"Bener-bener parah nih bocah. Sekalinya gak lagi budek, eh, malah otaknya yang geser." Tino memijat pelipisnya yang mungkin terasa pusing.

"Daripada gue tambah gila ndengerin Bimo ngomong, lebih baik gue mau godain cewek aja." Billi melangkah mendekati cewek cantik yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Baru beberapa langkah, dia balik lagi ke belakang. "Ja, temenin gue yuk! Partner gue belum berangkat."

Tangan Rajawali langsung ditarik oleh Billi. Padahal Rajawali belum memberikan persetujuan. "Awas Bill, Bos kita jangan diajarin jadi playboy kayak lo!" teriak Galen memperingati.

Ketika sampai di depan cewek itu. Billi sudah merapikan seragam dan juga rambutnya. Cewek itu mendongak, seperti kaget saat melihat cowok tampan yang bediri gagah. Mukanya berubah pucat, bukan karena sakit. Tetapi karena gerogi dan malu.

"Lid, Billi suka sama lo. Katanya mau gak jadi pacarnya?" tanya Rajawali jelas.

Sedangkan Billi yang berada di samping Rajawali mematung saat mendengar pertanyaan gila bosnya. Dia mengabsen nama-nama binatang berkaki empat di dalam hati.

Tanpa menunggu respons cewek itu, Billi langsung menarik tangan Rajawali. "Gila lo, Bos. Gue gak suka! Cuma mau kenalan."

Rajawali terkekeh. "Kelamaan, langsung tembak dong. Cowok bukan lo?"

"Gak lagi-lagi gue ngajakin lo. Kapok. Emang paling top cuma Anwar kalau diajakin gituan," ujar Billi emosi.

"Kak, aku mau kok jadi pacarnya Kak Raja," teriak cewek itu dengan raut muka bahagia.

Teman-teman Rajawali langsung tertawa terbahak-bahak saat mendengar jawaban cewek itu.

"Maaf, temen gue tadi bercanda," balas Arkan membuat senyum sekaligus raut bahagia cewek itu luntur. "Jangan kayak gitu lagi! Liat tuh, jadi sedih. Kasihan anak orang lo permainin perasaannya." Arkan menatap tajam Rajawali yang masih terkekeh.

"Bener tuh! Dosa lo, Ja," ujar Billi tanpa merasa bersalah.

"Gue malah kasihan sama lu, Bill. Niatnga mau godain, eh, ceweknya kecantol sama Raja," ujar Galen masih tertawa. "Makanya kalau mau bawa partner jangan yang lebih ganteng dari lo dong. Nyesek sendiri kan akhirnya."

"Mpok Alpa makan sekuteng. Ada apa nih orang ganteng?" tanya Ucup yang baru keluar dari toilet.

"Mpok Lemeh mandiin kebo. Eh, Ucup gelo masih aja kepo," balas Tino asal.

"Enggak pas pinter," ujar Ansel tidak jelas, karena dibarengi tawa.

"Angkat tangan gue, nyerah. Perutnya kaku. Bahaya nih belum diisi makanan pula." Galen mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Angkat kaki sekalian aja," ujar Ucup yang masih sibuk mengingkat tali sepatunya. Tanpa dia sadari, teman-temannya sudah meninggalkan. "Emang pada kayak guguk kalian."

Rajawali berjalan di depan memimpin. Sesuai jabatannya sebagai ketua, yang selalu memimpin di medan perang. Teman-temannya di belakang seperti pengawal di kerajaan-kerajaan dongeng.

"Ja, tadi lo udah tau nama cewek itu?" tanya Billi yang sedang mencoba menyamakan langkahnya dengan Rajawali.

"Udah."

"Raja, mah satu sekolah juga udah tau nama semua cewek kali. Secara dia kan supel, baik, dan tidak sombong," ujar Tino sambil merangkul Billi.

"Berisik lo Buntal. Ajudan di belakang sana!"

"Kalau gue ajudan, lo budak dong, Bill?"

Billi mendengus kesal. Dia tidak menjawab lagi, entah kalah atau memang mengalah. Sekarang Ucup dan Tino di belakang sedang bermain suit. Setiap satu kali suit, yang kalah akan melompat tiga kali sambil menyanyi. Dan, ternyata Tino kurang beruntung. Sejak tadi dia kalah.

RAJAWALIWhere stories live. Discover now