🥀 Bab 23 : Aku, kamu bertemu dia

3.2K 416 8
                                    

SELAMAT MEMBACA!

"Sebaik apa pun kamu menyembunyikan sesuatu. Ada kalanya semesta akan menunjukkan semuanya."

~~***~~

Agnan hanya diam sambil menatap lurus ke jalanan. Hatinya terasa tidak enak sejak tadi pagi. Dia bahkan tidak ingin sekolah hari ini apalagi bertemu Adhisti. Bagaimana kalau dia tau saat ini Agnan sedang bersama Lia, pacarnya.

Ya, cewek itu mulai bersekolah hari ini. Bahkan sedari tadi Lia tidak berhenti berceloteh soal ketidaksabarannya untuk mempertemukan Agnan dengan sahabat baiknya. Tapi Lia tidak mau memberitahu nama sahabatnya itu. Katanya biar mereka kenalan aja langsung.

"Sayang, pokoknya nanti aku kenalin kamu sama sahabat aku yah. Dia itu baik banget tau," ujar Lia.

"Terserah kamu aja," jawab Agnan dengan nada lesuh.

"Terus nanti kita makan bareng di kantin yah. Kamu juga ajak temen kamu biar sahabat aku nggak jadi obat nyamuk."

Agnan tidak menjawab, dia sibuk dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. Apakah tadi malam adalah malam terakhir bagi dia dan Adhisti bisa bersenang-senang? Apa semua akan berakhir begitu saja? Apa Adhisti bakalan percaya kalau dia akan meninggalkan Lia demi dirinya? Apa Adhisti akan beranggapan kalau dia penjahat?

Agnan tidak tau harus apa, dia bingung dan frustasi. Dia tidak mau kehilangan Adhisti tapi dia juga belum menemukan cara untuk memutuskan hubungannya dengan Lia.

Baru kali ini dia merasakan ketakutan yang besar. Bahkan dia memilih untuk tawuran saja yang takutnya tidak seberapa daripada harus dihadapkan dengan situasi seperti ini.

****

Agnan baru saja memarkirkan mobilnya sedangkan Lia sudah langsung keluar begitu saja. Agnan juga bergegas keluar dan mencoba memastikan Adhisti tidak ada di dekat mereka.

"Aku kangen banget sama suasana sekolah," ucap Lia sambil bergelayutan di lengan Agnan dengan manja.

"Jangan kayak gini, malu di liat orang," bisik Agnan.

"Biarin aja."

"Ini sekolah Lia, bukan tempat pacaran!" tegas Agnan.

"Iya-iya, aku kan cuma bercanda."

Tidak berapa lama sebuah mobil biru tua berhenti tak jauh dari mereka. Dua orang yang berada dalam mobil langsung keluar sambil melihat ke arah Agnan dan cewek di sampingnya.

Tangan Diana sudah terkepal melihat hal itu. Sedangkan Gamal hanya bisa terdiam tanpa ekspresi.

"Gamal? Itu Gamal, kan?" Tunjuk Lia ke arah mereka.

Dia langsung melambaikan tangannya penuh semangat dan menghampiri mereka berdua. Mau tidak mau Agnan mengikuti Lia juga.

"Hai, Li," sapa Gamal yang untuk pertama kalinya tersenyum sejak hari pertama dia sekolah di sini.

"Hai, lo pindah ke sini juga? Gue seneng banget tau. Akhirnya kita bisa barengan lagi," seru Lia penuh semangat.

Gamal hanya bisa tersenyum simpul sambil membayangkan kebersamaannya bersama Lia dulu.

Bad boy is a good boy for me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang