🥀 Bab 13 : I love you, Adhisti

4K 491 84
                                    

SELAMAT MEMBACA!

"Tidak ada yang benar dan salah dalam cinta. Karena sejatinya cinta datang dari hati dan hati berada di luar kehendak manusia."

~~***~~

Untuk kesekian kalinya Adhisti melirik ke arah tangga, berharap Agnan segera turun. Dia tersenyum simpul saat mengingat kejadian semalam, tidak terjadi apa-apa sih Agnan hanya memeluknya lalu meminta Adhisti untuk menemaninya tidur.

Bukan berarti Adhisti tidur bersama Agnan. Dia hanya menatap cowok itu tertidur sambil memainkan rambutnya. Dan saat Agnan sudah tidur begitu juga anak-anak kost yang lain, Adhisti baru pergi dari kamar Agnan.

Tapi pagi ini Agnan belum juga kelihatan. Apa karena hari ini hari Minggu jadi Agnan memilih bangun siang? Adhisti melirik jam yang melingkar di tangannya, sudah pukul 10.00 pagi dan dia harus pergi sekarang.

Hari ini dia akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk sahabatnya. Sudah beberapa hari Adhisti tidak menjenguknya dan berhubung dia ada waktu luang, Adhisti memilih pergi bertemu dengannya.

Perasaan senang terlihat di wajah keduanya ketika Adhisti masuk ke dalam kamar. Dia sedang merapikan bunga mawar merah dalam vas. Bunga itu memang tidak asli tapi dia sangat menyukainya.

"Hey, gimana kabar lo? Udah agak baik, kan?" tanya Adhisti sambil memeluk Shesilia.

"Ya gitu deh, gue bakalan operasi," jawab Shesilia atau biasa dipanggil Lia.

"Oh ya? Kapan?" Adhisti duduk di tepi tempat tidur.

"Lusa kayaknya, lo harus dateng yah temenin gue," pinta Lia.

"Pasti dong, kenapa nggak? Gue nggak sabar liat lo sembuh lagi terus kita bisa main bareng, belanja, nonton atau buat rumah jadi kayak kapal pecah," kekeh Adhisti.

Lia tertawa saat mendengar celotehan Adhisti yang selalu membuatnya senang. Mereka berteman sejak SD dan sampai sekarang pastinya.

Tapi waktu SMP mereka berpisah dan sekarang rencananya kalau Lia sembuh mereka akan sekolah di sekolah yang sama.

"Gue juga nggak sabar buat keluar dari rumah sakit. Gue bosen, rasanya kayak di penjara,"  gerutu Lia.

"Makanya lo harus sembuh biar bisa keluar dari penjara rumah sakit ini."

Adhisti berusaha menghibur Lia sebisa mungkin agar cewek itu tidak terlalu bosan dan jenuh dengan semua yang berbau obat dan alat-alat rumah sakit.

"Ciee, cowok lo masih ngirimin bunga yah?" tanya Adhisti saat melihat bunga mawar dalam vas.

"Iya dong, beberapa hari yang lalu dia baru dateng ke sini, dia bawain gue bunga. Nih gue lagi rapihin," kata Lia dengan senyuman bahagia.

"Gue penasaran cowok lo itu kayak apa sih? Lo kan udah janji bakalan kenalin sama gue tapi sampe sekarang gue masih nggak tau pacar lo."

"Entar deh, kalau gue udah sembuh. Tapi inget, lo cuma boleh kenalan aja sama dia," kata Lia terdengar mengancam tapi kemudian dia tertawa.

"Ya iyalah, masa gue mau rebut cowok lo. Kayak nggak ada cowok lain aja."

"Gue percaya kok, pokoknya dia itu segalanya buat gue, dia baik, humoris, pokoknya dia cowok terbaik di dunia."

Adhisti hanya terkekeh geli mendengar Lia memuji cowoknya itu. Adhisti juga mau cerita soal perasaannya pada seseorang tapi dia memilih untuk memendamnya dulu. Lia sedang asyik bercerita tentang pacarnya tidak enak kalau dia tiba-tiba cerita soal perasaannya juga.

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang