AZKALEESIA | 15

8.1K 500 77
                                    

"CIA SAYANG KAK AZKA." Ucap Leesia membuat Azka menghentikan langkahnya.

Azka masih mematung dengan tubuh membelakangi Leesia. Sedangkan Leesia menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya malu. Jantungnya berdetak dengan cepat setelah mengatakan itu.

Azka memutar tubuhnya dan menatap gadis itu. Ia berjalan mendekat ke arah Leesia dan memeluknya erat.

"Terima kasih Queen." Ucap Azka mengecup puncak kepala Leesia. Leesia hanya menganggukan kepalanya di dada Azka. Ia masih malu karena telah mengungkapkan perasaannya. Azka melepaskan pelukannya dan menatap Leesia. Leesia yang masih malu ingin menundukkan kepalanya lagi, namun Azka segera memegang kedua pipi Leesia agar menatap dirinya.

"Saya akan lebih-lebih sayang kepada kamu Queen, saya akan lebih-lebih mencintai kamu. Always and forever." Ucap Azka dengan tulus. Tak terasa indra penglihatan Leesia mengeluarkan air mata. Baru kali ini Leesia dapat merasakan cinta yang tulus dari seorang lelaki.

"Ja-jangan pernah tinggalin Cia kak." Ucap Leesia menatap Azka. Azka tersenyum dan menghapus air mata Leesia.

"Tidak akan pernah." Ucap Azka tersenyum menatap Leesia.

"Jadi Leesia Queenza Elver apakah kamu ingin menjadi istri saya dan mendampingi saya selamanya?" Tanya Azka menatap lembut Leesia.

"Cia masih sekolah kak." Ucap Leesia dengan pipi yang memerah.

"Tidak masalah Queen saya akan menunggu kamu siap." Ucap Azka.

"Tapi jangan pernah berpaling dari saya karena kamu hanya milik saya Queen." Lanjut Azka.

"Iya kak." Ucap Leesia dengan malu-malu. Azka terkekeh geli melihat gadis itu. Ia menarik Leesia ke pelukannya lagi.

"I love you Queen." Ucap Azka.

"I love you too kak." Ucap Leesia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Azka.

*****

Jarum jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Leesia telah terlelap tidur, sedangkan Azka duduk di sampingnya. Tangan Leesia selalu menggenggam tangan Azka sehingga lelaki itu tidak dapat pergi kemanapun termasuk ke ranjang miliknya.

"Queen, lepaskan tangan saya." Ucap Azka dengan lirih sambil mengelus kepala Leesia. Leesia hanya menggeliatkan tubuhnya dan justru memeluk tangan Azka dengan erat.

"Gemes banget sih." Ucap Azka tersenyum menatap Leesia. Ia memutuskan untuk memejamkan matanya dengan tubuh yang duduk bersandar di ranjang.

*****

Sinar matahari telah menyinari kota, jarum jam menunjukkan pukul 06.30 waktu Korea. Leesia mulai membuka matanya perlahan. Ia tersenyum ketika melihat tangan kekar yang ia peluk itu, tentu saja milik lelaki yang telah memenuhi hati dan pikirannya. Leesia mendongakkan kepalanya dan menatap Azka yang tertidur dengan bersandar di ranjang.

"Jadi semalaman kak Azka tidur sambil duduk?" Tanyanya pada diri sendiri. Rasa bahagia muncul di hatinya karena Azka yang mau menemaninya meskipun harus tidur dengan tidak nyaman.

Leesia bangun dari tidurnya dan duduk di samping Azka dengan tangan yang masih menggenggam tangan lelaki itu. Leesia tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke arah Azka mencium pipi kekasihnya itu.

Azka membuka matanya dan tersenyum ke arah Leesia.

"Morning." Ucap Leesia membalas senyuman Azka.

"Morning too sayang." Ucap Azka. Lagi-lagi pipi Leesia memerah apalagi setelah Azka memanggilnya dengan sebutan "sayang."

"Kenapa nunduk?" Tanya Azka memegang dagu Leesia karena gadis itu menundukkan kepalanya tak berani menatap Azka.

Protective Boy and Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang