🥀 EXTRA PART 2

4.1K 347 4
                                    

SELAMAT MEMBACA!

Adhisti terus menatap cowok yang kini terbaring di tempat tidur. Sudah tiga hari Agnan demam dan terbaring di sana. Kata dokter Agnan kelelahan karena terlalu banyak beraktivitas.

Akhir-akhir ini Agnan memang selalu sibuk kuliah. Dia berusaha menuntaskan semua tugas-tugasnya dengan cepat karena sebentar lagi Ferry akan menyerahkan perusahaan miliknya pada Agnan.

Papa Agnan sudah tidak lagi muda dan dia ingin terus berada di rumah bersama anak dan istrinya. Menghabiskan waktunya bersama keluarga dan bukannya sibuk di kantor.

Mau tidak mau Agnan berusaha keras agar bisa lulus dengan cepat dan tentunya dengan hasil maksimal. Sampai akhirnya Agnan jatuh sakit karena terlalu kelelahan.

Perlahan Agnan membuka matanya dan saat dia melihat jam yang menempel di dinding dia menghela napas. Sudah berjam-jam Agnan tertidur sejak siang tadi dan sekarang sudah pukul 22.35 WIB.

Agnan segera bangkit untuk duduk dan dia kembali menghela napas tapi juga terkekeh geli. Bagaimana tidak? Dia melihat Adhisti duduk di sofa sambil tertidur.

Agnan menyibakkan selimutnya dan berjalan mendekati Adhisti yang sejak Agnan sakit dia rela tidak pulang hanya untuk menemaninya.

Agnan segera berbaring dan meletakkan kepalanya di atas pangkuan Adhisti membuat cewek itu terpaksa bangun.

"Kamu kok bangun sih? Kalau mau sesuatu bilang aja nggak usah bangun," ujar Adhisti.

Agnan berdecak sambil menatap Adhisti yang terlihat khawatir karena dia terbangun.

"Aku udah baikkan sayang, nggak usah terlalu khawatir gitu," kekeh Agnan sambil mencubit pelan pipi Adhisti.

"Aku udah nggak percaya sama kamu tau. Udah berapa kali aku bilang sama kamu jangan maksain, harus istirahat, jangan lupa makan, nggak boleh pulang malem-malem apalagi kalau naik motor. Liat sekarang, kamu sakit, kan? Siapa yang repot, hah?" omel Adhisti membuat Agnan memunggungi cewek itu.

"Tuh kan, kebiasaan deh. Kalau aku ngomong nggak pernah kamu dengerin, aku kayak gini ya demi kebaikkan kamu juga. Aku peduli sama kamu, aku nggak mau kamu sakit kayak gini, aku khawatir sama kamu, aku—"

Cup

Agnan berhasil membungkam mulut Adhisti agar tidak mengomel hanya dengan sekali kecupan singkat di bibir cewek itu.

Dia terpaksa melakukannya karena kalau tidak Adhisti tidak akan berhenti menceramahinya sampai pagi. Dan ngomong-ngomong itu first kiss Adhisti lho.

"Nah gitu diem," ujar Agnan yang kembali membaringkan kepalanya di pangkuan Adhisti.

Adhisti masih terdiam mematung saat bibirnya masih merasakan sentuhan bibir Agnan. Entahlah dia harus apa sekarang.

Agnan terkekeh geli saat Adhisti benar-benar diam dan tidak bersuara lagi. Sepertinya dia akan melakukan hal itu lagi kalau nanti Adhisti kembali mengomel.

"Nyebelin," gumam Adhisti sambil mengulum bibirnya.

"Siapa suruh ngomel mulu?"

"Kan kamunya nyebelin, nggak mau dengerin aku!"

"Aku mau cepet-cepet lulus kuliah sayang, biar aku bisa gantiin papa terus sukses. Nikahin kamu dan hidup bahagia sama anak-anak kita nanti."

Ucapan Agnan itu sukses membuat Adhisti terenyuh. Dia tidak pernah menyangka Agnan sampai berpikiran ke sana. Cowok bad boy yang dia kenal di atap sekolah ternyata sudah banyak berubah sekarang.

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang