🥀 Bab 3 : Anak kost baru

6K 699 16
                                    

SELAMAT MEMBACA!

"Kadangkala kita pergi bukan karena kita pengecut, bukan karena kita ingin lari dari masalah. Tapi kita memang perlu mencari ketenangan dan kesendirian untuk mencari solusi yang terbaik."

~~***~~

Agnan berjalan dengan enggan, dia bingung harus pulang kemana sekarang. Pulang sekolah biasanya dia akan nongkrong di basecamp tapi hari ini dia tidak mood untuk pergi ke sana.

Biasanya dia juga akan langsung pulang lalu tidur atau main game di kamarnya, tapi hari ini dia tidak mau pulang apalagi sampai bertemu papanya.

Sebelum dia pulang Diana sempat menemuinya dan mengajak Agnan jalan-jalan tapi Agnan menolaknya. Dia butuh waktu sendiri dan dia butuh tempat yang tenang untuk menenangkan pikirannya.

Agnan memijat pangkal hidungnya saat kepalanya terasa pusing. Dia bersandar pada tiang listrik di depannya. Disaat itulah dia melihat sebuah brosur tertempel di sana.

Brosur itu berisi pemberitahuan ada sebuah kost-an kosong yang kebetulan dekat dengan tempat Agnan sekarang.
Apa mungkin dia harus ngekost untuk sementara? Sampai dia merasa tenang dan perasaannya membaik? Mungkin jauh sebentar dari papanya tidak akan masalah.

"Kayaknya gue bakalan ngekost dulu untuk sementara," gumam Agnan sambil berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau pilihannya tepat.

****

Adhisti sedang menuangkan bumbu mie ke dalam mangkuk. Setelah pulang sekolah perutnya terasa lapar dan seperti kebanyakan anak kost lainnya mie menjadi makanan wajib dan harus ada disaat lapar mendadak.

"Neng!" teriak kang Joni dari luar.

"Iya Kang, ada apa?!" tanya Adhisti setengah berteriak sambil mengaduk-aduk mie-nya yang siap untuk dimakan.

"Neng, Neng!" teriak kang Joni lagi dan mau tak mau Adhisti harus menghampirinya.

"Ada apa, Kang?" tanya Adhisti saat bertemu kang Joni di ruang tamu.

"Ieu Neng, ada yang mau ngekost," ucap Kang Joni. (Ini Neng, ada yang mau ngekost)

Kang Joni ini berasal dari Bandung dan dia penjaga kost-an ini. Adhisti sudah cukup akrab dengannya karena kang Joni sangat bersahabat dengan semua orang yang ngekost di sana.

"Terus apa hubungannya sama Dhisti, Kang?"

"Jadi kieu, nu ngekost teh lalaki cowok kitu. Tah, ku sabab Akang masih aya urusan ku Eneng atuh pang nunjukeun kamarna," ucap kang Joni. (Jadi gini, yang ngekost itu cowok. Nah, karena Akang masih ada urusan jadi sama Eneng tunjukkin kamarnya)

"Oke," jawab Adhisti sambil menganggukkan kepalanya.

"Ieu koncina," ujar kang Joni. (Ini kuncinya)

Adhisti menerima kunci itu. "Terus orangnya dimana, Kang?"

"Tuh di luar, Jang kadieu atuh!" panggil Kang Joni. (Di luar, Jang sini)

Cowok yang dipanggil barusan langsung masuk ke dalam. Kedua mata Adhisti membulat sempurna saat tahu siapa orang yang baru saja masuk.

"Otak semut?!"

"Otak udang?!"

Adhisti langsung mendelikkan matanya. "Ngapain lo di sini?"

"Serah gue lah, bukan urusan lo."

"Neng, emang semut jeng udang punya otak kitu?" tanya kang Joni bingung. (Neng, emangnya semut sama udang punya otak?)

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang