus baik, plus perhatiaan, plus hangat. Eh, kok banyak plusnya, ya? Minusnya ada, gak?

Duh, jelas ada! Ini 'kan yang lagi gue debatin adalah minus dia!

"Pisah ranjang? Jadi, bukan pisah kita sebagai suami istri gitu?" Seutas senyum kecil muncul di bibir Geo, gue yang melihat segera memalingkan wajah.

Gue mana bisa marah-marah kalau disuguhin wajah imut sama dia? Mana bisa, hah? Ya ampun, gue orangnya plin-plan banget sih kambing. Tadi 'kan mau marah, ngambek, merajuk, meronta, menangis. Hailah, kagak dah. Gue bercanda. Tapi gak lucu.

Hiyaaaaaaa!

"Aku masih waras! Ogah jadi janda muda!" celetuk gue berusaha ketus. Semoga aja kelihatan marahnya.

Cukup disini ya Geo bersikap seenaknya, kali ini gue mau kasih pelajaran atas kesalahan dia. Gak ada kata memaafkan dengan mudah dari pengkhianatan yang satu ini. Kalian bisa rasain jadi gue. Gimana rasanya dibohongin selama ini. Ditipu sama semua kebaikan dia padahal ada kebohongan dalam kepalsuan yang dia buat. Geo memang melakukan ini demi gue, agar gue gak sakit hati kalau di kasih tau diawal pernikahan. Tapi tetap aja, gue gak akan terima kalau pernikahan kita terjalin atas landasan dari Febby.

Gue muak denger nama dia!

"Yaudah, jadi malam ini aku tidur di sofa?"

"Em." Gue mengangguk kecil.

Geo beranjak, dia turun dari atas kasur. Sebelum pergi, dia sempat kasih kecupan di pipi kiri gue, membuat gue blushing di tempat. Badan mendadak kaku, napas rasanya ditahan sama keadaan.

"Jangan marah. Kalau aku gak ikutin perintah Febby, aku gak akan berani nikahin kamu. Apalagi secara dadakan gitu. Aku gak ada keberanian, aku orangnya pemalu, Na. Semoga kamu terima sama semua ini. Mulai dari sini juga, kisah bahagia kita akan dimulai tanpa ada kepalsuan di dalamnya. Semua tentang aku, pernikahan ini, dan Febby udah aku kasih tahu ke kamu." Tangan Geo mengusap rambut gue sebentar, dia membungkuk, natap manik mata gue dalam.

Gue cuma bisa memejamkan mata, kemarahan yang sempat ada mendadak pudar saat tahu alasan Geo. Dia pemalu? Beneran? Jadi karena itu juga dia gak berani deketin gue dan malah jadi pengagum dalam jarak jauh?

Gue gak geer ya, gue tahu saat obrak-abrik ponsel dia di tempat KKN dulu. Ada banyak foto, bahkan vidio gue yang dia ambil secara sembunyi-bunyi, dan itu udah berlangsung sejak semester pertama, tepat satu setengah tahun yang lalu.

Dari kejadian ini, gue bisa menyimpulkan kalau Geo cowok plin-plan juga. Udah banyak banget kesalahan dia yang bersangkutan sama Febby.

Apalagi ini yang paling parah, dia baru kasih tahu gue kalau dia masih punya hubungan sama Febby sekarang.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Where stories live. Discover now