40. Labirinmu Benar-Benar Rumit

26.2K 2.2K 282
                                    

A/N : Alur masih flashback


-

🍒ꦿꯧ⸼ѕαjαk αthєnα◍ཻꢀ᮪⸱ᨗᨗᨗ﹆

"Gelap bersilang dengan sebuah rintik hujan. Tetesan demi tetesan mendarat dipermukaan. Tiap genangan selalu membawa kenyamanan, dan mengingatkanku dengan setitik kenangan."
-Aletta Revalia Chesa-

GERMAN, 15 April.

Gadis itu menghirup udara di taman belakang rumah sakit. Sangat sejuk di sini. Beberapa bangku panjang putih berjejer, bunga-bunga mekar, juga beberapa kelinci yang dibiarkan berlari ke sana ke mari dengan riang.

Bibirnya tersenyum melihat semua itu. Rambut hitam legamnya dibiarkan tergerai dengan indah.

Juga sedari tadi ia menatap lama seorang anak kecil dengan rambut yang sudah habis berontokkan. Anak kecil dengan gaun putih yang melekat di tubuhnya itu selalu tersenyum pada kelinci-kelinci yang melintas di depan.

Beberapa waktu kemudian, Aletta menahan napas saat melihat seorang wanita dengan seragam medis yang keluar dari sebuah ruangan lalu memanggil beberapa orang yang duduk di ruang tunggu.

Aletta semakin memusatkan atensinya saat mereka yang dipanggil perawat tadi menangis dengan langkah gemetar ke dalam ruangan tersebut. Jangan heran, memang dari taman ini tampak semuanya.

Ia baru sadar. Ternyata itu ruang operasi.

Entah karena apa Aletta ingin menangis melihat keluarga anak itu yang berpelukan dengan air mata yang mengucur deras, terlebih pada wanita paruh baya yang sepertinya tak tahan untuk berdiri.

"Tidak bisa. Memang seharusnya tidak bisa. Maaf."

Aletta semakin mengucurkan air matanya. Bahkan dada gadis itu sesak melihat air mata dari semua orang yang berada di ruangan tadi.

Aletta memalingkan muka tak tahan. Dirinya takut mengalami kejadian serupa.

Ia berdiri kemudian berjalan ke ruang inapnya dengan lesu. Saat di lorong rumah sakit, gadis itu melihat seorang anak perempuan dengan pria paruh baya yang tertawa bersama.

Semakin merindukan sang ayah sekarang. Cuma satu jalan agar dirinya bertemu dengan ayah. Ya, kalian tahu itu.

Sudah sampai di ruangan, Aletta melihat tubuhnya di cermin. Tampak gadis itu tersenyum getir. Sangat jauh berbeda dengan dirinya yang dulu.

Rambutnya yang kusut dan tipis, tubuhnya yang lesu, wajahnya yang suram, kantong matanya hitam, dan badannya yang semakin kurus. Ah, jika di sini ada cowok yang sering berkata 'bocil' padanya, sudah dipastikan ia diejek habis-habisan.

Aish, ada apa dengan dirinya ini, sih?

Aletta berbalik cepat saat melihat lewat pantulan cermin ada Gama di belangkang.

Gadis itu mengembangkan senyumnya pada cowok yang belakangan ini selalu menjaganya. Berbanding terbalik dengan Gama, raut cowok itu tampak sedih entah karena apa.

"Alan, thank you, yaaa." Aletta membasahi bibirnya yang pucat. Gadis itu kemudian duduk di sofa tempat kucing bernama Reju itu tidur.

Gama mengembuskan napas pelan mendengar ungkapan terima kasih dari gadis itu.

"Heem." Gadis itu tersenyum kecil. "tinggal nanti."

"Al!"

"Al!"

"Bun, Alan, Al kangen sama mereka," lirih Aletta mengusap bulu kucingnya, Reju.

Beberapa saat kemudian, bundanya dan Gama pergi entah ke mana. Aletta mengusap layar ponselnya melihat foto-foto ia dengan kedua sahabatnya.

Benar-benar merasa bersalah karena menghilang begitu saja dari tengah-tengah mereka.

Sebenarnya, sebelum ke sini, Amanda masih sering bercengkerama dengannya lewat ponsel. Namun saat ini? Aish, dirinya seperti pengecut karena sembunyi dari kenyataan.

"How to let you go and let communication die out," batinnya entah pada siapa.

-o0o-

-o0o-

Cowok itu bersandar pada dinding rumah sakit. Ia mengedip-ngedipkan mata entah karena apa. Jika terjadi lagi, ia pasti akan sangat takut.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa saat ini adalah akhirnya.

Menggenggam atau melepas adalah dua pilihan sulit yang sedang menanti keputusannya.

Gama tak menemukan sang Milky Way. Satu yang ia inginkan, agar gadis itu baik-baik saja dan selalu bahagia ...

Walau tak dengannya.





-o0o-



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


—esterspy

ALETTA Where stories live. Discover now