07. Siapa Orang Itu?

39.1K 4K 1K
                                    

MENGEDARKAN pandangannya. Siang ini ia berada di kantin yang entah kenapa ruangan itu berada di fase ramai-ramainya. Ia mengembuskan napas dengan mata yang melirik ke bawah lewat pembatas koridor.

SMA Tunas Bangsa memiliki 3 kantin. Kantin di lantai atas adalah yang paling besar dari dua ruang kantin lainnya. Apalagi, menu makanan di kantin langganan kelas XII (12) dan XI (11) SMA ini adalah yang paling beragam.

Sedangkan dua kantin di lantai dasar, jejeran kelas X (1) SMA lebih sedikit ragam makananya. 1 ruang kantin lagi dekat dengan kantor guru, ya, biasanya hanya para guru dan anak-anak pintar yang makan di sana.

Aletta bangga bisa memiliki bangku di sekolah ini, ia bangga deretan namanya terdapat di catatan anggota sekolah. Fasilitas sekolah SMP-nya yang dulu sangat berbanding terbalik dengan sekolah favorit ini.

Oke, kembali ke topik.

Gadis dengan seragam putih abu-abu khas anak SMA itu menginjakkan kakinya di kantin bukan karena ingin mengisi perut. Sungguh, is tak memiliki cukup uang hanya untuk mengganjal perut yang bukan benar-benar lapar. Kadang-kadang, teman-temannya ke kantin hanya karena gabut atau tidak tahu ingin berbuat apa, namun prinsip mereka berbeda dengan Aletta.

Bukannya pelit pada tubuh sendiri. Ya, dia juga ingin merasakan gurihnya pisang coklat, sedapnya batagor, enaknya siomay, dan badainya seblak. Segarnya susu Milo, dinginnya es dawet, dan manisnya jus alpukat.

Namun, kepentingan seperti mengganti kaca; lensa kacamatanya yang tergores-gores pasti lebih berguna untuk diri.

Maksud mengantrinya gadis itu ke kantin karena diperintah oleh, ya, siapa lagi kalau bukan Gavino si cowok yang kata orang-orang maupun guru memiliki kekuatan finansial yang tidak main-main. Aish, Aletta jadi merasa ubi di samping cowok itu.

Gadis itu telah mengetahui mengapa Cassandra dan Trisya tak terlihat dari kemarin, itu disebabkan mereka berlibur ke Korea, enak sekali, 'kan? Tidak, Aletta tak iri pada mereka, hanya saja ia ingin merasakan bagaimana rasanya ke negeri orang. Ah, sudahlah.

-o0o-

-o0o-

"Halo, sahabat-sahabatku yang tercinta." Teriakan salah satu anggota EAGLE sukses membuat seluruh makhluk diruangan itu ingin muntah saja.

"Berisik," ujar Gavino pada Billy salah satu anggota dari perkumpulan cowok-cowok tersebut.

Ruangan yang dijadikan markas oleh orang-orang nakal itu terletak di taman belakang sekolah, oleh sebab itu jarang siswa yang berani ke sana.

Sekarang para anggota geng Eagle sedang bernyanyi lagu yang berjudul Bad liar - Imagine Dragons dengan diiringi dua gitar yang dimainkan Edgar dan salah satu manusia bernama Rangga.

Jangan pikir bahwa cowok tadi atau yang tak lain adalah Gavino tidak ikut bernyanyi bersama mereka, Gavino bukan lelaki dingin seperti cowok di Wattpad-Wattpad, biasa saja.

Hanya saja tampangnya yang cool, membuat orang-orang tak berani menyapanya terang-terangan. Gavino jelas tak mempedulikan hal tersebut.

Aletta mengetuk pintu berwarna cokelat tua itu dengan keras, namun tidak ada tanda-tanda bahwa ruangan itu akan dibuka dari dalam sana.

Mendengar betapa riuh suara yang ditangkap oleh gendang telinganya, tak tahan, gadis berkacamata itu membuka pintu yang bertuliskan EAGLE dan terdapat stiker berbentuk elang itu dengan cepat.

Hening. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat melihat gadis berkepang dua memasuki ruangan tersebut. Bahkan hanya terdengar suara deru napas AC di ruangan itu.

ALETTA Where stories live. Discover now