38. Takdir🐥

29.6K 2.4K 56
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

"Kamu jangan jadi bintang, aku gak mau bagi-bagi kamu sama yang lain. Cukup jadi bulan, dan cukup menerangi langit dengan setia disaat langit lagi gelap gulita. Langit gak akan biarin bulan membagi cahayanya, langit akan setia sama bulan kalau bulan sendiri setia sama langit."

Gila! Gue baper, tingkat akut. Geo selalu bisa bikin gue terenyuh sama segala ucapannya.

Kalau gue jadi bulan, gak akan mungkin gue bisa temenin Geo diwaktu siang. Secara 'kan bulan itu muncul di malam hari. Ck, gue banyak protes, ya? Padahal cuma masalah perumpaan doang.

"Dan ada bintang yang nemenin bulan. Itu adalah Abel, Na. Jumlahnya yang banyak sama kayak Abel yang kasih banyak keceriaan ke semua orang. Bulan yang satu untuk langit, dan Bintang yang banyak untuk semua orang yang mau memandang."

"Yo." Gue menyela dia, menarik napas sejenak dan segera melingkarkan kedua tangan di bahunya. Gak ada tangisan, gak ada isakan keharuan. Namun yang ada, hanyalah senyum kebahagiaan. Senyum yang mengartikan jika semuanya memang indah. Senyum yang mengartikan jika jalan cerita pernikahan gue dan Geo memang bukan cuma sekedar untuk bahagia, tetapi juga mendalami apa artinya kata luka. "Makasih atas semuanya," bisik gue.

Tangan kanan Geo melingkar di pinggang gue, sedangkan tangan kirinya masih menjaga keseimbangan tubuh Abel. "Always stay with me, Na," katanya membalas, dia mengusap punggung gue pelan. "Pernikahan kita harus berjalan sampai kita menua bersama. Kamu jaga kepercayaan aku, dan aku jaga kepercayaan kamu. Karena didunia ini nggak ada sebuah hubungan yang berjalan lama jika mereka tidak memikirkan komitmen yang ada di hubungannya."

Dalam pelukan Geo, gue mengangguk kecil, segera melepaskan tautannya dan memilih menatap wajah dia secara dalam. Kedua tangan gue bergerak dan mengusap kedua pipi Geo lembut. Gak ada yang bisa gue ucapkan selain kasih kecupan hangat di pipinya, hal itu sebagai tanda terimakasih gue sama dia.

Saat gue mau menjauhkan wajah, tangan Geo dengan cepat menahan area tengkuk, mendekatkan kembali ke arah wajahnya hingga kening kita saling menyentuh.

Ada desiran aneh ketika Geo menatap manik mata gue dengan cara yang gak seperti biasanya, ditambah elusan yang ada di tengkuk membuat hati gue semakin menggila dan tak bisa terkendali. Sebisa mungkin, gue menahan gejolak panas yang tiba-tiba aja datang tanpa di undang, tangan pun terkepal saking gugupnya.

"Kamu yang terbaik, Na."

Lantas....

Cup

Kecupan lembut, hangat dan penuh rasa cinta mendarat sempurna di permukaan bibir gue. Bisa dilihat kalau mata Geo terpejam seakan menghayati ciumannya.

Untungnya Abel tidur! Untungnya anjir!

Coba kalau bangun? Duh, gue gak bisa bayangin Abel di cekoki hal nyeleneh diusianya yang masih balita.

Amit-amit!

Kecupannya udah terlepas dan Geo malah menjauhkan wajahnya.  Gue mendadak ngerasa kecewa karena belum sempat merasakannya.

Gue melihat Geo yang lagi menggaruk tengkuknya, dari raut wajahnya sih kelihatan gelagapan gitu.

"Kamu kenapa?" Tanya gue seraya memringkan kepala.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz