🥀 Bab 33 : Air mata cinta

3.3K 405 3
                                    

SELAMAT MEMBACA!

"Pelangi datang setelah hujan reda dan senyuman datang setelah tangisan mereda."

~~***~~

Hari Minggu pagi Agnan duduk di depan televisi sambil memijit-mijit belakang lehernya yang terasa pegal.

Perkelahiannya kemarin dengan Gamal benar-benar membuat badannya sakit. Untung saja tidak ada guru yang melihat jadi masalahnya tidak terlalu panjang.

"Lo kenapa?" tanya Maya sambil duduk di samping Agnan.

"Nggak apa-apa," jawab Agnan datar.

"Muka lo lebam kayak gitu lo bilang nggak apa-apa?"

"Cowok tuh udah biasa kayak gini."

"Sok jagoan lo."

Agnan hanya tersenyum simpul dan tidak menjawab lagi. Dia masih sibuk memijit-mijit badannya.

"Eh Liona, mau kemana lo? Udah rapi aja," tanya Maya saat melihat Liona sudah rapi dan siap untuk pergi.

"Gue mau jalan-jalan sama nyokap. Lumayan kan hari minggu gini bisa belanja," jawab Liona sambil merapikan rambutnya.

"Wihhhh, kayaknya seru tuh. Gue jadi kangen sama nyokap, udah lama nggak jalan bareng."

Agnan jadi ingat, dia sudah lama tidak mengunjungi makam mamanya. Bahkan dia lupa kapan terakhir kali dia ke sana.

Biasanya kalau lagi banyak masalah Agnan akan pergi menemui mamanya dan diam di sana sampai sore.

Tiba-tiba Agnan langsung bangkit berdiri dan berjalan ke kamarnya membuat Maya sedikit kaget karena saat melihat kepergian cowok itu.

"Kenapa dia?" tanya Liona.

"Mana gue tau," jawab Maya.

"Lagi ngapain kalian?" tanya Adhisti yang baru keluar dari kamarnya.

"Kepo lo," balas Liona sambil menjulurkan lidahnya lalu pergi begitu saja.

"Dasar nyebelin!" geram Adhisti kesal.

"Tumben banget lo jam segini baru keluar," ujar Maya sambil menatap Adhisti.

"Abis ngerjain tugas. Sumpah banyak banget, dari semalam nggak kelar-kelar," gerutu Adhisti sambil merenggangkan jari-jarinya.

"Gue juga kali tapi gue sih santai aja. Pas di sekolah, baru deh gue kerjain sama temen-temen gue," kekehnya.

"Dih, itu namanya jadi perkejaan sekolah bukan pekerjaan rumah."

"Bodo amat, lagian nih ya. Sekolah kan udah sampe sore terus kenapa coba masih harus ada tugas-tugas rumah kayak gitu. Kan capek tau, udah di sekolah disuruh mikir masa di rumah juga harus mikir lagi. Terus kapan dong nih otak gue bisa istirahat? Sebel banget tau. Apalagi kalau tugas yang satu belum beres eh udah ditam ... Adhisti!" Belum sempat Maya berkeluh kesah Agnan sudah menarik tangan Adhisti pergi.

"Ihhhh nyebelin banget sih. Agnan gue belum selesai ngomong jangan dibawa kabur dulu Adhistinya!" teriak Maya kesal.

Saat di teras Adhisti langsung menghempaskan tangan Agnan dari tangannya lalu berkacak pinggang sambil menatap cowok itu.

"Maksud lo apaan sih main narik- narik gue segala?" tanya Adhisti sedikit kesal karena Agnan suka seenaknya sendiri.

"Ikut gue," ujar cowok itu.

"Kemana?" Kening Adhisti berkerut penuh tanya.

"Masuk mobil dulu, entar lo tau sendiri."

Adhisti menyipitkan matanya lalu melipat tangannya di dada seakan sedang mempertimbangkan sesuatu.

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang