8. Malam Pertama🐥

85.7K 4.7K 111
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

Acara udah selesai. Tepat pukul lima sore tadi, semua tamu yang diundang bubar dan gak menyisakkan satu orang pun. Bahkan anak kampus yang termasuk temen-temen gue sama Geo juga udah pulang duluan karena jaraknya yang jauh. Sesingkat itu cerita kawin gue? Enggak! Ceritanya panjang, cuma kalau gue ceritain lo semua pasti bosen karena pernikahan gue sama aja kayak yang lain.

Malamnya, semua keluarga lagi kumpul di ruang tamu Villa Papa, cuma keluarga inti aja sih, bahkan jumlahnya bisa kehitung sama jari.

"Baik, Pak Bagas, ada yang ingin di bicarakan, bukan?" Om Pras, Bapaknya Geo memulai pembicaraan setelah diem-dieman beberapa menit. Gue tahu kalau dia itu gak mau buang-buang waktunya disini, karena Bapaknya Geo itu orang super sibuk. Gue aja baru ketemu beliau hari ini.

"Iya, Pak Pras. Saya ingin membicarakan perihal pernikahan mereka." Papa mengarahkan matanya ke arah gue sama Geo, membuat semuanya melirik kita secara bersamaan. "Tentang kedepannya."

Serius ini, Papa pasti mempermasalahkan tentang anak, rumah, sama kuliah gue, yakin 100%.

"Ya sudah, silahkan, Pak. Saya harus kembali lagi ke Malaysia."

Wih, orang sibuk mah beda, ye? Anaknya baru nikah aja udah di tinggal demi kepentingan pekerjaan. Kasihan Geo, dia pasti gak akrab sama Bapaknya.

"Jadi ... saya mau kalau ada kesepakatan antara Alena dengan Geo," ujar Papa, seolah sedang membuat teka-teki yang kesulitannya gak main-main.

"Maksud Pak Bagas?" Ini sih Mamanya Geo yang menyahut, Tante Dinar kayak kaget gitu saat Papa menginginkan ada kesepakatan antara gue sama Geo.

Gue melirik Mama yang duduk di samping Bang Rian, menautkan kedua alis supaya Mama paham kalau gue itu bingung dengan jalan obrolan yang Papa omongin. Nihil, Mama cuma melirik sekilas doang dan sibuk sama kegiatannya yang lagi menggendong anaknya Bang Rian.

Hailah, ucuk! Ini masalah apalagi dah, ah?!

"Syut, Papa mau omongin yang pernah dia kasih tahu ke kita bukan sih? Pas awal lo datang ke rumah gue itu." Gue berbisik sambil mendempetkan badan ke tubuh Geo.

Geo menjawab tanpa menoleh. "Mungkin," katanya, ikut berbisik.

Setelahnya, gue cuma diem, begitupun dengan yang lainnya. Ruang tamu seketika jadi sunyi gak ada suara, tapi didetik berikutnya, bayi Bang Rian nangis kejer di pangkuan Mama.

"Maaf, Ma. Denis capek kayaknya, mau tidur dulu." Bang Rian dengan sigap mengambil Denis dari pangkuan Mama, dia juga menggandeng istrinya, berjalan pergi dari ruang tamu. Menyisakan tiga anggota keluarga gue dan empat anggota keluarga Geo.

Oh iya, Geo ternyata anak bungsu lho. Dia punya dua kakak. Satu perempuan, satu lagi laki-laki, yang laki-laki itu kayaknya cuma beda setahun sama dia. Mukanya aja sama kayak Geo, masih muda dan seger.

Setelah kawin, hidup gue di kelilingin banyak cogan, anjay.

Gue mah kalau udah urusan yang bening-bening paling jago deh. Beneran, gak bohong.

"Keinginan Pak Bagas apa? Geo dan Alena harus membuat kesepakatan dalam surat perjanjian?" Pak Pras buka suara lagi, nadanya yang sedikit tegas mengartikan jika ada ketidakrelaan di dalamnya.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Where stories live. Discover now