🥀 Bab 32 : Berantem

3.1K 395 4
                                    

SELAMAT MEMBACA!

"Saat tidak ada lagi yang bisa dibicarakan maka biarkan fisik yang bertindak."

~~***~~

Gamal terus berjalan mondar-mandir di hadapan Diana. Dia tampak kesal dan marah. Bagaimana tidak? Tadi pagi Lia datang menghampirinya dan bilang kalau Agnan banyak berubah dan sepertinya Agnan ingin Adhisti menjadi pacarnya.

Lia bercerita sambil menangis dan hal itu membuat monster dalam diri Gamal marah besar. Dia benar-benar tidak rela kalau Lia bersedih hanya karena cowok brengsek seperti Agnan.

"Gue nggak mau tau, lo harus celakain Adhisti lagi. Dia udah buat Lia sengsara!" geram Gamal sambil mengepalkan tangannya.

Diana hanya diam tidak menjawab. Haruskah dia menyakiti kakaknya sendiri? Adhisti sudah cukup menderita dengan penyakitnya dan haruskah dia menambah penderitaan itu?

"Kenapa nggak nyakitin Lia aja? Dia pacarnya Agnan," tanya Diana.

"Apa lo bilang? Lia itu cewek yang gue suka dan si brengsek Agnan udah nyakitin dia dan bahkan sahabatnya sendiri juga buat Lia nangis!" jawab Gamal dengan nada tinggi.

"Adhisti nggak tau apa-apa. Agnan yang salah. Agnan yang harus menderita bukan Adhisti."

Gamal menatap Diana tajam. "Lo udah berani ngelawan gue sekarang? Lo lupa siapa bos lo? Lo lupa siapa yang udah buat lo kayak gini?"

Dulu Diana cuma cewek biasa yang tidak tau apa-apa. Dia benci kakaknya tapi dia tidak bisa melakukan apa pun.

Dia iri pada Adhisti, dia tidak bisa mendapatkan semua perhatian yang Adhisti miliki. Maka dari itu Diana terjun dalam pergaulan seperti sekarang.

Dia nekat ikut balapan liar karena Gamal berjanji kalau Diana akan mendapatkan apa yang dia mau. Ya, Diana mendapatkan perhatian dari semua orang.

Apalagi setelah dia berhasil memenangkan balapan dari Agnan. Balapan malam itu juga telah direncanakan oleh Gamal.

Diana dijadikan kaki tangan oleh Gamal untuk balas dendam pada Agnan dengan imbalan Diana akan mendapatkan apa yang dia mau. Diana setuju tapi belakangan dia ragu kalau harus menyakiti Adhisti untuk membalas dendam pada Agnan.

"Denger yah cewek murahan! Lo harus nurut sama gue, lo nggak boleh ngebantah apa pun perintah gue. Apalagi cuma karena Adhisti adalah kakak lo!" tegas Gamal penuh ancaman.

Diana cuma diam sambil meringis kesakitan karena rambutnya ditarik paksa oleh Gamal.

Jantung Adhisti berdetak kencang saat dia melihat Diana disakiti seperti itu. Kebetulan tadi dia sedang lewat di koridor belakang sekolah. Karena mendengar sedikit kegaduhan Adhisti nekat untuk melihat apa yang terjadi.

Dia tidak pernah tau selama ini Diana berada dalam pengaruh Gamal. Dan mungkinkah semua kecelakaan yang dia alami adalah ulah Diana?

Adhisti tidak bisa membiarkan adiknya jadi boneka Gamal. Diana tidak boleh jadi penjahat. Adhisti harus melakukan sesuatu.

"Please Gamal. Lepasin, sakit!" pinta Diana sambil meringis kesakitan.

Tuk

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang