🥀 Bab 5 : Mall

5.1K 642 30
                                    

SELAMAT MEMBACA!

"Kebahagiaan setiap orang itu berbeda. Tergantung seberapa besar rasa syukur kita."

~~**~~

Adhisti terdiam di pinggir jalan saat menunggu angkot. Dia menghela napasnya saat memikirkan kejadian jam istirahat tadi.

Dilihat banyak orang, menjadi tontonan dan perbincangan orang-orang itu bukanlah hal yang bagus. Apalagi saat dia harus menolak cinta Bima, seorang ketua OSIS.

Dia tidak tau apa yang dia lakukan itu benar atau salah. Dia sedikit lega karena sudah mengatakan yang sebenarnya pada Bima. Tapi Adhisti juga takut kalau besok orang-orang akan membicarakan dan menggosipkan yang tidak-tidak tentang dirinya.

Tinnnnnn

Lamunan Adhisti buyar saat sebuah klakson mobil mengejutkannya. Itu adalah mobil Agnan, cowok itu langsung keluar dan menghampirinya.

"Ikut gue yuk!" ajak Agnan sambil bersandar pada mobilnya.

"Nggak," jawab Adhisti ketus.

"Yaelah, gue kan tadi udah bantu lo sekarang gantian dong lo bantuin gue."

"Bantuin apa?"

"Masuk dulu, entar lo juga tau."

"Gue bilang nggak mau," tolak Adhisti.

"Keras kepala banget sih jadi cewek. Masuk!"

"Ogah," ucap Adhisti yang hendak pergi tapi Agnan sudah menarik tangannya dan memaksa Adhisti masuk ke dalam mobil. Setelah menutup pintu Agnan buru-buru masuk dan mengunci pintu mobil.

"Agnan gue mau turun!" jerit Adhisti.

"Nggak bisa, lo harus ikut gue dulu!"

"Nggak mau!" tolak Adhisti tetap keras kepala.

"Terserah lo." Agnan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat Adhisti kaget dan langsung memasang sabuk pengaman lalu berpegangan dengan erat.

Sumpah demi apa pun Adhisti ingin sekali melempar Agnan keluar dari mobil sekarang juga. Sedangkan cowok itu malah tersenyum puas.

Setelah beberapa menit laju mobil tidak secepat tadi dan Adhisti bisa bernapas lega sekarang. Sepertinya Agnan sengaja membuat Adhisti jantungan. Dia bisa melihat Agnan tersenyum terus sambil mengemudi, jelas kalau tadi memang disengaja.

"Santai aja kali, gue udah jago dalam masalah jalanan apalagi sama mobil kesayangan gue ini," ucap Agnan sambil melirik Adhisti sekilas lalu kembali menatap ke arah jalan.

"Gue nggak mau denger," jawab Adhisti ketus.

"Yaelah gitu aja ngambek," kekeh Agnan.

Adhisti tidak menjawab dan lebih memilih untuk diam. Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Agnan.

Seperti, kenapa mobil Agnan bisa sama Diana tadi pagi? Dan kenapa Agnan memacari Diana? Ada hubungan apa sebenarnya di antara mereka selain hubungan pacaran yang terbilang aneh bagi Adhisti?

Tapi dia tidak berani bertanya sekarang. Apalagi setelah Agnan membuat jantungnya hampir melompat keluar.

"Kok diem sih, Dhis? Cerewet kek kayak biasanya," tegur Agnan.

"Nggak mood."

"Nggak mood apa ngambek sama gue?"

"Dua-duanya."

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang