🥀 Bab 18 : Kecelakaan

4.2K 429 4
                                    

SELAMAT MEMBACA!

"Tak ada gunanya takut pada musuh, karena pada nyatanya seorang musuh ditakuti karena dia tidak pernah sendirian."

~~***~~

"Lo pacarnya Agnan?"

Sebuah suara menghentikan langkah Adhisti saat dia keluar dari kelas. Kebetulan saat itu dia menjadi orang terakhir yang keluar karena harus piket terlebih dahulu.

Adhisti menengok ke arah sumber suara dan mendapati seorang cowok berambut agak gondrong sedang bersandar di dinding sambil menatapnya.

"Mantannya Agnan, yah?" balas Adhisti asal.

Cowok itu adalah orang yang tadi pagi bersama Diana dan sekarang dia ada dihadapannya. Sebenarnya siapa dia?
Gamal tersenyum sinis. Kalau saja Adhisti tau siapa dirinya, cewek itu pasti akan menyesal bertanya seperti itu.

"Gue ingetin sama lo, jaga omongan lo sama gue atau kalau lo sampai buat gue marah, habis lo!" ucap Gamal dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Lo ngancem gue?" tanya Adhisti santai. Jelas bukan reaksi itu yang ingin Gamal lihat.

"Ya."

"Nggak mempan."

Gamal mendelik ke arah lain. Ternyata cewek itu bukanlah cewek yang biasa Gamal hadapi. Dia terlihat angkuh dan tidak punya rasa takut sedikitpun.

"Gitu yah? Lo berani sama gue?" Gamal berjalan mendekati Adhisti sampai jarak di antara mereka begitu dekat.

Gamal pikir Adhisti akan takut atau menundukkan kepalanya, tapi yang terjadi bukanlah yang dia bayangkan. Adhisti menatap lurus tepat pada matanya.

"Lo murid baru, nggak usah macem-macem di sini." Suara Adhisti terdengar ketus dan sinis.

Tangan Gamal terkepal kuat. "Lo salah berurusan sama gue."

"Gue rasa kebalik."

Rahang Gamal mengeras menahan emosi dalam dirinya. Siapa sangka cewek seperti Adhisti bisa membuatnya seperti ini.

"Gue bakal bikin hidup lo sama Agnan nggak tenang!" ancam Gamal.

Adhisti hanya diam menatap mata Gamal yang memancarkan rasa tidak suka saat menyebut nama Agnan. Jelas, mereka memiliki hubungan yang tidak baik.

Merasa tidak akan mendapat jawaban Gamal sedikit melangkah mundur. Lalu dia pergi begitu saja setelah memberikan sebuah tatapan mengancam pada cewek itu.

Pikiran Adhisti terus berputar-putar mencari jawaban siapa sebenarnya cowok barusan? Tadi pagi dia datang ke sekolah bersama Diana dan sekarang dia mengancamnya dengan membawa nama Agnan. Adhisti tidak mengerti sama sekali.

****

Adhisti berdiri di tepi jalan saat menunggu angkot. Meskipun dia dan Agnan sudah baikkan tapi Adhisti menolak untuk diantar pulang. Apalagi sekarang rumah mereka saling berlawanan arah.

Tepat di ujung jalan sebuah sepeda motor melaju cukup kencang ke arah Adhisti. Bahkan si pengendara tidak bisa mengendalikan motornya, Adhisti tidak sadar akan hal itu. Alhasil, Adhisti terserempet badan motor sampai dia jatuh di atas aspal.

Adhisti mengaduh kesakitan karena kaki kirinya berdarah dan orang-orang yang melihat kejadian tersebut langsung berlari menghampirinya.

Ada seorang bapak-bapak yang berusaha mengejar sepeda motor itu sambil berteriak-teriak, karena orang itu langsung pergi begitu saja.

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang