🥀 Bab 26 : Sakit

4.3K 433 4
                                    

SELAMAT MEMBACA!

 "Apa yang terlihat selalu tidak sama dengan apa yang terjadi."

~~***~~

Setelah sampai di kost-an Adhisti berencana untuk langsung tidur. Apa yang terjadi hari ini sudah cukup membuatnya lelah dan dia butuh istirahat.

Tapi baru saja Adhisti memasuki halaman parkir, dia yang niatnya ingin buru-buru pulang terpaksa harus berhenti saat Lia tiba-tiba menghampirinya.

"Hai, Dhis," sapa Lia masih seceria biasanya.

Adhisti tau, Lia belum mengetahui apa pun soal masalah yang sedang terjadi di antara mereka. Itu lebih baik dari pada Lia harus tau semua.

Dia baru sembuh dan tidak seharusnya dia langsung dihadapkan oleh kenyataan yang menyakitkan.

"Hai, Li," balas Adhisti berusaha bersikap sebiasa mungkin. Dia memang pandai memainkan perannya sebagai sahabat.

"Gue mau ngomong sebentar sama lo, bisa?" tanya Lia.

"Ya ngomong aja lah, lagian kayak  orang lain aja mau ngomong harus bilang dulu," kekeh Adhisti.

Lia terkekeh kecil. "Sebenarnya gue dapet rumor dari temen sekelas gue."

Tiba-tiba hati Adhisti terasa tidak tenang. "Rumor apaan?"

"Katanya, lo sama Agnan ada hubungan. Gue sih nggak percaya secara lo kan sahabat gue."

Adhisti tidak langsung menjawab. Dia menghela napasnya lalu menatap Lia dengan lekat.

"Lo nggak usah takut, dia milik lo, dia pacar lo dan selamanya akan terus sama lo," ujar Adhisti sambil tersenyum meyakinkan.

"Gue juga yakin lo sama Agnan pasti cuma temenan doang, kan?"

Adhisti mengangguk. "Gue emang kenal dia tapi sebatas kenal, nggak lebih."

Lia tersenyum lalu memeluk Adhisti. "Jujur gue takut selama gue di rumah sakit, Agnan deket sama cewek lain. Tapi gue berusaha percaya sama dia, gue tau dia bukan cowok jahat yang suka mainin hati cewek."

Adhisti tersenyum miris sambil membalas pelukan Lia. "Lo nggak perlu takut, dia bakalan tetep sama lo. Dia pacar lo." Suara Adhisti tercekat.

Dia berusaha meyakinkan Lia bahwa Agnan tidak akan meninggalkannya tapi dia malah membuat hatinya seakan ditimpa baru besar. Sakit sekali rasanya menjadi Adhisti saat ini.

Lia melepaskan pelukannya. "Gue ngerti," ujarnya sambil tersenyum manis.

"lo mau balik, kan?"

Adhisti mengangguk. "Iya."

"Mau nebeng nggak sama gue? Gue sama Agnan bisa nganterin lo pulang."

Adhisti melihat ke arah mobil Agnan yang terparkir tak jauh darinya. Saat ini Agnan tampak bersandar di badan mobilnya sambil menatap Adhisti. Sadar akan hal itu, Adhisti langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Nggak usah, gue nggak mau jadi obat nyamuk," kekeh Adhisti.

"Hehe, makanya cari pacar jangan jomlo terus."

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang